FLORESGENUINE.com- Upaya untuk menggali potensi investasi di Labuan Bajo, Flores terus digalakan oleh pemerintah dan pihak swasta. Berbagai forum bisnis diselenggarakan demi menarik investasi sekaligus guna meningkatkan awareness publik terhadap potensi pariwisata di wilayah ini.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni dengan mempertemukan buyers and seller seperti ajang Komodo Travel Mart 2024 yang digelar di Golo Mori beberapa waktu lalu. Pertemuan ini diinisiasi oleh Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), Nusa Tenggara Timur (NTT) berkolaborasi dengan Kemenparekraf dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).
ASPPI bersama konsorsium asosiasi pariwisata lainnya berhasil menghadirkan 121 buyers baik dari dalam negeri maupun luar negeri seperti Jerman, Singapura dan Malaysia. Para buyers dipertemukan dengan sekitar 62 sellers yang merupakan pelaku parekraf di NTT.
Forum bisnis ini ditargetkan memperoleh nilai transaksi sekitar Rp.30 miliar. Diharapkan forum ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus memperkenalkan visi pembangunan pariwisata Labuan Bajo yang berkelanjutan.
Business forum Komodo Travel Mart 2024 itu sendiri menyoroti pentingnya menjaga dan memanfaatkan kekayaan alam dan budaya secara berkelanjutan. Hal ini ditekankan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo saat memberikan pandangannya dalam forum tersebut.
Sodo menjelaskan bahwa tingkat kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo terus mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dia mengutip data pengunjung per Januari sampai Mei 2024 saja tercatat lebih dari 450 ribu orang atau naik sekitar 14% dari jumlah kunjungan tahun 2023.
Menurut dia, naiknya jumlah kunjungan merupakan peluang besar bagi investasi di Labuan Bajo Flores. Mengutip data, Sodo memaparkan bahwa total investasi Kabupaten Manggarai Barat tahun 2023 mencapai Rp.1,348 Triliun dan realisasi investasi triwulan 1 tahun 2024 sebesar 151,7 Miliar.
Saat ini, sebut dia, pemerintahan daerah sedang dalam proses pengintegrasian dengan system Online Single Submission (OSS) dari Kementrian Agraria dan Tata Ruang (ATR) guna mempercepat proses investasi di Labuan Bajo. Meskipun demikian, menurut Sodo, pemerintah daerah dihadapkan pada beberapa masalah seperti sampah, degradasi lingkungan dan overload tourism sehingga membutuhkan space dan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan.
Sementara itu, Plt Direktur Utama BPOLBF Fransiskus Teguh menegaskan bahwa semua usaha investasi di wilayah ini harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan.Menjaga dan melestarikan lingkungan serta keberlanjutan harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan pariwisata.
“ Pentingnya praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, untuk memastikan bahwa keindahan alam Labuan Bajo Flores tetap terjaga untuk generasi mendatang,” tandasnya.[kis/fg]