BUMI MANUSIA

Caritas Keuskupan Labuan Bajo Salurkan Bantuan untuk Korban Gunung Lewotobi

FLORESGENUINE.com- Caritas Keuskupan Labuan Bajo menyalurkan bantuan untuk para korban erupsi Gunung Lewotobi di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Rabu (20/11/2024).

Kordinator posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo, Romo Yuvensius Rugi saat melepaskan rombongan aksi kemanusiaan mengatakan, posko Caritan Kesukupan Labuan Bajo dibentuk tanggal 8 November 2024 lalu. Pembentukan posko ini sebagai bentuk kepedulian Keuskupan Labuan Bajo untuk membantu para korban letusan gunung api Lewotobi.

Dia menyebutkan, posko dibuka bagi umat dan masyarakat untuk memberikan dinasi atau sumbangan bagi pata korban baik berupa finansial dengan membuka rekening khusus maupun dalam bentuk natura berupa sembako dan bahan pakian.

Posko dibuka bekerjasama dengan paroki-paroki, biara dan lembaga-lembaga pendidikan se keuskupan Labuan Bajo.

“ Banyak orang terketuk hatinya, baik kelompok maupun pribadi sebagai ungkapan kasih mereka untuk korban Lewotobi,” ujarnya.

Selain umat dan masyarakat Keuskupan Labuan Bajo, bantuan donasi juga datang dari wilayah lain seperti Jakarta yang menyalurkan bantuan mereka malalui Caritas Keuskupan Labuan Bajo. Selain itu, bantuan juga datang dari luar negeri seperti dari sekelompok warga Swiss yang peduli dengan situasi di Larantuka.

“ Mereka juga telah menyalurkan kasih via posko Caritas Keuskupan Labuan Bajo,” tambahnya.

BACA JUGA:  Tapak-Tapak Undur Proyek Geothermal Wae Sano

Adapun Janis bantuan yang disalurkan ke Larantuka antara sembako dan pakaian. Sebanyak dua ton beras, pakaian yang sudah disortir berdasarkan usia yakni pakaian untuk anak-anak, pakaian pria dewasa dan pakaian untuk wanita dewasa sebanyak 28 karung. 80 dos mie, 50 dos air mineral, 6 minyak goreng, 1 karung masker dan 5 dos sabun mandi.

Selain itu, posko juga akan memberikan dukungan berupa uang dengan rincian Posko Caritas Larantuka sebesar Rp75.000.000 untuk Biara SSPS wilayah bagian Timur Rp. 50.000.000 dan untuk Seminari Hokeng Rp50.000.000.

Sementara itu, Uskup Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus mengatakan, perjalanan Gereja adalah perjalanan solidariotas, perjalanan kemanusiaan, perjalanan perjumpaan.

“ Kita bersyukur dan berterima kasih karena antusiasisme yang luar biasa dari berbagai macam kalangan, berbagai macam elemen, umat kita dari paroki-paroki, kelompok kategorial yang kita bisa lihat sendiri antusiasisme itu mengalir sangat deras bahkan dalam waktu yang sangat singkat,” ujarnya.

BACA JUGA:  Menyelaraskan Pertanian, Ekosistem dan Ekonomi Keluarga
Uskup Labuan Bajo, Mgr Maksimus Regus saat melepaskan tim caritas membawa bantuan untuk korban gunung Lewotobi. (foto : ist)

“ Peristiwa di Lewotobi bagi kita akan menjadi bagian dari refleksi kita bersama bahwa bencana itu menjadi bagian dari persoalan bersama. Tanggap bencana kemudian peka terhadap berbagai macam persoalan ekologis sebagai hal yang luar biasa yang butuh perhatian kita bersama ke depan,” ujar Uskup Maksimus.

Menurut Uskup Maksi, kita tidak membayangkan ternyata letusan erupsi gunung lewotobi mempengaruhi kita juga di Labuan Bajo. Mobilitas orang masuk dan keluar terhambat karena ditutupnya Bandara Komodo dan sebagainya.

Uskup berharap agar tidak ada lagi bencana yang lain. Bencana ini akan menjadi bagian dan perhatian kita bersama bahwa keberpihakkan kita terhadap lingkungan itu menjadi salah satu pilihan dan kewajiban kita untuk menjadi bagian dari gerakan-gerakan pastoral kita bersama kedepan.

BACA JUGA:  Sekilas Sejarah Kepausan dan Alasan Umat Katolik Sangat Menghormati Paus

“ Mudah-mudahan gerakan ini terus berjalan menjadi gerakan kita bersama di Keuskupan Labuan Bajo,” imbau Uskup Maksi. [vin/fg]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button