FLORESGENUINE.com- Keberadaan pertanian regeneratif dan permakultur berperan penting dalam menciptakan pangan lokal guna mendukung industri pariwisata yang berkelanjutan. Pangan lokal menjadi elemen yang sangat relevan dalam mendukung pengembangan pariwisata.
Dalam konteks pariwisata Labuan Bajo Flores, sektor pertanian memiliki rantai nilai yang sama dengan pariwisata terutama dalam mewujudkan nilai-nilai kekeberlanjutan.
Hal ini diungkapkan oleh Fransiskus Xaverius Teguh, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), pada kegiatan Floratama Learning Center yang digelar pada Jumad, pekan lalu.
Frans menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari cara kita untuk memperkaya pengetahuan dan memahami lebih dalam tentang berbagai aspek pertanian regenerative dan permaculture yang bukan hanya memperkokoh basis pertanian tetapi juga bagaimana penerapan teknologi ramah lingkungan serta mendorong terciptanya pembangunan masyarakat yang lebih holistik dan berkelanjutan.
Kegiatan bertajuk Regenerative Farming, Permaculture and Local Food:A Prospectus for Labuan Bajo Flores, sebagai upaya untuk menciptakan sistem berkelanjutan yang meniru pola dan proses alami.
Dalam praktiknya, permaculture menggabungkan pertanian, kehutanan dan perancangan lingkungan untuk menghasilkan makanan, energi dan kebutuhan lain dengan cara yang ramah lingkungan dan regeneratif.
“ Prinsip utamanya meliputi menjaga bumi, peduli pada manusia dan berbagi hasil secara adil,” ujarnya.
Konsep regeneratif dan permaculture sendiri merupakan pendekatan inovatif yang saling berkaitan dalam mendorong keberlanjutan dan pemulihan ekosistem secara holistik, dimana pengelolaan lahan tidak hanya bertujuan untuk menjaga kualitas kesuburan tanah tetapi juga memperbaiki dan memulihkan ekosistem alam melalui pendekatan desain berbasis alam untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip keberlanjutan, pendekatan ini memungkinkan petani lokal dapat lebih meningkatkan produktivitas pertanian mereka secara berkelanjutan, sambil tetap menjaga kelestarian sumber daya alam yang menjadi daya tarik utama destinasi wisata.
Dia menjelaskan bahwa konsep permaculture berfokus pada desain ekologis, pengelolaan sumber daya yang bijaksana dan pengolahan limbah organik untuk menciptakan sistem pertanian swadaya yang terinspirasi dari ekosistem alam. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara sektor pertanian dan pariwisata, meningkatkan daya saing destinasi, memperkaya pengalaman wisatawan dengan kuliner khas berbasis local food serta mendukung pembangunan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan.
Sementara itu, Mariana Lusia, Dosen Prodi Agroteknologi Universitas Musamus yang juga pegiat permacultur pekarangan dan pemerhati pangan lokal menyebutkan ada dua pengertian yang wajib diketahui dalam permaculture yang bisa diterapkan dalam sistem pertanian.
Ke dua pengertian itu yakni, pertama adalah permanent agriculture di mana pengelolaan pertanian dan peternakan diterapkan untuk meningkatkan kualitas lahan. Sistem ini memberikan hasil tani, pendapatan ekonomi yang berkelanjutan untuk masa depan dan kedua, permanent culture yakni melestarikan, mendukung dan menerapkan sistem kolaborasi dengan budaya dan lingkungan setempat serta tumbuh bersama dalam waktu bersamaan guna menjaga nilai-nilai keberlanjutan dan kemasyarakatan.
Dia berharap permacultural dapat menginspirasi banyak orang sehingga bisa membangkitkan dukungan terhadap pangan lokal secara global. Ia berharap makin banyak orang yang termotivasi untuk menciptakan hutan makanan mereka sendiri.
“ Saya percaya melalui hasil pengolahan pangan lokal yang tepat, pangan lokal akan mampu berjaya di atas tanahnya sendiri dan mampu bersaing secara global.” kata Mariana.
Senada diungkapkan Clementine Pujiati, Chief Technology Officer Karmabumi. Ia mengatakan, tim Karmabumi saat ini sedang mengadakan demonstrasi tentang regenerative agriculture untuk meningkatkan pengetahuan petani di Dusun Compang Golomori sebagai salah satu pilot project yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang melalui sistem pertanian pada lahan kering yang berdampak pada perubahan iklim.
Dia menyebutkan sejumlah pendekatan yang mereka lakukan antara lain membuat sebuah science demonstration. Memberikan pebahaman tentang regenerative agriculture seperti kondisi tanah sangat kering, baik karena perubahan cuaca atau iklim. Dan memperkenalkan tentang regenerative agriculture yang berfokus pada peningkatan berkelanjutan dan kesehatan ekosistem secara keseluruhan.
Sebelum demonstrasi, pihaknya mengadakan research dengan assement untuk mengetahui kondisi tanah dan apa saja kebutuhan dari local community. Secara keseluruhan, pengembangan konsep permaculture tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal dan memberdayakan komunitas petani, tetapi juga memperkuat posisi Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan keunggulan local seperti kuliner, pertanian maupun pelestarian lingkungan secara terintegrasi.
Kegiatan Floratama Learning Center ini diikuti pegawai BPOLBF secara hybrid dan beberapa peserta eksternal Dinas Pariwisata Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor dan Kabupaten Nagekeo serta sejumlah dinas terkait lainnya. *[kis/fg]