FLORESGENUINE.com- Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkomitmen mewujudkan konsep pembangunan pariwisata yang berbasiskan masyarakat dan berkeberlanjutan.
Konsep pengembangan pariwisata ini mengingat pariwisata Labuan Bajo khususnya dan Flores pada umumnya mempunya karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Pendekatan pembangunan pariwisata yang didasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal diyakini lebih awet dan berkelanjutan.
Masyarakat Manggarai mengenal filosofi “gendang one lingko pe’ang”. Filosofi luhur ini tengah dijadikan inspirasi dalam penyusunan master plan pengembangan pariwisata khususnya di kawasan Parapuar yang merupakan salah satu destinasi wisata alternative di Labuan Bajo.
Dari total 400 hektar lahan Parapuar, hanya sekitar 20 persen digunakan untuk pengembangan infrastruktur. Sedangkan sisanya akan tetap dipertahankan menjadi ruang hijau. Sebagian ruang yang telah rusak akan direcovery dengan ditanami beberapa jenis pohon yang berfungsi ganda selain untuk menahan erosi, juga untuk mempertahankan sumber air dan melestarikan berbagai jenis burung.
Desain master plan pembangunan kawasan Parapuar tengah dimatangkan oleh team khusus bentukan BPOLBF bersama stakeholders setelah mendapat masukan dari berbagai pihak dalam sejumlah diskusi publik. Di kawasan Parapuar direncanakan akan dibangun sejumlah fasilitas pariwisata yang bersifat terpadu dan keberlanjutan.
Seiring dengan pengembangan kawasan Parapuar, beberapa desa sebagai penyangga Parapuar juga akan mendapat perhatian serius dari BPOLBF. Kelurahan Wae Kelmabu, Desa Gorontalo dan Desa Golo Bilas merupakan desa-desa yang perlu dikembangkan guna mendorong percepatan pariwisata yang lebih luas.
Sejalan dengan fungsi koordintaif BPOLBF akan terus menjalin kerjasama dengan pemerintah di 11 kabupaten dalam mengakselerasi pengembangan pariwisata. Salahsatu yang menjadi focus focus kordinatif BPOLBF yakni mendorong penyebaran wisatawan ke destinasi lain di kawasan Flores, Alor dan Bima (Floratama).
Untuk tujuan ini, aksesibilitas jalan yang menghubungkan antar wilayah kabupaten akan dibangun, demikian halnya dengan aksesibiltas di laut dan udara. Jika seluruh kawasan wisata prioritas Labuan Bajo Flores telah terhubung dengan baik maka pariwisata akan mendatangkan keuntungan ekonomi dan kesejahtraan bagi masyarakat.
Selain kawasan Parapuar, kawasan wisata Taman Nasional Komodo (TNK) perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Pasalnya, kawasan TNK sesungguhnya bukan kawasan pariwisata tetapi kawasan konservasi, Sebagai, kawasan konservasi, TNK mesti diperhatikan secara khusus dan serius dengan mengedepankan konservasi guna mendukung aktivitas pariwisata. Untuk itu penting diperhatikan adalah daya dukung dan daya tampung yang memadai demi menghindari dampak buruk ekologi.
Plt Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Xaverius Teguh menyebutkan, pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan harus menjadi komitmen semua pihak yang hendak mengembangkan pariwisata di kawasan Floratama. Hanya dengan demikian, pariwisata Labuan Bajo Flores akan bertahan kokoh di tengah arus perkembangan zaman yang kian cepat. [Wiliarto Janga Sai]