PARIWISATA

Solusi Berbasis Alam, Pengembangan Pariwisata DPSP Labuan Bajo Flores

FLORESGENUINE.com- Guna pengembangan potensi pariwisata yang berkelanjutan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo, Flores, Badan Pelaksana Otorita Labuan  Bajo Flores (BPOLBF) berkomitmen mengimplementasikan nature-based solutions atau solusi berbasis alam.

Pendekatan ini sebagai strategi utama menjaga kelestarian alam, meningkatkan daya tarik wisata, serta memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat di wilayah ini. Labuan Bajo Flores yang terkenal dengan keindahan alam dan ragam ekosistem pesisir yang menakjubkan menjadi model pariwisata yang tak hanya mengutamakan kunjungan wisatawan, tetapi juga menjaga keseimbangan alam.

Maka dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip solusi berbasis alam untuk memastikan pembangunan pariwisata tetap ramah lingkungan, berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal.

Plt. Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh menjelaskan pembangunan dan pengembangan DPSP Labuan Bajo Flores perlu mengedepankan prinsip pariwisata yang berkelanjutan, Tujuannnya untuk menciptakan ekosistem wisata yang harmonis antara manusia dengan alam.

“ Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan dan menerapkan solusi berbasis alam yang mendukung keberlanjutan ekosistem, melindungi keberagaman hayati serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal, tanpa mengorbankan keindahan alam yang menjadi daya tarik utamanya”, ungkap Frans di Labuan Bajo belum lama berselang.

Melalui solusi berbasis alam ini diharapkan Labuan Bajo Flores menjadi destinasi wisata yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi kerusakan ekosistem dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar. Selain itu, strategi ini diharapkan dapat menarik wisatawan yang peduli terhadap lingkungan dan berkontribusi pada keberlanjutan jangka panjang kawasan ini.

Frans menegaskan bahwa penerapan nature based solutions sejalan dengan program yang akan diterapkan oleh BPOLBF di kawasan Parapuar yakni dengan konsep 3ECNC (Etno – Eco – Edu – Culture & Nature Conservation).

BACA JUGA:  Pelajar Asal Manggarai Barat Mewakili NTT Di Ajang Olimpiade Sains Nasional

Konsep ini relevan dengan branding Parapuar yakni yang kita targetkan, yaitu menuju pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini sejalan juga dengan tema pra-rakornas ‘Transformasi Pembangunan Pariwisata Berkualitas dan Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045’, yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu – Kamis (4-5/12/2024) lalu.

Dalam pra-rakornas dibahas mengenai tema-tema seperti blue economy, green economy, circular economy serta tren-tren terkini yang menjadi perhatian kita, baik dalam konteks pariwisata maupun transformasi pariwisata. Hal ini sangat penting karena kita harus membangun hubungan yang kuat dengan sumber daya utama kita, yaitu alam.

“ Saya ingin menegaskan bahwa pemahaman mengenai nature based solutions mengharuskan kita untuk tidak terlepas dari sumber utama kita di planet bumi ini yaitu ekosistem bumi yang telah memberikan keseimbangan alami, di mana semua makhluk hidup berada dalam tatanan ekosistem yang saling bergantung”, tambah Frans.

BACA JUGA:  Dusit Internasional dan Eiger Indonesia Tandatangani MoU Komitmen Investasi di Parapuar

Adapun rekomendasi dalam penerapan Nnture based solutions di Labuan Bajo antara lain:

Pertama, restorasi ekosistem pesisir dan terumbu karang yaitumelindungi keindahan alam bawah laut dan mengurangi dampak kerusakan ekosistem pesisir, kegiatan restorasi terumbu karang dan mangrove akan diperkuat. Hal ini tidak hanya akan memperbaiki kesehatan laut, tetapi juga melindungi kawasan pesisir dari erosi dan memperkuat daya tarik wisata bahari.

Kedua, pengelolaan hutan dan reboisasi. Hal ini dilakukan mengingat kawasan Labuan Bajo dikelilingi keanekaragaman hayati. Maka kegiatan reboisasi dan pengelolaan hutan secara berkelanjutan akan dilakukan untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam dan menurunkan dampak perubahan iklim. Hutan juga berfungsi sebagai kawasan penyangga yang menjaga keseimbangan ekosistem.

BACA JUGA:  Hutan Mbeliling, Surga bagi Para Pelancong

Ketiga, pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berbasis komunitas yakni dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata berbasis alam. Seperti penyediaan fasilitas ekowisata, pengembangan homestay dan pelatihan untuk konservasi alam demi memperkuat ekonomi lokal. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian alam.

Keempat, peningkatan infrastruktur ramah lingkungan yakni pembangunan infrastruktur pariwisata yang berbasis alam seperti jalur trekking di kawasan hutan, tempat pengamatan satwa liar serta fasilitas wisata lainnya yang ramah lingkungan guna mendukung pariwisata berkelanjutan tanpa merusak alam sekitar. *[kis/fg]

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button