PARIWISATA

Ikimeae…Ikimeae…Wadotalo Anae…Taloanae…Heeeikimeae

Penulis: Benny Kasman

WUSS… Hoe… Luar Biasa! Suara-suara decàk wisatawan lokal terdengar mengagumi puncak Wolobobo. Angin sepoi basah mengacak-acak rambut hingga dandanan tak apik lagi. Bergegas mengenakan sarung atau jaket bila tiba getar menggigil kedinginan.

Hand phone (Hp) dan kamera siaga di tangan. Mengabadikan momen selama berada di sini. Masing-masing pengunjung dipenuhi kesibukan merpotret dan bergaya jurus selfie. Aksi ‘ombeng-ombeng’ berfoto dalam grup kecil mengundang kelucuan diselingi senyum dan riuh tawa ngakak menambah suasana rileksasi.

Kegiatan mengambil gambar berlatar objek suguhan alam sesuai minat masing-masing. Semua bermaksud untuk ‘oleh-oleh cindera mata’ dibawa pulang. Tentu saja suatu saat nanti menjadi memori tak terlupakan.

Pengunjung terus datang beregu menjumpai lokasi. Ada wisatawan bule dan lainnya pengunjung lokal dari berbagai daerah. Karena itu tempat ini boleh dibilang “kerumunan suku bangsa internasional”.

BACA JUGA:  KemenPPN Evaluasi Pembangunan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo

Dua pegiat sosial asal Perancis yang tengah melakukan reboisasi di Soa Kabupaten Ngada, Flores, NTT. Istimewa.

Peristiwa alam bisa terekam seperti terlihat awan merayap naik ke puncak gunung Inerie. Lalu melayang bergerak turun terbentang menutupi rumah-rumah warga di lembah dan pucuk-pucuk beragam hutan kayu mengiring sunset.

Persis momen sunset sepertinya memanggil siapa saja yang datang berkunjung untuk bergegas memotret. Pengambilan foto dari titik spot pelataran sepanjang punggung bukit. Kamera dan Hp membidik ke ujung barat memburu matahari merebah ke peraduan malam menjadi kesibukan utama. Menyaksikan keseruan memotret seakan-akan lagi ada “festival lomba fotografer”.

Dan satu lagi gunung Ebulobo (2.128 mdpl, meletus terakhir 1941) terpantau amat terang di timur.Hamparan tanah dari kaki hingga lereng-lereng Wolobobo ditumbuhi pohon-pohon eukaliptus (eucaliptus spp). Atau Warga setempat menyebutnya kayu ‘ampupu’. Tegakan lurus berbaris menambah suasana semarak.Wolobobo telah menjadi salah satu tempat berwisata di kabupaten Ngada-Flores. Berada di ketinggian 1700 mdpl berdaya ‘hipnotis’ melenturkan pikiran-pikiran tegang dan meluweskan diri di kala baper.Perjalanan dari kota Bajawa dengan menggunakan travel umum sambil memutar lagu khas daerah bermusik rap.Salah satunya terdengar ngiang di kepala:Ikimeae…ikimeae…Wadotalo anae…taloanae…Heeeikimeae… (*)

BACA JUGA:  Mengenal Peran BPO Pariwisata Flores

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button