Pariwisata

Tahun 2026, Ada Pembatasan Jumlah Kunjungan ke TNK

FLORES GENUINE – Mulai tahun 2026 akan diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung ke  beberapa destinasi wisata khususnya di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). Rencana pemberlakukan kuota pengunjung dilakukan guna menjaga keberlanjutan lingkungan dan pariwisata di wilayah ini.

Pihak Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) selaku pengelola TNK terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama merancang peraturan terkait pembatasan jumlah pengunjung ke TNK.

Plt Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono seperti dilansir CNN Indonesia dalam tayangan Yotube menjelaskan, pemerintah berkomitmen menjaga keberlanjutan pariwisata di daerah ini sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas di Indonesia.  Kebijakan pembatasan ini dilakukan demi menjamin kelestarian lingkungan sekaligus memastikan kualitas pengalaman pengunjung.

BACA JUGA:  Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Lampaui Malaysia dan Thailand

Saat ini, BTNK, pemerintah daerah  dan elemen pemangku kepentingan tengah menyusun aturan tegas mengenai panduan berwisata yang mencakup apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh wisatawan selama berada di Labuan Bajo.

Pemerintah dan para pihak juga sedang berupaya meningkatkan daya tarik wisata di darat agar para wisatawan memiliki alternatif berwisata, selain di TNK. Strategi ini dilakukan guna menambah waktu kunjung wisatawan ke wilayah ini. Beberapa upaya yang terus dilakukan antara lain gerakan wisata bersih, gerakan sehari menanam dan program pelestarian terumbu karang.

Upaya-upaya tersebut diarahkan untuk menjadi bagian integral dari paket wisata sehingga keberlanjutan, tak hanya menjadi slogan tetapi juga memberikan pengalaman nyata yang dapat dirasakan oleh para wisatawan.

Sementara, menyikapi isu-isu lingkungan seperti limbah kapal, Marhen Yono menegaskan bahwa pemerintah bersama pihak terkait telah mewajibkan lebih dari 500 kapal yang beroperasi di perairan ini untuk melakukan pengecekan secara berkala agar kapal-kapal tersebut beroperasi dalam kondisi aman dan ramah lingkungan. Para pelaku wisata khususnya pengelola kapal-kapal wisata diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam gerakan pelestarian ini.

BACA JUGA:  Sensasi Terowongan Pata Pu, Dentuman Dasyat Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Menurut dia, pariwisata adalah industri yang menawarkan kebahagiaan. Karena itu, bagaimana kita menciptakan rasa bahagia bagi wisatawan sekaligus kita harus dapat memastikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Selain keberlanjutan, yang perlu mendapat perhatian adalah aspek aksesibilitas sebagai kunci penting dalam pengembangan pariwisata. Ia menyebutkan, saat ini Labuan Bajo sudah memiliki bandara berskala internasional dengan penerbangan langsung dari Kuala Lumpur-Labuan Bajo serta sedang diupayakan pembukaan rute penerbangan langsung Australia-Labuan Bajo.  Pemerintah akan bekerjasama dengan maskapai internasional seperti AirAsia yang meluncurkan livery khusus Labuan Bajo Flores.

Melalui langkah-langkah tersebut, ia berharap wisatawan dapat lebih lama tinggal di Labuan Bajo sehingga berdampak pada perekonomian  masyarakat. Salah satu strategi yang dilakukan yakni penguatan budaya dan kuliner lokal. Sebab, hasil riset menyebutkan, para wisatawan tertarik juga pada budaya dan kuliner lokal. *[red/fgc]

BACA JUGA:  Promosi Wisata Flores NTT, ASPPI Gelar Komodo Travel Mart

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button