FLORESGENUINE.com- Kepala polisi daerah (Kapolda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga membantah isu adanya praktek nepotisme dalam penentuan hasil seleksi calon taruna taruni (Catar) Akademi polisi (Akpol) 2024.
Kapolda NTT, melalui Kabid Humas Polda NTT, Kombes Ariasandy kepada media menjelaskan bahwa belasan catar itu masuk kuota penerimaan dari NTT yang terbagi dalam dua kuota, yakni, kuota reguler sejumlah enam orang dan kuota Mabes Polri sebanyak lima orang. Kuota reguler direkrut berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Polda NTT tahun anggaran 2024.
Ariasandy menegaskan dalam perekrutannya, Polda NTT melaksanakannya secara adil, merata dan transparan tanpa diintervensi oleh siapapun. Sebab, pendaftaran Akpol terbuka untuk siapa saja, selama mereka memenuhi persyaratan. Dan dalam proses dan seleksi Akpol ini diawasi ketat oleh pengawas internal, baik dari Polda NTT maupun Mabes Polri serta pengawas eksternal dari berbagai komponen masyarakat.
Seluruh persyaratan terkait proses seleksi hingga hasil dapat dilihat di website resmi milik Polri. Website itu bisa diakses oleh semua kalangan. Salah satu syarat utama adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki KTP sesuai tempat domisili daerah pendaftaran.
Ariasandy membantah isu nepotisme yang menyebar dalam seleksi tersebut. Bahkan, Ariasandy pun menegaskan bahwa Kapolda NTT Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga juga tidak bisa mengintervensi proses seleksi Akpol.
Pasalnya, seluruh hasil tes langsung diumumkan saat itu juga dan semuanya terbuka dan semua pihak dapat melihat langsung hasilnya sehingga sangat kecil kemungkinan untuk melakukan intervensi dalam proses seleksi yang dilakukan.
“ Semua proses dilakukan secara terbuka dan transparan sehingga sangat kecil kemungkinan untuk melakukan intervensi termasuk oleh Kapolda sekalipun,”tegasnya.
Menurut Ariasandy, mereka yang dinyatakan lulus sudah beberapa kali mengikuti seleksi Akpol sehingga mereka sudah punya pengalaman yang mumpuni. Ia memberi contoh, salah satu peserta atas nama Arvid Theodore Situmeang yang merupakan catar dengan nilai tertinggi, itu sudah ikut seleksi dua kali dan baru bisa lulus.
Dia berharap diksi yang berkembang serta isu adanya praktek nepotisme dengan menyeret suku tertentu dalam perekrutan siswa calon taruna taruni Akpol agar dihindari karena para lulusan Akpol nantinya akan ditempatkan di seluruh wilayah provinsi di Indonesia.
Sebelumnya, beredar luas isu adanya praktek nepotisme terkait hasil seleksi calon taruna taruni (Catar) Akpol 2024 di berbagai media massa baik media social maupun media mainstrem. Bahkan sejumlah pihak menuding Kapolda NTT dan panitia seleksi sengaja meloloskan Catar yang berasal dari luar wilayah NTT *[kis/fg]