OPINI

Menggagas Pengembangan Sport Tourism Labuan Bajo

Oleh : Yakobus S Muda*

Labuan Bajo memiliki keunggulan kompetitif subtitutif dalam pengembangan sport tourism skala Internasional. Sarana olahraga standart internasional adalah variable kunci pengembangan destinasi di darat Labuan Bajo.

Sebagai destinasi wisata yang memiliki daya tarik kelas dunia, variabel sarana olahraga internasional memiliki keunggulan kompetitif sekaligus subtitutif. Maksud keungulan kompetitif adalah variable sarana olahraga internasional memiliki nilai yang hampir setara dan berbeda dengan destinasi bahari di Labuan Bajo.

Keunggulan substitusi menunjukan kemampuan sarana olahraga internasional untuk menawarkan alternatif yang menarik dan sepadan dibandingkan dengan destinasi wisata bahari Labuan Bajo.

Artinya, wisatawan atau pelaku olahraga memiliki pilihan lain yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang sama atau bahkan lebih baik. Peningkatan nilai kompetitif Labuan Bajo ini, bersamaan dengan momentum persipan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXII tahun 2028.

Momen ini bernilai sangat penting. Event ini akan diselenggarakan di Kupang dan Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Potensi ini sebagai fase uji keunggulan destinasi Labuan Bajo sebagai sport tourism.

Hal ini berbeda dengan Mandalika atau Papua yang tidak memiliki variable subtitutif kompetitif. Selama periode Pandemi Covid-19 sampai akhir tahun 2023, pemerintah pusat memberikan perhatian khusus pada pengembangan dan promosi pariwisata Labuan Bajo.

Fase ini telah menghasilkan kenaikan jumlah kunjungan wisatawan yang sangat nyata. Tahun 2024, tanpa perhatian lebih dari pemerintah pusat, pariwisata Labuan Bajo mampu bertahan dalam situasi dinamika nasional dan global yang kurang menentu.

BACA JUGA:  Pemilu 2024, Minus Partisipasi Publik?

Angka kenaikan wisatawan diperkirakan dapat mencapai 5 persen, apabila tanpa erupsi gunung Lewotobi. Dengan tanpa adanya endorsmen pemerintah, angka ini menunjukan periode organic growth yang kuat.

Artinya fase organic growth ini sejalan dengan kenaikan kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 2024. Diperkirakan akan bertumbuh di satu atau dua tahun ke depan dengan meningkatnya jumlah Horeka di Labuan Bajo.

Apabila memiliki variable lain, destinasi di darat seperti sarana olahraga internasional akan semakin menambah bobot nilai destinasi. Selain itu, sebagai destinasi super prioritas yang paling berkembang, Labuan Bajo memiliki keunggulan geografis, terletak di wilayah Indonesia bagian tengah. Dapat diakses oleh penerbangan langsung baik nasional maupun internasional.

Penerbangan internasional dari dari 4 negara di benua Asia dan 1 benua Australia. Dari data demografi wisatawan dunia Asia dan Australia, memiliki presentasi tertinggi dan tinggi dalam angka wisatawan. Tahun 2024, Asia Tenggara kedatangan sekitar 123 juta wisatawan mancanegara.

BACA JUGA:  73 Persen Masyarakat Indonesia Dapatkan Informasi Melalui Media Sosial

Kunjungan wisatawan di Thailand 35,5 juta, Malaysia 25 juta, Vietnam berada di posisi ketiga dengan 17,5 juta, diikuti oleh Singapura dengan 16,5 juta dan Indonesia dengan 13,9 juta. Angka ini berbanding lurus dengan jumlah penerbangan langsung.

Thailand memiliki 34 penerbangan langsung dan memiliki angka tertinggi kunjungan wisatawan. Bali memiliki 23 penerbangan langsung. Tahun 2024 jumlah kunjungan wisatawan ke Bali sebesar 6,3 juta atau 46 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Hal ini menunjukan akses penerbangan langsung dapat menjadi keuntungan dan keunggulan variable aksesibilitas Labuan Bajo dibandingkan dengan Mandalika atau Stadion Papua Bangkit. Keunggulan Labuan Bajo diatas (faktor geografis, kompetitif, subtitutif dan aksesibilitas) perlu didukung oleh rencana strategis pemerintah daerah. Termasuk juga, budaya olahraga masyarakat lokal dapat menjadi salah satu faktor kunci pembangunan sarana olahraga bertaraf internasional di Labuan Bajo.

Kebijakan pengembangan sarana olahraga internasional di Labuan Bajo khususnya dalam bidang olahraga air, atletik, berkuda dan olahraga luar ruang lainnya. Kajian jenis olahraga yang dipilih dengan memperhatikan aspek pembiayaan dan perawatan yang rendah tanpa mengurangi standar nilai sarana olahraga internasional.

BACA JUGA:  Kapal Wisata di Labuan Bajo Mengalami Kerusakan saat Berlayar, 8 Wisatawan Berhasil Diselamatkan

Kebijakan untuk pengembangan sarana olahraga merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan destinasi di darat. Sebuah alternatif solusi di momentum dan periode fase organic growth. Hal ini dengan memperhatikan faktor pertumbuhan destinasi di darat yang tidak meningkat secara nyata dan berdampak pada stagnasi angka lama waktu tinggal wisatawan selama satu dekade.

Sebelum pelaksanaan PON tahun 2028 di Labuan Bajo, strategi dan upaya awal pemerintah daerah untuk memperkuat kapasitasnya dengan skema kolaborasi. Penguatan Event Olahraga Internasional yang sudah berjalan seperti IFG Marathon dapat menjadi periode kritis yang penting.

DPD IKAL Lemhannas NTT berharap pembangunan sarana olahraga internasional dapat menjadi konsen seluruh pemangku kepentingan. Pengembangan sport tourism akan lebih menarik wisatawan yang memiliki minat khusus pada olahraga, baik sebagai peserta maupun penonton.

Hal ini akan berdampak pada pertumbuhan jumlah kunjungan dan lama waktu tinggal wisatawan. Peningkatan ini akan memberikan kontribusi pada sektor ekonomi Kabupaten Manggarai Barat, Flores dan Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan.*

Penulis adalah Sekretaris DPD IKAL Lemhannas NTT

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button