EKONOMI KREATIF

Berkolaborasi dengan Investor, IID Dorong Inisiatif Restoratif dan Berkelanjutan

FLORESGENUINE.com- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) menggelar Impact Investment Day (IID) di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara (NTT), 7-8 September 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024. Mengusung tema “Championing Sustainable and Restorative Initiatives in Indonesia”, IID bertujuan mendorong inisiatif restoratif dan berkelanjutan dengan menghubungkan para inisiator dengan investor dan pemangku kepentingan lainnya.

Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ari Sudijanto mengatakan, kolaborasi bersama para pemangku kepentingan dan kebijakan menjadi salah satu prasyarat utama untuk terus memberikan solusi global bagi permasalahan perubahan iklim, ekonomi restoratif dan pembangunan berkelanjutan.

Melalui IID ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi upaya bersama dalam mengatasi masalah perubahan iklim dan pembangunan yang berkelanjutan. Senada diungkapkan Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid. Menurut Rasjid, ada dua tantangan dalam pengembangan ekonomi restoratif dan berkelanjutan di Indonesia yaitu kesenjangan investasi dan kebijakan yang masih terbatas.

BACA JUGA:  Pemerintah Daerah Manggarai Barat Mesti Buka Ruang bagi Pasar UMKM Lokal

Mengacu laporan terbaru dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Indonesia diperkirakan butuh Rp892 triliun hingga 2045 untuk melaksanakan strategi ekonomi restoratif di berbagai sektor secara efektif.

“ Untuk mengatasi kebutuhan tersebut, kita harus mendorong impact investment dan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Hal ini perlu didukung oleh kebijakan yang bisa menarik minat investor untuk berinvestasi yang memberikan dampak berkelanjutan pada masyarakat sekitar, lingkungan dan juga bisnis,” ujarnya.

IID dirancang sebagai wadah untuk menghubungkan penggerak dampak (impact drivers) seperti perusahaan sosial, organisasi komunitas dan LSM. Dengan pendukung dampak (impact enablers) termasuk investor, donor dan organisasi filantropi.

Melalui IID, Kadin Indonesia bersama YBLL menyorotkan sejumlah inisiatif dan kolaborasi inisiatif restorasi dan keberlanjutan, khususnya di daerah-daerah terluar dan terdepan dengan penekanan khusus pada potensi yang belum dimanfaatkan di Indonesia Timur.

BACA JUGA:  Paus Fransiskus Desak Seluruh Dunia Melindungi Lingkungan

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia dan Dewan Pengarah IID, Bambang Brodjonegoro mengajak dunia usaha  untuk melihat melampaui kepatuhan dan merangkul ESG sebagai katalis inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan.

SAMSUNG CAMERA PICTURES

“ Ini bukan lagi tentang memenuhi standar minimum, tetapi tentang memimpin perubahan dan menciptakan nilai jangka panjang bagi bisnis, masyarakat dan planet tempat kita hidup.” imbuhnya

Chairperson YBLL, Monica Tanuhandaru menambahkan, pengalaman YBLL dengan bambu telah mempengaruhi pendekatan IID. Dia mengatakan, dalam IID, pihaknya menerapkan pembelajaran dengan memprioritaskan proyek-proyek dengan memanfaatkan potensi alam lokal NTT.

Ia juga menekankan rantai nilai terintegrasi dan fokus pada pembangunan kapasitas masyarakat serta penciptaan pasar untuk produk berkelanjutan. Pendekatan holistik ini menjadi blueprint bagi IID dalam memberdayakan impact driver dan menghubungkan mereka dengan pasar yang lebih luas melalui impact enabler.

Kegiatan IID 2024 ini juga diisi dengan rangkaian  kegiatan sharing, workshop dan matchmaking yang mempertemukan inisiator dan investor.  IID membahas peran pembangunan berkelanjutan dalam masa depan ekonomi dan lingkungan Indonesia Timur dengan menghadirkan para ahli dan pemimpin pemikiran antara lain Boon Heong Ng (CEO Temasek Foundation), Dr. Joko Tri Haryanto (Direktur BPDLH) dan Stela Nau (pendiri NTT Muda).

BACA JUGA:  Berikut 5 Orang Penguasa Batu Bara di Indonesia dengan Kekayaan Spektakuler

Selain itu, pada sesi lainnya diberikan kesempatan praktis bagi peserta untuk mempelajari cara mengembangkan inisiatif berorientasi dampak, yang difasilitasi oleh Leverate Group dan Impact Investment Exchange. Selanjutnya, sesi IID Pitch and Matchmaking adalah sesi khusus di mana para inisiator yang terkurasi dipasangkan dengan panel investor dan impact enabler potensial.

Sejumlah impact drivers yang turut berpartisipasi antara lain, BambooCoop, EcoNusa Foundation, Jaga Semesta, Javara, Krealogi, Spedagi, Tiga Pilar Pertiwi, TORAJAMELO, Blue School, dan beberapa impact entrepreneurs dari program Bangun Wirausaha Perempuan Berdaya (BUILD) dari Angin Foundation yaitu Kalara Borneo, Riles Lestary, Tenun.In dan Timor Moringa. [kis/fg]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button