FLORESGENUINE.com- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) membentuk dan mengukuhkan tim pemantauan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 di bawah wilayah koordinatifnya.
Pengukuhan Satgas ini demi mendukung program kementerian pariwisata (Kemenpar) untuk optimalisasi kerangka kerja manajemen krisis selama libur Nataru. Satgas Nataru dibentuk dan dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Plt. Direktur Utama BPOLBF, bernomor: SK/61/UM.04.02/SK-NATARU-BPOLBF/BPO.3/2024.
Pengukuhan ini bertujuan mendukung kelancaran, keamanan dan kenyamanan pelaksanaan perayaan Nataru di kawasan pariwisata di 11 wilayah koordinatif BPOLBF yakni Kabupaten sedaratan Flores, Lembata, Alor dan Bima.
Tim pemantauan Nataru akan bertugas memantau, mengevaluasi serta memastikan berbagai kegiatan sesuai dengan standar yang ditetapkan, terutama yang terkait dengan pelayanan wisata, transportasi dan protokol keselamatan.
Plt. Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Teguh mengatakan, tim ini akan bertugas melaporkan setiap kejadian, sekecil apa pun di setiap wilayah koordinatif. Pelaporan dilakukan melalui mekanisme yang terpusat pada sistem informasi indikator kepariwisataan nasional dan diolah oleh tim kesekretariatan informasi yang dibentuk oleh BPOLBF. Bertujuan untuk memastikan kelancaran alur informasi, akurasi data dan efektivitas respons komunikasi selama periode Nataru.
Dia mengatakan terdapat tugas-tugas yang akan dijalankan tim ini pada periode yang ditentukan yakni per tanggal 18 Desember 2024 sampai dengan 5 Januari 2025. Tugas itu yakni melakukan persiapan pemantauan krisis kepariwisataan,memantau destinasi aktivitas selama hari libur melalui dashboard SISPARNAS;
Melakukan pemantauan destinasi wilayah koordinatif selama Nataru; Menyajikan data dan informasi aktual kegiatan kepariwisataan di lapangan; Melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan pada saat pelaksanaan pemantauan krisis kepariwisataan; Melakukan pemantauan secara online terhadap protokol kesehatan dan penerapan Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) di destinasi wisata.
Menyusun laporan pelaksanaan pemantauan krisis kepariwisataan melalui platform dashboard SISPARNAS (https://sisparnas.kemenparekraf.go.id/backend/logn) dan melaporkan pelaksanaan pemantauan krisis kepariwisataan oleh ketua tim pelaksana kepada tim pengarah melalui sekretaris tim pengarah.
Frans menambahkan, strategi manajemen krisis Nataru 2024/2025 membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak sehingga dapat melengkapi informasi menjadi lebih akurat. Dengan memperkuat komunikasi efektif, koordinasi terstruktur dan aturan jelas untuk respons cepat tim pemantau Nataru BPOLBF diharapkan dapat bekerja maksimal.
“ Penting untuk mengumpulkan informasi secara menyeluruh dan membangun komunikasi yang efektif dengan berbagai pihak terkait. Upaya ini membutuhkan koordinasi yang terstruktur di setiap wilayah tanggung jawab, didukung oleh aturan komunikasi yang jelas,” umbaunya.
Dengan demikian, kata dia, alur informasi dapat berjalan lancer. Setiap pihak memahami perannya dan langkah-langkah mitigasi dan penanganan krisis dapat dilaksanakan secara cepat dan tepat sehingga membentuk komitmen membangun sektor pariwisata yang lebih baik kedepannya.
Acara pengukuhan dan pembentukan tim pemantauan Nataru untuk wilayah koordinatif BPOLBF dilaksanakan pada Senin (16/12/2024) di halaman kantor BPOLBF. Dihadiri seluruh jajaran direksi dan seluruh staf BPOLBF. *[kis/fgc]