FLORESGENUINE.com– Krisis pangan tengah melanda dunia. Data menunjukkan, puluhan negara di dunia kini terbelit masalah pangan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap, sedikitnya ada 10 negara yang saat ini menghadapi kondisi kelaparan sementara 44 negara lainnya terancam masuk jurang kelaparan.
“Jadi masalah pangan ini adalah masalah dunia, bukan Indonesia saja,” terang Menteri Amran dalam keterangan pers di Kementerian Pertanian, Selasa (27/2/2024).
Menurut Menteri Arman, tingkat produksi pangan negara-negara di dunia juga mengalami penurunan sehingga banyak negara yang mementingkan pasokan dalam negerinya. Hal senada seperti diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu yang menyebutkan ada 22 negara yang saat ini menahan untuk ekspor pangan.
Amran menjelaskan, Negara seperti Thailand, produksi pangannya khususnya padi juga menurunan. Masalah pangan di dunia tidak lepas dari dampak cuaca ekstrem el nino. El nino sendiri merupakan kondisi panas ekstrem dengan minim curah hujan, sehingga mempengaruhi pertanian yang sejatinya bergantung pada air.
Sementara itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memandang fenomena degradasi lahan pertanian ditambah minat orang menjadi petani turut membuat ancaman krisis pangan kian nyata di masa depan.
Kepala Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN, Lilis Mulyani mengatakan, senjakala desa pertanian yang sekarang menjadi topik sangat penting dan relevan dalam pembangunan Indonesia.
Menurut dia, fenomena ini sangat memprihatinkan karena bangsa kita sangat tergantung pada produksi pertanian. Lilis mengatakan, harga beras yang merangkak naik memperlihatkan gejolak di sektor pertanian yang terpengaruh oleh harga-harga global, semisal krisis iklim.
Menurutnya, kini petani di desa-desa mengalami berbagai tekanan yang membuat petani dan generasi muda menjadi berpikir ulang untuk tetap meneruskan penghidupan sebagai petani. Ia menyebutkan jumlah petani terus berkurang mencapai sepertiganya dalam satu decade terakhir.
” Jumlah petani juga hampir berkurang sepertiganya dalam satu dekade terakhir,” kata Lilis.
Indonesia sedang mengalami proses pergeseran struktur sosial dari masyarakat agraris menjadi masyarakat non agraris atau deagrarianisasi. Fenomena deagrarianisasi ini menempatkan pertanian bukan sebagai sektor primer, tetapi telah tumbuh menjadi sektor tersier serta aktivitas non pertanian semakin penting di pedesaan. [kis/fg]