LINGKUNGAN HIDUP

Hutan Bakau antara Kepentingan Ekonomi dan Keseimbangan Ekologis

FLORESGENUINE.com- Bakau atau mangrove merupakan jenis tumbuhan pantai yang secara spesifik tumbuh subur di sepanjang pantai beriklim tropis dan subtropis.  Hutan mangrove secara alami terlindung dengan membentuk formasi di sepanjang pantai yang hidupnya dari hasil perpaduan antara daratan dan lautan.

Manfaatnya secara ekologis, mangrove berfungsi sebagai daerah pemijahan dan daerah pembesaran berbagai jenis ikan, kerang dan spesies lainnya. Daun, ranting dan batang serta akar mangrove menjadi sumber pakan bagi biota laut dan unsur hara yang sangat menentukan produktifitas perikanan laut.

Hutan mangrove merupakan penyedia keanekaragaman hayati (biodiversity) dan plasma nuftah yang tinggi serta berfungsi sebagai penunjang kehidupan. Dengan akarnya yang rapat dan kokoh, mangrove berfungsi sebagai pelindung daratan dari gempuran ombak terutana gelombang tsunami serta penghalang proses perembesan air laut dan abrasi.

Sementara, manfaatnya secara ekonimis, mangrove menghasilkan ikan dan biota laut lainnya. Kayunya cukup bagus untuk berbagai material bangunan serta produk berbagai kayu dan kerajinan. Namun, hingga saat ini, kita belum miliki data yang akurat tentang luasan hutan mangrove dan di mana saja wilayah-wilayah yang memiliki hutan mangrove, baik mangrove yang masih dalam kondisi baik maupun yang sudah rusak atau pun punah.

BACA JUGA:  Hari Buruh Intenational, Komunitas Audio Lembata Tanam Pohon di Pantai Mingar

Keberadaan hutan bakau atau mangrove mulai disadari arti pentingnya, ketika terjadi bencana gempa bumi dasyat dan gelombang tsunami yang menerjang sebagian wilayah Flores khususnya Kabupaten Sikka, Ended an Flores Timur (Flotim) pada Desember 1992 lalu.

Banyak pihak mulai tersadar, betapa pentingnya hutan bakau untuk diselamatkan. Berbagai program rehabilitasi dan konservasi serta penyelamatan terhadap hutan bakaupun dilakukan, baik oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah dan individu.

Sebagai salah satu sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, hutan bakau sebenarnya menyimpan berbagai potensi tidak hanya ekologis dan ekonomi tetapi juga untuk pariwisata. Hutan bakau sangat potensial untuk menjaga wilayah pesisir laut dari bahaya angin, gelombang pasang yang datang dari laut yang dapat mengikis (abrasi) pantai-pantai kita.

BACA JUGA:  Pulau Flores, Penyumbang Burung Endemik Terbanyak
Hutan baku untuk melindungi kawasan pesisir juga bernilai ekonomi tinggi. (foto : kornelis rahalaka/floresgenuine)

Selain itu, demi devisa dan pertumbuhan ekonomi, ada keinginan kuat untuk mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah pesisir terutama dengan memanfaatkan hutan mangrove. Berbagai pihak mulai membuka peluang investasi dengan melakukan eksploitasi dan eksplorasi terhadap wilayah pesisir pantai. Demi kepentingan ekonomi, mulai dilakukan pembangunan, baik untuk pemukiman penduduk, usaha perhotelan, restauran, tambak ikan dan usaha ekonomi produktif lainnya.

Padahal, kita tahu bahwa hutan bakau memiliki dua fungsi dan nilai utama yakni ekonomis dan ekologis. Namun, belum banyak pihak yang menyadari pentingnya hutan bakau. Pemanfaatan hutan bakau masih sebatas urusan kayu untuk pembangunan bahkan mungkin banyak pihak yang samasekali tidak mengetahui fungsinya.

BACA JUGA:  Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemda Lembata Tanam Mangrove di Tepi Pantai

Sebagai salah satu “sabuk hijau” yang menjaga wilayah pesisir pantai dan laut, keberadaan hutan bakau sudah terbukti memberikan manfaat yang sangat signifikan bagi keberlangsungan kehidupan alam dan manusia.

Namun, sejauh ini, secara kasat mata dapat ditemukan bahwa banyak kawasan hutan bakau di pesisir pantai di sepanjang daratan Pulau Flores dan sekitarnya telah mengalami kerusakan atau punah akibat perilaku manusia. Seperti contoh, beberapa waktu lalu, tersiar kabar puluhan hektar hutan bakau di pesisir Kampung Menjaga, Menjerite dan Terang dibabat oleh pihak tertentu untuk kepentingan investasi.

Sementara itu, hingga kini belum terdengar dan terlihat adanya tanda-tanda upaya rehabilitasi atau penanaman kembali hutan-hutan bakau kita atau setidaknya menumbuhkan kesadaran semua pihak tentang pentingnya manfaat hutan baku bagi keberlanjutan ekologis dan kesejahteraan umat manusia. [kornelis rahalaka]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button