Ceritra Presiden PT Sido Muncul, Irwan Hidayat : Pertamakali Iklankan Pariwisata Labuan Bajo di Televisi
FLORESGENUINE.com- Presiden Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat menghadiri acara pembukaan Festival Golo Koe yang digelar di Waterfront, Labuan Bajo, Sabtu (10/8/2024).
PT Sido Muncul adalah perusahaan yang pertamakali mengiklankan keindahan destinasi wisata Labuan Bajo di layar kaca, televisi.
Berikut kisah Irwan Hidayat tentang pengalaman awal dirinya datang ke Labuan Bajo untuk membuat iklan promo pariwisata Labuan Bajo.
Saya ke sini pertama kali tahun 2011 bulan Maret 2011. Sebelumnya, saya sedang membuat iklan Sido Muncul di Wai Kabubak di Sumba Barat. Saya ditelepon oleh teman saya, namanya Vincent Siboe, orang Manggarai.
Saya diinformasikan tentang pariwisata Labuan Bajo. Saya coba lihat di internet. Saya lihat, wah hebat bener nih. Padahal, itu bulan Februari. Saya bilang pada tim saya, kalau saya pingin ke Labuan Bajo. Pada waktu itu memang Sido Muncul punya program pembuatan iklan pariwisata untuk produk kuku bima.
Ketika itu, pada bulan Februari saya ke sini untuk survey. Terus bulan Maret, saya bersama rombongan antara lain Olga Lyida, Santi Denada, Dian Rika Pitaloka. Saya masih ingat, saya dan teman-teman ke sini, saya ingat airportnya masih airportnya seperti rumah tinggal. Seperti rumah.
Tapi yang mengesankan saya, ada tulisan, selamat datang Bapak Irwan Hidayat. Terus, ada tariannya yang dipimpin oleh seorang bapak. Mungkin ia masih hidup. Bapak itu kepala adat. Dia kasih saya ayam. Ayamnya warna putih dan kasih saya topi yang sampai sekarang, saya masih simpan.
Saya ingat, cuma ada dua hotel Bintang Flores, yang satu lagi Jayakarta. Kalau makan, saya masih janjian dulu, karena nggak ada restoran. Waktu itu saya tanya, berapa turis yang datang di tempat ini. Ada 18. 000 dibukukan tahun 2010. Dari 18.000 yang 1000 orang adalah orang Indonesia. Yang 17. 000 adalah orang asing. Makanya saya bilang, itu nggak keliru? Mestinya yang datang itu 17 ribu orang Indonesia 1. 000 orang asing!.
Ya udahlah. Saya pikir, saya memilih tempat ini, tempatnya indah, lautnya hebat, terutama yang saya suka dari masyarakat di Flores adalah masyarakatnya yang ramah tamah. Sangat ramah masyarakat Flores. Ngomongnya kayak teman saya, kayak bapak bupati tadi, keras tapi hatinya lembut. Ngomongnya aja yang keras, tapi hatinya lembut.
Saya tahu dengan baik, teman-teman saya di Flores ini. Orang Flores ini, orang Manggarai, orang di Labuan Bajo ini. Saya buat iklan di sini, saya pilih “kolam susu” lagunya. Kalau bapak ibu sekalian yang berusia kurang dari 30 tahun, mungkin belum pernah lihat iklan saya. Karena waktu saya buat iklan bersama tim 14 tahun yang lalu, anda masih berumur 10 tahun sampai 15 tahun. Saya buat iklan di sini, 2011 bulan Maret, kemudian awal 2013.
Kemudian 2015, saya mengiklankan tempat ini. Saya percaya satu hal, Indonesia itu bisa hidup, bisa kaya dengan pariwisata. Karena semua yang di Indonesia ini adalah bukan main-main dari ciptaan Tuhan yang ada di sini. Di sini, jauh lebih berharga daripada, misalnya pergi ke China yang semuanya adalah buatan manusia.
Hari ini, saya datang. Saya menyaksikan 14 tahun setelah ini, banyak yang berubah. Dulu, kalau saya pesan kopi, kebanyakan yang saya pesenin nggak paham. Di hotel bingung ngopi, keluarnya teh. Maka, saya pernah pada bulan Maret bersama Ricard Bagun (Pemred Harian Kompas-red) membuat seminar. Saya mengundang tokoh-tokoh masyarakat.
Saya mengatakan begini, kalau nanti suatu hari, tempat ini ramai, saya berharap masyarakat daerah ini yang lokal, masyarakat Manggarai harus menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Harus mampu menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dan jangan yang lain.
Kalau anda tidak berupaya, suatu saat yang datang adalah pendatang dan mereka nanti yang akan lebih berperan. Tapi hari ini, saya menyaksikan, semangat perubahan, semangat untuk menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri. Semangat itu tumbuh dengan baik, maka saya terharu sekali mendapat penghargaan ini, mendapat sambutan yang luar biasa.
Pesannya, jangan berhenti. Ya, saya tidak akan berhenti seperti juga masyarakat Manggarai, tidak akan berhenti. Nanti saya akan memikirkan dengan tim saya untuk masuk ke sini untuk membantu UMKM di sini.
Tapi percayalah kepada kemampuan sendiri. Itu adalah modal yang utama. Modal itu bukan cuma uang, tapi pada kepercayaan diri sendiri. Seperti yang saya lakukan, saya membuat jamu “tolak angin” 5 merk Indonesia sebagai obat pertolongan pertama, ketika badan tidak enak. Kalau dulunya kan pakai obat paracetamol kalau masuk angin. Tapi sekarang, orang minum tolak angin.
Saya juga membangun hotel di yogja. Yang pertama saya pakai nama Jawa. Terus, sekarang saya lagi membangun restoran, membangun banyak hal dengan merek-merek lokal. Saya lagi buat sekolah teknis di Semarang. Saya pakai pelatihnya orang Indonesia. Nggak perlu pakai orang asing. Percaya kepada diri sendiri adalah modal utama.
Saya sebagai pengusaha, saya memberikan pengalaman saya. Kalau kita mau sukses, kita mesti mencintai tanah air kita sendiri. Cintai tanah airmu. *[Kornelis Rahalaka]