FLORESIANA

Pemimpin Muda

Oleh : Benediktus Kasman

Datanglah pemimpin muda, datanglah, oh pemimpin muda datanglah…

Dan harapan akan kedatangan pemimpin dari angkatan muda yang dinantikan massa terjawab tatkala pasangan calon (paslon) menginjakkan kaki di halaman rumah sasaran berkampanye.

Dan, kerinduan massa terpenuhi ketika hadir menyaksikan paslon muda Juventus Prima Yoris Kago dan Simon Subandi Supriadi menyapa sambil berjabatan tangan dengan warga yang sudah berkumpul di Dusun Gere, Desa Koting A, Kecamatan Koting, Kabupaten Sikka.

Aku pun hendak ada bersama simpatisan dengan tujuan mau mendengarkan visi, misi dan programnya. Dan sesudahnya aku memunyai tekad kuat sekali untuk menulisnya dalam bentuk cerita tentang bagaimana paslon membangun masyarakat Sikka selama lima tahun kedepan.

Aku menyadari betapa pentingnya ikut terlibat aktif memberikan dukungan bukan berupa uang namun dukungan berupa cerita yang dikemas dari gagasan yang disampaikan keduanya untuk kemudian disebarluaskan. Mungkin ceritanya sebagai semacam titipan buat pencerahan. Mengapa menitipkan cerita?

“ Kalau menitipkan uang pasti berkurang tapi kalau menitip cerita pasti akan selalu bertambah”, kata Yunus, pemain film 7 (tujuh) Manusia Harimau pada Kamis, 10 Juli 2015.

Bagaimana cerita itu? Hari berawan mendung silih berganti cahaya terang. Angin menerpa daun nyiur seakan melambai-lambai dan menerbangkan titik-titik abu vulkanik dari erupsi gunung api Lewotobi Laki-Laki menempeli dedaunan mente, ubi kayu dan pisang serta kakao.

Toh warga tak ambil pusing dengan keadaan cuaca itu. Suasananya berkesan agak berubah menjadi ramai dari rutinitas harian dimana jalan konstruksi rabat semen dan lorong-lorong setapak tampak warga berdatangan dengan sepeda motor dan ada pula yang  berkendaraan open cup roda dua.

Semuanya bergerak menuju ke titik lokasi pelaksanaan kampanye. Juga tak ketinggalan kusaksikan warga dusun berjalan kaki dalam kelompok kecil beranjak ke tenda yang telah disiapkan panitia. Dan warga mulai berangsur memadati ruangan di bawah tenda sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

Kursi-kursi sudah terisi penuh di bawah naungan ‘tenda jadi’ yang terpasang di halaman depan rumah Paulus Sani. Kehadiran warga bermaksud untuk mengikuti kampanye salah satu pasangan calon pemimpin: calon bupati dan calon wakil bupati ‘berdarah muda’ tapi berpengalaman.

BACA JUGA:  “Maumere Baru”

Juventus, Cabup yang sudah berkarya sebagai staf di salah satu kementerian pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Cawabup berpengalaman sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kabupaten Sikka dan pernah bekerja sebagai pegiat sosial di sektor pertanian pada beberapa NGO (Non Governmental Organization) atau di Indonesia dikenal dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Pada saat mata mengarahkan ke dinding rumah berkonstruksi tembok semen, bagian depan terpasang baliho dan foto pasangan calon  bertulis warna dominan putih. Pada baliho itu pun didesain tulisan JOSS (Jaringan Oke, Sikka Sejahtera).

Simpatisan  yang telah mengambil tempat duduk pada kursi di ‘tenda jadi’ menantikan paslon bernomor 4 dengan sabar meskipun udara terasa panas. Sesekali rasa panas tak terasakan lagi ketika diselingi embusan angin datang menyeka keringat.

Kegiatan politik itu berlangsung pada hari Minggu, 10 November 2024. Dan momen itu persis jatuh pada hari memperingati pahlawan nasional pada 10 November yang dikenangkan dalam setiap tahun.

Sejenak aku bertanya apa yang dapat dikenangkan dari hari pahlawan persis bersamaan dengan waktu paslon muda tampil saat ini? Tentu ada pula  pahlawan muda dalam sejarah Indonesia berjasa buat bangsa Indonesia. Dan aku hanya mengenangkan jasa Bung Karno yang tak alpa memerhatikan generasi muda pada masa kepemimpinannya.

Presiden Soekarno memberikan kepercayaan kepada Supriyadi menjadi Menteri Keamanan Rakyat di Kabinet Presidensial ketika usianya baru menginjak 22 tahun dan Setiadi Reksoprodjo ditunjuk presiden Soekarno menjadi Menteri Penerangan pada Kabinet Amir Sjarifuddin saat usianya 25 tahun. (Menelusuri Menteri Termuda Sepanjang Sejarah Indonesia.5 April 2023, https://www.kompas.com.diakses 19 November 2024).

Kehadiran pemimpin muda di panggung politik dalam sejarah bangsa Indonesia dan khususnya di Kabupaten Sikka menjadi cermin perubahan dinamika di era modern. Hari ini telah hadir pemimpin muda di tengah masyarakat Dusun Gere.

Sapaan Adat

Usailah masa penantian tatkala cabup dan cawabup bersama rombongan memasuki lokasi kampanye. Ketika tim tiba pada titik depan tenda sebelum mengambil tempat khusus yang sudah disiapkan panitia dalam ruangan terbuka di bawah tenda maka diadakan ritual adat.

BACA JUGA:  Kisah Melegenda The Dragon Princess dari Komodo

Warga lekas berdiri siap menyambut calon idamannya. Adalah suatu tradisi setempat bahwa ‘tamu terhormat’ biasanya disapa dengan adat. Hening sejenak saat keduanya direciki air dengan selembar daun jatropa (daun damar dalam bahasa daerah lokal) sambil menyerukan doa: “blatan ganu wair, bliran ganu wolon – semoga recikan air menyucikan dirimu, kiranya kalian tak dirundung mala bencana dari angin roh jahat yang menghalangi perjuanganmu”.

Sesudahnya dikenakan pengalungan dengan selembar selempang tenun ikat Sikka. Setelah upacara sapaan adat berakhir, keduanya dipersilahkan masuk ke ruangan didampingi mantan bupati Sikka Ansar Rera dan para pengurus partai pengusung.

Pembangunan Masyarakat di Kabupaten Sikka dalam visi-misi pemikiran pemimpin muda. Pemimpin muda, Juventus Prima Yoris Kago sebagai calon bupati dan Simon Subandi Supriadi sebagai calon wakil bupati berkampanye perihal pemikiran tentang pembangunan bagi rakyat Sikka yang dituangkan dalam visi, misi dan program untuk lima tahun (2025-2029).

Paslon meyakini bahwa Kabupaten Sikka dibangun dengan visi kreatif, produktif, unggul dan mandiri. Program yang disampaikannya diantaranya adalah bangun ekosistem untuk ekonomi kreatif bagi generasi muda, misalnya pengolahan pisang menjadi keripik dengan paking premium, selai dari nenas, pengolahan kakao dan juga revitalisasi musik tradisional yang hampir tak dihiraukan lagi, fasilitas olah raga.

Program khas dan spesifik lainnya antara lain yang dikemukakan dalam saat itu bahwa terdata ada sekitar 10.753  keluarga miskin di Kabupaten Sikka. Bagaimana solusi untuk mengurus keluarga yang masih belum keluar dari kondisi terlilit ketidakberdayaan?

Sejumlah keluarga tersebut akan menjadi program prioritas.  Konkretnya, dibangun rumah layak huni buat keluarga dengan indikator miskin tak berdaya. Sistem pengerjaannya bahwa rumah disiapkan seratus persen program dan keluarga miskin sasaran menerima kunci tanpa dilibatkan dalam pembangunannya.

Juga program bantuan pendidikan untuk menghasilkan satu orang sarjana dari setiap keluarga miskin. Dalam sebuah rumah tangga miskin tak berdaya akan dibantu biaya pendidikan pada level sarjana dari dana program yang disiapkan. Dan urusan bidang  kesehatan di rumah sakit bagi masyarakat kecil digunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

BACA JUGA:  Erasmus, Regus dan Maksimus

Selain itu, cabup dan cawabup mengevaluasi bahwa pertanian dari sisi anggaran selama lima tahun terakhir masih kurang mendapat perhatian. Padahal 80% penduduk Sikka adalah petani. Oleh karena itu, pada masa kepemimpinannya nanti akan diupayakan anggaran pro pertanian ditingkatkan. Jaringan dan kolaborasi antara pusat, provinsi dan kabupaten dibangun demi perubahan dalam segala aspek kehidupan masyarakat pada umumnya dan rakyat kecil pada khususnya.

Pembacaan Pernyataan

Tak disangka, tiba-tiba sebuah spanduk dibentangkan di tengah massa hadirin dan seorang pemandu membacakan terlebih dahulu kemudian diikuti sidang kampanye. Dengan suara lantang menyatakan:

“ kami masyarakat koting

mendukung paket joss

untuk menjadi bupati Sikka periode 2024-2029

nomor 4 kita kasih jadi !!”

Saat masyarakat membacakan pernyataan yang didahului pemandu dan diulangi bersama-sama diucapkan dalam suara yang kompak, pikiranku terjaga  lantas merasa tertarik pada dua kata: “kami” dan “kita”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengurai kata “kami”  bersifat inklusif; termasuk dan terhitung sedangkan kata “kita” bersifat eksklusif; istimewa dan khusus, berbeda atau terpisah dengan yang lain. Dengan demikian kata “kita” melibatkan pendengar, pembaca atau lawan bicara.

Ketika masyarakat menyatakan “kami” berarti pesannya bahwa warga yang hadir terhitung dan termasuk para pemilih cerdas yang bakal menitipkan suaranya untuk kasih jadi paslon nomor 4. Dan masyarakat yang satu dan sama pun menyatakan kita kasih jadi bermakna bahwa suaranya khusus untuk Juventus Prima Yoris Kago dan Simon Subandi Supriadi dan bukannya paket lain.

Namun, ada bahaya yang sudah menjadi rahasia umum ialah macam-macam modus menjelang detik-detik pencoblosan berupa politik uang. Politik uang merupakan upaya pembelian dukungan suara yang terjadi dalam kompetisi politik baik yang bermodus pemberian uang tunai secara langsung atau dengan modus terselubung, seperti sumbangan, bakti sosial, maupun serangan fajar menjelang sebelum pencoblosan.

Apabila warga pemilih mengamini praktik politik uang maka ini merupakan tindakan ‘mencederai’ demokrasi!!

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button