FLORESGENUINE.com- Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf)/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Bapekraf) Angela Tanoesoedibjo mempromosikan investasi di kawasan destinasi pariwisata baru Parapuar di Labuan Bajo kepada para peserta Komodo Travel Mart (KTM) 2024.
Kawasan Parapuar adalah lahan yang dikelola oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk meningkatkan sektor pariwisata di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP). Beberapa skema yang pemerintah dorong guna meningkatkan pariwisata antara lain melalui skema Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau melalui kawasan yang dikelola oleh badan otorita.
Kawasan Parapuar mempunyai luas 400 hektar. Dari luas lahan berstatus Hak Pengelolaan Lahan (HPL) tersebut, sekitar 129 hektar telah dinyatakan clean and clear status tanahnya sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembangunan dan investasi.
“Ada 400 hektare lahan yang dikuasakan melalui HPL dan ada skema 129 hektare sudah clean and clear, jadi besok lusa bisa datang sebagai investor dan ada lahan yang kita bisa kelola,” ujarnya.
Wamen Angela menyebutkan, kepastian lahan menjadi jaminan bagi para investor untuk dapat dapat membangun dan mengembangkan kawasan pariwisata terpadu Parapuar, Labuan Bajo. Dalam pengembangan kawasan ini, Kemenparekraf dan BPOLBF selalu membuka peluang kerja sama bagi investor baik investor asing, nasional maupun investor local untuk berinvestasi dengan prinsip mengembangkan kawasan pariwisata yang berkelanjutan dan berbudaya.
Sementara itu, Plt Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Teguh mengatakan, pengembangan kawasan pariwisata Parapuar mengedepankan keberlanjutan dan social budaya local. Karenanya, kelestarian lingkungan, keseimbangan antara ekologi, sosial, budaya dan ekonomi benar-benar harus hadir di Parapuar, Labuan Bajo sebagai destinasi wisata untuk hari ini dan masa mendatang.
Tercatat hingga saat ini baru ada dua investor yang telah berkomitmen menanamkan modalnya di lahan otorita Parapuar senilai 16.2 juta dolar AS. Dia investor itu yakni Dusit Internasional dan Eiger Indonesia. Ke dua investor melihat Parapuar miliki bisnis yang prospektif. [kis/fg]