OPINI

Setelah Pesta itu Berlalu

Oleh : Kanis Lina Bana*

Setahun terakhir ini, kita “tergiring” dan “tercebur” dalam pesta akbar bernama demokrasi.  Masing-masing kita dengan lantang bergelora menyatakan  dukungan terhadap paslon yang kita jagokan.  Lebih heboh lagi mereka yang menyatakan diri  relawan, tim sukses dan  lingkaran satu. Pun  sejumlah oknum  umbar diri   penting dan dipentingkan.  Mereka itu, bicara tentang junjungannya tak kenal titik.

Khusus kita di Manggarai Timur ritus lima tahunan tersebut bererat dengan pemilihan bupati dan wakil bupati untuk menakhodai tanah Lawelujang ini. Juga memilih Gubernur-Wakil Gubernur NTT.

Antara  Pilgub NTT dan  Pilkada Manggarai Timur berbeda nuansanya. Aroma Pilgub NTT masih mewariskan  tegangan yang sama. Pilgub NTT terasa pertarungan Pilpers. Sebab parpol pengusung  hampir bertindih tepat. Jadi Pilgub NTT masih “adonan”  pilpres. Tidak heran skenario plus kontribusi politisi pusat  terhadap Pilgub NTT  amat kental dan mendominasi.

Sementara Pilkada Manggarai Timur  memperlihatkan fenomena baru. Meski semuanya wajah lama  alumni  Lehong sana, tetapi  isu yang “dipertontonkan” selalu bertentangan.  Yang satu menyatakan dengan telanjang giat kiat yang sudah dilakukan dan akan dilanjutkan.  Bagaimana mumetnya  berhadapan dengan gempuran penyakit global merk Covid-19  yang berlangsung dua tahun itu.  Betapa tegang dan  pontang pantingnya ketika berusaha menjegal agar virus laknat itu tidak meluas.

Konsekuensinya  rasionalisasi anggaran menjadi keharusan untuk menggerakkan semua elemen terlibat kepung bersama agar  serangan virus itu dihentikan.  Meski demikian beberapa sentra pelayanan   dan pembangunan fasilitas publik  tetap jalan. Bahwa ada keterbatasan, ya tetapi alternatif solutif berjalan sesuai porsinya.  Maka tagline “Pande ata Mese’n”   sesungguhnya mengguratkan arfimasi pesan kuat; sudah berbuat, sedang berbuat, dan akan berbuat.

Paslon lain   menempatkan Manggarai Timur  masih stagnan. Belum ada perubahan. Masih compang-camping. Buruk semua seraya menyatakan akan bangun tuntas.

Pertentangan serupa ini di panggung politik menjadi bumbu-bumbu penyedap guna menyedot simpati. Menggarap massa dan mendamba empati. Tentu ini tidak salah, hanya kurang tepat. Yang seharunya  dikedepankan adalah akhlak politik yang mencerminkan ethos pelayanan kepada masyarakat publik. Gagasan-gagagasan brilian bagaimana meretas  kemampaten di wilayah ini. Bagaimana membangun masyarakat sejahatera dan berkeadilan.

BACA JUGA:  Lagi, Oknum Anggota KPPS Ditetapkan Sebagai Tersangka Tindak Pidana Pemilu

Pendek kata ide cerdas yang sanggup menguliti luka borok wilayah kita Manggarai Timur ini.  Bukan sebaliknya memerlihatkan kedangkalan berpikir, mengentengkan kiat  sehingga cenderung menafikan yang lain. Lebih suka  aplod gagasan-gagasan abstrak tanpa pijakan analisis yang mumpuni.

Manifestasi perjuangan politik yang dimainkan para seteru dan kru-kru pendukung sebagaimana digambarkan di atas  telah mengabaikan norma-norma susila warisan leluhur kita. Mengangkangi  budi pekerti  seraya memperlihatkan lensa pedang  “kanibalisme”. Sarkastis seolah-olah menjadi embun pagi yang menyegarkan, tanpa ada rasa bersalah.  Melukai, mencidrai bahkan mengunggah  wilayah privacy seolah-olah kegemaran dan bakat baru.

Apakah ini tanda kemajuan demokrasi kita di Manggarai Timur? Ataukah kita justru sudah terinfeksi  virus amnesia sosial dan budaya? Entahlah. Yang jelasnya dari fenomena ini  kita tidak pandai lagi menempatkan kearifan budi dan pesan bestari dari pendahulu-pendahulu. Kita  cenderung melumat dalam inklinasi  perjuangan yang sesaat sifatnya.

BACA JUGA:  Mgr. Budi Kleden : Jawaban Doa Umat dan Perutusan Baru (1)

Di atas semuanya itu. Di jedah ini dan ke depannya. Meski  terlanjur jauh karena fanatisme  terhadap kandidat paslon kita masing-masing, kita sampai pada simpul peradaban yang sama. Bahwa 27 Nopember 2024 sebagai hari pengadilan itu sudah berakhir. Bapak Agas Andreas-Tarsi Sjukur mendulang suara tertinggi dan pemenang pada pentas Pilkada Manggarai Timur. Kedua bapak  ini akan menakhodai rumah kita bersama Manggarai Timur selama lima tahun ke depan.  Keduanya bakal bekerja,  membangun daerah dan kita rakyat Manggarai Timur.

Bahwa sebelum-sebelumnya kita berada pada pihak yang kurang bersalera mendukung paslon AKUR itu hak politik kita masing-masing. Sebaliknya pendukung AKUR, tentu dan selayaknya merayakan  kepuasan emosi politik. Tetapi di titik simpul fakta berdemokrasi  kita mesti  sampai pada kesadaran, Bapak Ande dan Bapak Tarsi adalah  bapak kita semua roeng  Manggarai Timur. Cau Landuk Manggarai Timur. Pucuk pimpinan tertinggi  Manggarai Timur.  Keduanya dimandatkan untuk mengurus kebutuhan fasum dan fasus seluruh masyarakat Manggarai Timur.

BACA JUGA:  AMMTC Bahas Terorisme Internasional dan Penegakan Hukum

Karena itu, marilah kita rajut kembali  persaudaraan yang mungkin selama proses pilkada ini retak karena perbedaan pilihan.  Kita tenun kembali lembar-lembar kebersamaan  yang mungkin selama ini  terlempar jauh  dari  ingatan kita.  Jika ada kata yang mengiris rasa dan tutur ucap yang membuat kita terluka, marilah kita saling memaafkan. Biarlah kasih saling mengakik dan cinta bersahut mesra dalam kebersamaan.  Sebab semuanya telah berlalu. Kita kubur dalam dalam dan melupakan semuanya. Kita tetap bersaudara, penghuni rumah yang sama, Manggarai Timur.

Karena itu kita semua  terpanggil dan bersama-sama mendukung bapak berdua untuk bekerja membangun Manggarai Timur. Melunasi semua  harap, impian, dan cita-cita kita bersama.  Jika ada kilaf kita kontrol dengan santun  tapi bukan menggurui apalagi memfitnahnya.  Jika ada hal yang perlu kita sampaikan kita omong dengan kedua bapak kita ini, tapi bukan omong tentang keduanya.

Marilah Kita satukan ujud intensi dan dukungan bagi bapak berdua ini. Biarlah ruang pengabdian lima tahun ke depan ini menjadi larik-larik ibadahnya. Sehingga pande ata mese’n  sungguh-sungguh membumi dan menyapa kita semua. Dengan itu  perahu Manggarai Timur ini tidak retak dinding-dindingnya. Selamat bertugas bapak berdua. Sukses selalu. Kami mendoakanmu.  (*)

Penulis Sekretaris Partai Perindo Manggarai Timur

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button