Bumi Manusia

Buaya Air : Mitos, Nyawa Manusia dan Konservasi Alam

Buaya adalah hewan amfibi yang hidup di air tawar dan air asin. Mereka umumnya ditemukan di sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya. Beberapa jenis buaya muara dapat ditemukan di perairan payau seperti muara sungai bahkan di laut.

Pada umumnya, buaya takut pada manusia sehingga mereka berusaha menghindari manusia terutama jika mereka merasa terancam. Namun, patut diingat bahwa meskipun cenderung takut pada manusia, mereka adalah predator yang berbahaya. Karena itu jangan pernah mencoba mendekati atau mengganggu buaya terutama dihabitat alami mereka.

Beberapa tahun belakangan ini, media massa kerap memberitakan tentang tewasnya sejumlah orang karena dimangsa buaya. Di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu daerah paling rawan terjadinya tragedi kemanusiaan itu. Banyak korban telah berjatuhan akibat dimangsa binatang buas tersebut. Dan tragedi kemanusiaan itu kembali terjadi di Teluk Balauring, Kecamatan  Omesuri. Seorang pemuda asal Desa Leu Wayang tewas mengenaskan, tercabik-cabik buaya.

BACA JUGA:  Panas Bumi Atadei : Kebutuhan Listrik dan Kurangi Dampak Pemanasan Global

Dikabarkan, kala itu pemuda tersebut tengah mencari ikan di laut. Tanpa diduga seekor buaya memangsanya dan menyeretnya ke dalam laut. Pemuda itu pun tewas dengan banyak luka di tubuhnya. Kisah pilu itu pun segera menyebar luas di berbagai kanal media social. Korban akhirnya berhasil ditemukan dan dievakuasi ke kampong halamannya. Namun, nyawanya sudah tak tertolong lagi.

Buaya adalah Nenek Moyang Mereka?

Di kalangan sebagian masyarakat Kedang, buaya dipercayai sebagai nenek moyang mereka. Mereka percaya bahwa buaya tidak memangsa manusia secara sembarangan jika tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Kepercayaan terhadap mitos ini masih cukup kuat dikalangan orang Kedang. Itu sebabnya, membunuh buaya dianggap sebagai tindakan yang salah karena berarti sama dengan membunuh nenek moyang mereka sendiri.

Terlepas dari kepercayaan atas mitos buaya, keberadaan buaya di wilayah Kedang dan sekitarnya menjadi ancaman serius terhadap kemananan dan kenyamaman hidup warga Kedang. Sebagian warga telah mengusulkan kepada pemerintah agar buaya-buaya itu dibasmi saja atau dibuatkan perangkap agar mereka tidak berkeliaran di alam bebas.

BACA JUGA:  Pohon Malapari Tanaman Hijau Abadi, Sumber Energi Terbarukan

Hingga kini aspirasi warga itu belum ditanggapi secara serius oleh pemerintah daerah atau pihak yang berwenang. Harap maklum, karena selain memiliki wilayah yang luas, topografi Kedang khususnya kawasan pesisir pantai yang juga sulit dijangkau apalagi untuk mengidentifikasi keberadaan buaya-buaya itu.

Meski begitu, bukan berarti pemerintah dan masyarakat harus berpasrah diri. Tanpa melakukan apa-apa untuk mengurangi atau menghilangkan sama sekali tragedi demi tragedy yang menimpah manusia.

Dari informasi, ada beberapa kawasan pesisir yang telah lama disinyalir sebagai tempat tinggal buaya atau sekurang-kurangnya menjadi lokasi berkeliaran buaya. Adapun wilayah atau desa-desa yang diindentifikasi sebagai lokasi berkembangbiak buaya yaitu:

Desa Atanila dan Desa Weilolon di Kecamatan Omesuri. Dua desa ini sudah lama diketahui menjadi tempat berkeliar buaya. Ini ditandai dengan beberapa kali buaya menyerang manusia saat warga sedang mencari ikan di laut terutama pada malam hari. Selain di dua desa ini, Desa Balauring di teluk Sawarlaleng juga disebut-sebut sebagai tempat buaya. Sementara itu, di Kecamatan Buyasuri, terdapat beberapa desa menjadi sarang buaya seperti Desa Bean, Desa Rumang, Desa Tobotani dan Desa Kalikur WL.

BACA JUGA:  Mengenal Sistem dan Proses Pemilihan Paus Baru Gereja Katolik

Melihat peta penyebaran buaya ini, dapat diduga hampir seluruh kawasan pesisir Kedang terdapat buaya. Pada umumnya, buaya-buaya itu tinggal di muara-muara sungai kecil yang menfalir ke laut. Jadi, bisa dibayangkan, berapa banyak buaya yang kini berkeliaran di alam bebas di wilayah Kedang dan sekitarnya. *[red/fgc]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button