
Tarsan-Tarsi Ande, buktikan mimpimu. Demikian lintas simpul dari penggalan kotbah Pater Frans Ndoi, SVD dalam misa syukur pelantikan Bupati Ande Agas dan Wakil Bupati Tarsi Sjukur, Senin (3/3/2025). Akronim Tarsan saya pungut untuk judul tulisan pendek ini.
Perayaan syukur yang dimeriah koor gabungan Pesparani berlangsung di Lodos, Desa Bangka Kantar, Kecamatan Borong, Manggarai Timur.Banyak umat hadir.Semua kursi terisi. Termasuk Sipri Habur, salah seorang tandem, Bapak Ande-Tarsi Sjukur, pada pilkada kali lalu.Ada 17 imam yang ambil bagian dalam perayaan syukur tersebut. Pater Frans Ndoi, SVD, bertindak sebagai konselebran utama.
Relasi Pater Frans Ndoi, SVD dengan Bupati Ande Agas terjalin cukup lama. Sejak Bapak Ande belajar di SMA Muhammadyah Ende.Dan Pater Frans sebagai guru mata pelajaran agama.Relasi tersebut terawat dalam pematang perjuangan.Terakik pada setiap petak-petak perhentian.
Perjumpaan berkesan guru dengan murid itu berulang di Mukun. Pater Frans Ndoi, SVD,undang Bapak Ande untuk misa di sana. Di sela-sela perjumpaan itu, Pater Frans Ndoi, SVD, mengingatkan agar yang pimpin misa syukur pelantikankelak adalah dirinya. Padahal pencoblosan belum berlangsung. Masih lama. Dan Bapak Ande-Bapak Tarsi Syukur belum terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati Manggarai Timur.
Meski demikian, Bapak Ande menyetujuinya. Sebab hal itupermintaan darisang mantan gurunya. Permintaan tersebut juga sebentuk wasiat bagi Bapak Ande- Tarsi Sjukur bakal menang dalam pentas penuh tegangan itu.Itu sebabnya ketika menang dan dilantik 20 Pebruari 2025 lalu, Bapak Ande, ingat akan “wasiat” Pater Frans Ndoi, SVD. Ingat akan permintaannya sekaligusmenugaskan beliau pimpin misa syukur.
Menyitir Luk: 4; 1-13, Putra Mukun ini menggarisbawahi kata kunci pada nas suci tersebut, “ada tertulis”. Kutipan tersebut sebenarnya refrain jawaban terhadap tiga jenis cobaan setan kepada Yesus ketika berpuasa selama 40 hari.
Pater Frans dalam tilik pastoralnya menyatakan, di masa kepemimpinan, Mekas Ande dan Mekas Tarsi, sadar atau tidak, segala macam bentuk godaan pasti datang silih berganti. Bertubi-tubi dan tak kenal waktu. Bukan hanya tiga kali sebagaimana lukisan Injil, tetapi berlipat-lipat. Entah dari para kadis, para tim sukses, warga yang tidak memilih, pun godaan dari elemen lain. Menangkis godaan tersebut, saran Pater Frans, selalu pulang dan menguncinyadengan petikan suci Luk: 4; 1-13. ”Ada tertulis”
“Ada tertulis” dalam konteks pelayanan pemerintahan adalah awasan, alarm. Peringatan untuktaat asas. Taat hukum. Taat regulasi. Sejumlah aturan juknis dan juklak selalu tertulis. Hanya menaati regulasi, Mekas Ande dan Mekas Tarsi, luput dari manufer sang penggoda. Bebas dari kelaliman pihak-pihak munafik.
“Ada tertulis” juga imperatif moral dan cemeti. Ada spirit dan energi dorongan. Ada harapan dan doa agar komitmen dalam mengabdi. Membawa rakyat Manggarai Timur lebih maju, makmur dan sejahtera. Itulah mimpi bersama di rumah impian Manggarai Timur.Dan kepada Bupati Ande dan Wakil Bupati Tarsi Sjukur, rakyat sudah mandatkan agar apa yang diharapkan dan “dijanjikan” bisa terwujud. Masyarakat bisa merayakan pembangunan dan Mekas Ande dan Mekas Tarsi tulus melayani.
Pada bagian lain, Pater Frans Ndoi, SVD, menyarankan kepada,Mekas Ande dan Mekas Tarsi, untuk belajar dan mencontohi ethos pelayanan pada sosok Tarsan dalam film layar lebar produksi tahun 1912. Film tersebut berkisah tentang sosok Tarsan yang serba miskin, terbatas,dan berkekurangan. Namun dalam “ketiadaan” itu, Tarsan, selalu siap membantu dan melayani sesama makhluk yang membutuhkan pertolongannya.`
Demikian, Mekas Ande dan Mekas Tarsi, hendaknya selalu siap melayani sesama. Menolong banyak warga. Durasi waktu lima tahun ke depan periode 2025-2030, diharapkan bisa berarti bagi masyarakatnya. Harapan tersebut tidak berlebihan, karena Manggarai Timur punya pemimpin yang tepat. Pemimpin arif dan bijak. Punya Tarsan-Tarsi dan Ande.
Anti Kemiskinan
Bupati Ande dalam sambutannya mengakui jika dirinya terlahir dari keluarga miskin. Keluarga tak punya. Keluarga yang hanya mengandalkan raga untuk berladang. Menggauli cangkul dan mengakrabkan tanah. Namun di setiap perhentian dan napak tilas juang menghantarnya bebas dari belenggu yang menyiksaitu. Meski capaian-capaiannya itu tak lepas dari cibir sinis.Tak luput dari umpatan.Tak usai dari kata nista yang menyiksakan jiwa.
“Parade luka” itu bukan hanya ketika sedang merawat harap di Ruteng atau ketika menapak jejak di tanah karang. sana. Lebih menjijikan ketika bertarung di arena pentas pilkada. Saban hari Bupati Ande, dihujat, dicemooh dinafikan dan dinistakan.
Santunnya, Bapak Ande, tak pernah terusik. Ia diam dan mengabaikan semuanya. Bahkan Bapak Ande tetap berbuat baik terhadap mereka-mereka itu. Seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Sebab bagi Bupati Ande yang bermasalah bukan dirinya, tetapi dia yang mengeluarkan kata-kata kasar tak beradab itu. Bupati Ande mendefinisikan diamnya dalam pesan berisi ini. “Jika orang yang kamu lukai masih baik terhadapmu, bukan berarti dia lemah, tapi karena dia sadar level moralnya lebih tinggi di atas kamu”
Sosok Bupati Ande yang sederhana, pergaulan tak berjarak menjadikannya cerdas mengelola emosi. Pandai merapatkan rasa.Terukur menghadap tantangan.Ia menutup telinga terhadap ulah yang membuatnya terluka pun kata yang mengiris rasa. Mekas Ande selalu percaya dan menatap ke masa depan. Karena baginya,” Kita tidak dapat mengubah masa lalu. Yang bisa kita lakukan adalah menciptakan masa depan dengan belajar pada kekilafan masa lalu”.
Baginya miskin bukan takdir, tapi pilihan. Karena pilihan mengharuskannya terus belajar, berjuang mengikis tuntas kemiskinan itu. Dan itu ia buktikan. Bukan secara instan seraya melapangkan telapak tangan menanti durian runtuh. Sebaliknya, Mekas Ande berjuang keras sambil memohon kekuatan Ilahi.
Dalam lembar juang dan moment tepat, akhirnya semua terjawab dan terpenuhi. Mendapat kepercayaan dari masyarakat Manggarai Timur untuk dua periode jadi wakil bupati dan dua periode jadi Bupati. Suatu pencapaian langka dan spekatakuler untuk anak seorang petani miskin.
Anak miskin melayani sesama miskin di Manggarai Timur adalah panggilan sekaligus tantangan. Apalagi kemiskinan rakyat Manggarai Timur masih menjadi momok yang menyesakkan pelayanan. Tapi justru di sinilah adrenalinnya dipacu dan komitmen dipertaruhkan. Dalam spirit yang demikian Mekas Ande mengajak ,“kecangkan ikat pinggang,”
Namun mengentas kemiskinan bukan hanya tugas pemerintah melainkan tugas bersama masyarakat Manggarai Timur sendiri. Pemerintah dengan caranya, sedang masyarakat harus ubah maindset kemiskinan sebagai takdir. Dengan itu pemerintah dan masyarakat bangkit berjuang terus menerus memerangi kemiskinan di wilayah Manggarai Timur ini.
Langkah konkretnya adalah efisiensi dan efektivitas anggaran sebagaimana ditegaskan Presiden Prabowo. Program tepat sasaran.Karena itu gusur belanja-belanja yang tidak perlu.
Perjalanan dinas disunat, pertemuan bernuansa boros dihentikan. Termasuk pengadaan mobil baru untuk bupati, wakil bupati, dan pimpinan DPRD Manggarai Timur ditiadakan. Lebih ekstrem lagi, Bupati Ande bertekat tidak menempati rumah dinas. Jika dimungkinan rumah dinas dikontrakkan untuk mengurus makan siang gratis bagi 67000 siswa-siswi di Manggarai Timur.
Butuh 40 M
Selain itu Bupati Ande bertekat mendapatkan dana 40 M untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Sebab pada tahun ini pemerintah pusat tidak mengalokasi dana di bidang pelayanan tersebut. Sementara salah satu program utama Bupati Ande-Wakil Bupati Tarsi Sjukur, adalah ketersediaan infrastruktur jalan dan jembatan di sentra jalur sosial ekonomi masyarakat. Bagi Mekas Ande, naïf dan memalukan, jika janji politik tersebut tidak diwujudkan.
Dari mana sumber dana 40 M untuk menjawabi janji politiknya? Hemat saya tidak perlu ragu dan menggugatnya. Mekas Ande dan Mekas Tarsi tahu caranya. Pandai siasati kendala itu. Keduanya bakal berjuang matian-matian untuk penuhi. Termasuk pinjam pada pihak ketiga seperti Bank NTT. Namun pinjaman pihak ketiga jadi pilihan terakhir jika jalan lain pada buntu.
Pada bagian lain Bupati Ande menugaskan Ketua dan Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Manggarai Timur untuk segera bentuk koperasi ternak. Koperasi tersebut bertujuan memfasilitasi kegiatan ibu-ibu. Kegiatan utamanya beternak babi, ayam kampung dan ayam petelur. Produktivitas dari ternak yang dikembangkan tersebut bertujuan menjawabi kebutuhan makan siang gratis bagi siswa-siswi di Manggarai Timur.
Selamat bertugas bapak berdua. Abaikan suara laknat di pinggir jalan. Teruslah berbuat baik untuk tanah pusaka Manggarai Timur. Tuhan memberkati. *
Penulis adalah pegiat literasi, Sekretaris Partai Perindo Manggarai Timur