BUMI MANUSIA

Derita Warga Desa Watu Galang Belum Berakhir Meski Sudah Diterangi Listrik

FLORES GENUINE- Warga Desa Watu Galang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), kini boleh bersukacita karena listrik yang merupakan salah satu kebutuhan dasar kehidupan sudah terpenuhi.

Warga Desa Watu Galang yang terdiri dari dua kampung yakni Nara dan Lokot saat ini boleh bergembira karena mereka sudah bisa menikmati listrik. Warga dua kampung yang terletak hanya sekitar 2-3 kilometer dari jalan raya trans Labuan Bajo-Ruteng itu baru sekitar dua bulan menikmati penerangan listrik.

Ya, sekitar dua bulan lalu, jaringan listrik baru masuk ke desa ini. Desa yang adalah hasil pemekaran dari desa induk, Golo Desat ini memang selama ini masih hidup dalam gelap. Warga setempat masih menggunakan lampu pelita, lilin atau mesin genset/generator, hasil usaha secara swadaya oleh warga setempat.

BACA JUGA:  Ribuan Orang Ikut Prosesi Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara

Tak heran, jika kehadiran listrik disambut dengan perasaan sukacita dan kegembiraan. Meskipun begitu, penderitaan warga di desa ini seakan belum juga berakhir. Masuknya jaringan PLN ke desa ini, tidak serta merta mengakhiri penderitaan warga. Ini karena akses jalan yang menghubungkan desa ini dengan desa-desa di sekitarnya masih dalam kondisi yang memprihatinkan.

Ruas jalan yang menghubungkan jalan utama atau jalan raya dan desa-desa disekitarnya relatif buruk atau rusak parah. Beberapa tahun lalu, jalan yang menghubungkan desa ini pernah diaspal namun kini kondisi jalan itu kian parah. Di beberapa titik telah mengalami kerusakan yang cukup parah.

Jaringan listrik yang terpasang di Desa Watu Galang. (Foto : Floresgenuine)

Keadaan ini tentu saja sangat menghambat mobilitas warga dan angkutan barang. Warga yang berkendaraan di jalaur ini mesti ekstra hati-hati. Janji pemerintah untuk memperbaiki jalan itu pun masih sebatas janji saat kempanye pilkada atau pun pileg. Namun realisasinya, ibarat jauh api dari panggang.

Bagi warga Nara dan Lokot, jalan dan listrik adalah dua kebutuhan yang sangat vital. Jika kedua kebutuhan dasar ini diabaikan, tentu berdampak buruk bagi kemajuan dan kesejahtraan masyarakat terutama menghambat roda perputaran ekonomi masyarakat.

BACA JUGA:  Ini Alasan BBM Langka dan Antrean Panjang Kendaraan di Labuan Bajo

Sampai kapan warga Desa Watu Galang bias keluar dari kesulitan hidup terutama akses jalan yang baik hingga menikmati kesejahtraan? Entahlah. Tapi yang pasti, warga di dua kampung itu sangat mengharapkan uluran tangan pemerintah sebagai penyelenggara pembangunan. Warga tentu ingin hanya mendengar janji-janji manis di waktu pileg atau pilkada. [red/fgc]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button