FLORESGENUINE.com- Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas memiliki potensi resiko tinggi. Terutama dalam beraktivitas bahari yang mengandalkan informasi cuaca sehingga Labuan Bajo dijadikan pilot project penyediaan system informasi prakiraan cuaca berbasis dampak.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan ketahanan sektor pariwisata terhadap dampak cuaca ekstrem apalagi berbagai kecelakaan kerap terjadi di destinasi pariwisata. Untuk itu, BMKG berkolaborasi dengan Kemenparekraf merancang sebuah Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (Impact Based Forecast/IBF). Sistem ini diharapkan dapat meminimalisir dampak kecelakaan sektor pariwisata.
IBF merupakan paradigma prakiraan cuaca yang menyertakan informasi dampak dan respon. Sistem ini tidak hanya memprediksi kondisi cuaca, tetapi juga memberikan informasi tentang dampak cuaca terhadap aktivitas wisata.
Informasi ini dikeluarkan pada saat yang dibutuhkan seperti ada potensi cuaca signifikan atau ekstrem yang memberikan dampak dan tidak regular seperti prakiraan cuaca konvensional. Diskusi awal IBF ini telah dilaksanakan beberapa waktu lalu dan akan diikuti pengumpulan data historis dan integrasi data pariwisata seperti kejadian bencana, jumlah pengunjung dan informasi serta analisa guna mengidentifikasi parameter kerentanan, keterpaparan dan bahaya di setiap destinasi wisata.
Berbagai data dan informasi digali melalui Focus Group Discussion Penyediaan Sistem Informasi Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak (Impact Based Forecast/IBF) di sektor pariwisata yang dilaksanakan di Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Labuan Bajo merupakan salah satu DPSP yang masuk destinasi wisata berisiko tinggi khususnya aktivitas wisata di perairan yang kerapkali berpotensi dampak, baik kecelakaan maupun ketidaknyamanan maka perlu diantisipasi secara baik.
“ Kami berharap, sistem ini bisa menjadi bagian dari replikasi sistem IBF yang berhasil dan bisa menjadi contoh untuk destinasi-destinasi lain,” ujar Fransiskus Teguh, Plt BPOLBF.
Dia menambahkan, aspek kebencanaan perlu dikomunikasikan sehingga bisa dikolaborasikan bersama. Kecelakaan yang kerap terjadi sangat berdampak pada reputasi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata yang aman dan nyaman.
Berbagai informasi terkait gangguan atau kecelakaan akan membuat citra dan rating pariwisata Labuan Bajo, Flores secara keseluruhan, dianggap berisiko tinggi. Karena itu, perlu diantisipasi dengan baik sejak dini demi meningkatkan rasa aman dan nyaman.
Sementara, menurut Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardhani mengatakan, BMKG tidak hanya berfokus kepada cuaca tetapi juga memberikan informasi lain seperti tsunami early warning system. Sedangkan untuk prakiraan yang BMKG sediakan adalah prakiraan yang sebetulnya sudah diexpertise atau keahlian oleh forecaster.
“ Untuk prakiraan yang kami sediakan adalah prakiraan yang juga sudah diexpertise oleh forecaster di Labuan Bajo. Kami sudah berkunjung ke stasiun BMKG Komodo untuk berkoordinasi terkait alur penyiapan layanan. Sudah ada informasi background knowledge yang dibuat oleh forecaster BMKG,” ungkap Ida.
Ida menjelaskan, informasi cuaca yang disampaikan BMKG melalui media sosial merupakan salah satu cara BMKG untuk mempermudah akses informasi cuaca agar lebih tepat sasaran, mengingat informasi cuaca sangat dibutuhkan oleh para wisatawan. Wisatawan sangat peduli terhadap kondisi cuaca.
Peluncuran sistem IBF merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata Indonesia. Dengan informasi cuaca yang akurat dan terperinci, diharapkan pariwisata Indonesia semakin berkembang dan berkelanjutan. [kis/fg]