BUMI MANUSIA

Ribuan Umat Hadiri Perayaan Puncak Festival Golo Koe 2024

FLORESGENUINE.com- Ribuan umat Katolik se-Keuskupan Ruteng menghadiri puncak acara Festival Golo Koe 2024 yang digelar di Pelabuhan Marina, Waterfront, Labuan Bajo, Kamis (15/8/2024).

Puncak acara Festival Golo Koe 2024 diawali perayaan ekaristi kudus yang dipimpin oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat dan didampingi uskup terpilih Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Max Regus serta dihadiri puluhan ribu umat yang datang dari berbagai paroki dan para peziarah dari luar wilayah.

Uskup terpilih Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Max Regus dalam kotbahnya mengajak seluruh umat untuk bersyukur karena perayaan puncak Festival Golo Koe dilaksakan bersamaan dengan perayaan ulang tahun Kemerekaan RI yang ke-79 tahun.

“ Kita bersyukur atas berkat Tuhan yang bekerja secara maksimal dan efektif, melalui para pemimpin kita. Kita juga bersyukur bersama sekelompok saudara kita, para imam yang pada tahun ini merayakan 25 tahun panggilan mereka sebagai imam. Kita bersyukur bersama mereka untuk kasih setia Tuhan yang menyertai seluruh hidup dan pelayanan mereka,” ungkap Uskup Max.

BACA JUGA:  Dinas Perizinan Mabar akan Mengintegrasikan Layanan dalam Satu Pintu Besar dengan Konsep Mal Layanan Publik

Uskup Max juga mengajak umat Katolik untuk senantiasa meneladani sikap Bunda Maria yang selalu rendah hati dalam menanggapi panggilan Tuhan. Bunda Maria memiliki rasa pengabdian yang mendalam serta ketaatan yang radikal kepada Tuhan.

Kerendahan hati dan rasa syukur Maria, kata Uskup Max diungkapkan dalam magnifikat Maria yang mengungkapkan dirinya sebagai hamba yang menyerahkan diri seutuhnya kepada kehendak Tuhan.

Maria menjawab sekaligus menjalani panggilan Tuhan sebagai seorang hamba dengan sikap rendah hati. Sikap rendah hati adalah pengingat bahwa kebesaran sejati dalam cara pandang Tuhan, tidak diukur dari kekuasaan atau status social.

Misa penutup festival Golo Koe di Waterfront, Labuan Bajo. (foto : Kornelis Rahalaka/Floresgenuine)

Menurut Uskup Max, keadaan ini kerapkali bertolak belakang dengan kondisi masyarakat kita yang sering kali mengutamakan peninggian diri.

“ Pengakuan Bunda Maria adalah sebuah gugatan untuk merangkul. Maria mengajar kita bahwa motivasi kita dan pencapaian serta posisi kita adalah anugerah Tuhan untuk digunakan bagi kemuliaan-Nya dan untuk melayani orang lain,” ujar Uskup Max.

BACA JUGA:  Uskup Max Regus : Kemajuan Ekonomi dari Pariwisata, Tidak Selalu Dibarengi Akselerasi Kultural

Bunda Maria, kata Uskup Max adalah seorang tokoh revolusioner dan sebuah manifesto lagu pujian pribadi serta pernyataan profetik tentang kepedulian Tuhan terhadap orang-orang yang tertindas. Pesan magnifikat Maria menyatakan bahwa Tuhan menurunkan para penguasa dari tahta mereka, dan meninggikan orang-orang yang rendah hati. Ia mengenyangkan orang yang lapar dengan kebaikan, tetapi mengusir orang kaya dan pergi dengan tangan hampa.

Pujian Maria ini, lanjut Uskup Max merupakan bukti kuasa transformatif dari belas kasihan Allah sekaligus pengingat bahwa tidak ada situasi yang berada di luar jangkauan karunia Allah. Terkait peringatan hari kemerdekaan Indonesia, Uskup Max menyatakan, kemerdekaan Indonesia bertujuan untuk menghormati hak-hak semua warga negara.

Tarian yang dibawakan oleh seminari Labuan Bajo pada perayaan misa penutupan festival Golo Koe. (foto : Kornelis Rahalaka/Floresgenuine)

“ Kita dipanggil untuk membangun masa depan bangsa ini. Bagaimana setiap individu, terlepas dari status sosial atau latar belakang, dapat mengalami kepenuhan berkat Tuhan. Sesuatu yang kita saksikan secara kasat mata dalam moment festival ini. Saat kita mengakhiri Festival Golo Koe dan merayakan Kemerdekaan Indonesia, kita bangun semangat dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” pintanya.

BACA JUGA:  Ketua KWI : Kekudusan harus Dipratekkan dalam Hidup Menggereja

Uskup Maximus melanjutkan, Festival Golo Koe dengan berlatar belakang kekayaan budaya Indonesia menjadi moment pembaharuan diri serta mengaktifkan diri kembali pada nilai-nilai keadilan, kasih sayang dan persatuan.

“ Nilai-nilai tersebut telah membentuk identitas bangsa kita sebagai manusia-manusia yang berjalan bersama dengan memanfaatkan sumber belas kasih Tuhan demi mengatasi tantangan yang kita hadapi. Menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat, bagi warga, bagi komunitas kita,” ujar Rektor UNIKA St. Paulus Ruteng.

Mengakhiri kotbahnya, Uskup Max mengumumkan secara resmi Gereja Paroki Roh Kudus Labuan Bajo sebagai Katedral Keuskupan Labuan Bajo. [kis/fg]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button