EKONOMI KREATIF

Dekranasda Mabar Dorong Para Penenun Lembor Selatan Berinovasi

FLORES GENUINE- Salah satu tantangan yang dihadapi para penenun di Manggarai Barat yakni kemampuan untuk menjawab kebutuhan  pasar.

Hal ini diungkapkan Wakil Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda ) Manggarai Barat (Mabar), Ibu Melly Weng saat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kelompok tenun Sinar Pagi di Kampung Nandong, Desa Watu Waja, Kecamatan Lembor Selatan, Manggarai Barat, Rabu (28/5/2025).

Ia berharap, para penenun lokal agar berinovasi, terutama bagaimana agar hasil tenunan bisa laku dipasaran. Salah satunya yakni dengan melakukan inovasi seperti bagaimana mendesain kain tenun agar tidak terlalu berat atau lebih ringan agar mudah dibawah ke mana-mana. Apalagi menurut Ibu Melly, kain yang biasa dibeli oleh para wisatawan adalah kain yang ringan, mudah untuk dikemas.

BACA JUGA:  Upaya Tingkatkan Kapasitas Digital Branding Produk UMKM

” Para wisatawan biasa membeli songke Manggarai. Mereka beli kain tenun, tentu bukan untuk kegiatan acara adat. Karena itu, tenun perlu di kemas lebih ringan kecuali kain tenun untuk kebutuhan adat Manggarai,”ujarnya.

Kehadiran Dekaransda ingin melihat dan mendengar secara langsung berbagai persoalan dan bersama-sama penenun mencari solusi bersama agar industri kerajinan tenun di daerah ini bisa lebih baik ke depan. Selain itu, Dekranasda juga ingin memastikan berbagai bantuan yang telah diberikan untuk mendukung peningkatan usaha tenun berjalan baik.

Ia mendorong kelompok  penenun untuk serius menekuni usaha ini dan mengajak para suami untuk selalu dukungan terhadap karya para istri yang berprofesi sebagai penenun. Ia mengimbau para suami agar ikut membantu pekerjaan para istri agar mereka lebih focus dalam pekerjaan sebagai penenun.

Pada kesempatan ini, Dekranasda  menyerahkan bantuan berupa benang bordir yang halus dan berkualitas  kepada kelompok penenun. Ia berharap, kelompok tenun semakin maju. Sementara itu, Erna Ervani Najom, seorang penenun menjelaskan bahwa untuk menghasilkan satu  lembar songke membutuhkan waktu sekitar 3 minggu. Sedangkan  kain semba sekitar waktu 5 hari.

BACA JUGA:  Motif Songke Manggarai,Nilai Filosofi Budaya Tinggi

Ia mengakatan, selama ini kegiatan menenun belum menjadi pekerjaan pokok melainkan pekerjaan sampingan meskipun prospek ekonomi cukup menjanjikan. Keadaan ini karena rata-rata penenun berprofesi sebagai petani sehingga menjelang musim hujan, mereka harus bekerja di sawah atau di ladang. Biasanya berlangsung pada bulan Nopember sampai Mei.

Kelompok tenun juga meminta fasilitas seperti benang dan meter. Selain itu, kelompok penenun juga mengeluhkan masalah harga yang tak menentu. * [Frumen Amas]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button