FLORESIANA

Untuk ”Lamafa” Persebata Lembata, Selalu Ada Doa

Persebata, tim kebanggaan masyarakat Lembata akan melakoni partai final El Tari Memorial Cup XXXIII melawan Bintang Timur Atambua. Setelah gagal di tanah sendiri tiga tahun lalu, peluang Persebata mengangkat trofi El Tari Cup kembali hadir di tanah karang, kota kasih, Kupang.

Ini adalah final kedua Persebata selama mengikuti turnament ETMC. Apakah stadion Oepoi menjadi saksi persembahan termanis trofi perdana El Tari Cup dari laskar ”Lamafa” Persebata untuk tanah Lembata?

Perjuangan laskar sembur Paus sudah pasti tidak mudah. Usaha membawa pulang trofi El Tari Cup ke tanah Lomblen tentu berat. Misi ini menghadapi tantangan nyata bernama Bintang Timur Atambua (BTA).

BTA yang menjadi lawan Persebata adalah salah satu klub kuat di NTT. Para pemainnya adalah binaan klub bola dengan fasilitas yang lengkap. Lapangannya bagus. Para pemain direkrut sejak dari level usia dini. Di klub bola ini, mereka menempa diri, mengasah skill, melatih kemampuan mengolah si kulit bundar.

Sejak didirikan oleh Fary Francis, 2014 lalu, Bintang Timur Atambua menjadi ikon baru pembinaan sepak bola NTT. Kelolosan ke final ETMC dua edisi berturut-turut adalah bukti bahwa ”macan batas” ini telah menjelma menjadi raksasa sepak bola NTT yang patut diwaspadai setiap lawan.

Walau menghadapi klub sekolah bola, Persebata tetap dijagokan menang. Pasukan ini adalah ”Lamafa” yang sudah terbiasa menghadapi ganasnya ikan Paus. Keberanian Lamafa dalam berburu ikan Paus akan menjadi spirit juang laskar Persebata menuntaskan misi membawa pulang trofi El Tari Cup ke tanah Lomblen.

Semangat ini didukung statistik pertandingan Persebata selama ETMC XXXIII dari babak group hingga final. Keberhasilan menyingkirkan tim-tim unggulan membuktikan Persebata layak diunggulkan menjadi juara ETMC XXXIII.

BACA JUGA:  Mengenal Jagung Titi, Kuliner Khas Masyarakat Florata

Langkah Persebata menuju ke partai puncak terbilang mulus. Pasukan Hasan Bahi ini tidak pernah kalah. Bergabung di group E bersama Platina FC, Bajak Laut FC, dan Persab Belu, Persebata berhasil meraih dua kemenangan dan sekali seri.

Pertandingan perdana melawan Platina FC dimenangkan Persebata dengan skor 4-0. Partai kedua group, Persebata imbang 1-1 melawan Bajak Laut FC. Partai terakhir, Persebata meraih kemenangan 2-0 atas Persab Belu. Torehan ini mengantar Persebata sebagai juara group E dengan nilai tujuh.

Di babak gugur, Persebata mampu mengatasi lawan-lawannya tanpa melalui drama adu pinalti. Di babak 16 besar, PS. Malaka ditumbangkan dengan skor tipis 1-0. Menuju Perempat final,  Persami Maumere berhasil disingkirkan dengan skor 3-1.

Melaju ke semifinal, Persebata berjumpa Perse Ende. Ini adalah laga penuh emosi beraroma balas dendam. Misi revans berhasil dituntaskan. Persebata sukses memulangkan Perse Ende, tim yang dua tahun lalu membuat publik Lembata tertunduk lesu di tanah sendiri. Kemengan 2 – 1 mengantar Lembata melangkah ke final menantang BTA.

Pertandingan final hari ini diprediksi akan berjalan seru. Kedua tim punya motivasi ekstra. Baik Persebata maupun BTA, belum pernah merasakan sensasi mengangkat trofi El Tari Cup. Inilah kesempatan emas bagi kedua tim untuk menasbihkan diri sebagai kampiun baru El Tari Cup.

Pertandingan final malam ini adalah duel tim ”terluka.” Persebata dan BTA adalah finalis El Tari Cup dua edisi terakhir namun gagal mengangkat trofi. Final kali ini menjadi moment bagi kedua tim untuk menebus kegagalan pada final sebelumnya.

BACA JUGA:  Demokrasi dan Bandit-Bandit Rakyat

Tiga tahun lalu, Persebata ditaklukkan Perse Ende di rumah sendiri. Dua tahun lalu,  BTA kalah dari PSN Ngada di pulau Rote. Kini, dua tim ”terluka” ini memiliki kesempatan membutikan diri siapa yang terbaik.

Pertarungan tidak hanya terjadi di lapangan. Di pinggir lapangan juga menjadi arena perang suporter. Dukungan suporter membuat tensi pertandingan akan semakin panas. Fanatisme suporter kedua tim tidak diragukan lagi.

Dalam sepakbola, suporter adalah pemain keduabelas sebuah tim. Dukungan maniak bola sepanjang pertandingan adalah energi yang memompa semangat pemain untuk tidak menyerah. Yel-yel dan teriakan dari suporter tidak hanya membangkitkan motivasi bagi pemain tim, tetapi juga menjadi teror mental bagi tim lawan.

Suporter Persebata, Lomblen Mania terkenal militan. Gairah anak-anak Lepanbatan mendukung tim kebanggaannya sangat berapi-api. Militansi Lomblen Mania ditunjukkan dengan hadir langsung di stadion Oepoi, Kupang. Animo suporter semakin membludak saat pertandingan semifinal Persebata melawan Perse Ende.

Keberadaan suporter di stadion Oepoi mendukung Persebata adalah energi besar bagi Persebata. Teriakan suporter sepanjang pertandingan yang membuat stadion bergemuruh adalah suntikan motivasi laskar Lamafa untuk mempersembahkan trofi bagi Lembata.

Di tanah Lembata, dukungan dari ribu ratu Lembata tidak kalah hebat. Di seluruh penjuru Lembata, nonton bareng diadakan setiap kali Persebata berlaga. Di Lewoleba, ibu kota kabupaten Lembata, acara nonton bareng diadakan di tengah kota menggunakan videotron. Manusia tumpah ruah. Jalan utama di pertokoan Lewoleba harus ditutup setiap kali Persebata berlaga.

Sepak bola bukan hanya olahraga. Sepak bola adalah identitas diri. Persebata adalah simbol daerah dan sumber kebanggaan orang Lembata. Tim Persebata adalah anak-anak Lamafa yang bertarung mewakili Lembata. Di kaki mereka, harga diri Lembata dipertaruhkan.

BACA JUGA:  Lembata dan Memori Jangka Pendek

Setiap kali Persebata bertanding, ribu ratu Lembata selalu mendukung dengan yel-yel: baleo, baleo, baleo…..

Pekikan ini selalu menggema di seluruh Lamalera ketika ikan Paus muncul di laut Lamalera. Seruan ini adalah penyemangat sekaligus doa bagi Lamafa dan kawan-kawan yang segera menghela pledang ke laut, menghunus tempuling menyambut koteklema.

Sebagai indentitas Lembata, dalam diri para pemain Persebata, tertanam spirit Lamafa, sang juru tikam ikan Paus. Lamafa dikenal karena heroisme. Keberanian untuk terjun ke laut bergumul dengan ikan Paus. Menjadi Lamafa berarti berani mempertaruhkan nyawa.

Lamafa akan mengejar ikan Paus hingga ke lautan lepas, apa pun taruhannya. Pantang bagi Lamafa membiarkan ikan Paus terlepas dalam keadaan terluka. Lamafa pantang pulang sebelum Paus benar-benar ditaklukkan. Lamafa mengajarkan tentang totalitas dalam berjuang. Ia tidak pernah menyerah sebelum ikan Paus mati.

Spiritualitas Lamafa inilah yang akan menjadi modal Persebata menjalani partai final ETMC XXXIII. Bertanding dalam balutan jersey Persebata ibarat Lamafa bertarung dengan ikan Paus. Sebelum peluit panjang pertandingan selesai dibunyikan, Persebata pantang menyerah.

Baleo, baleo, baleo…

Pekikan ini akan kembali bergema di stadion Oepoi Kupang dan seantero Lembata hari ini. Baleo, baleo, baleo adalah dukungan dan doa paling tulus ribu ratu Lembata bagi laskar Lamafa dalam pertandingan final ETMC malam ini.

Semoga kepulangan Lamafa (Persebata) membawa koteklema (piala) bagi ribu ratu Lembata selalu menanti dengan harapan dan doa. [Gerandus Kuma Apeutung, anak tanah Lembata]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button