
FLORES GENUINE – Rumah merupakan tempat khusus untuk perjumpaan, untuk persaudaraan dan untuk kegiatan-kegiatan spiritual terutama pembentukan dan pengembangan setiap pribadi para imam dan komunitas.
Hal ini diungkapkan Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus saat acara peletakan batu pertama pembangunan rumah Unio Keuskupan Labuan Bajo, Kamis (8/5/2025). Uskup Maksi berkata, rumah yang dibangun adalah untuk para imam agar dapat mengembangkan diri, membangun komunitas, membangun persaudaraan dan kekeluargaan.
Uskup Maksi mengucapkan terima kasih kepada para pendahulu, para donatur, para penjasa yang telah menyiapkan lahan bagi pengembangan iman dan spiritualitas.
“ Kita berharap, pembangunan rumah ini bisa berjalan dengan baik dan akan selesai pada waktunya agar dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan pribadi diri dan untuk mendukung karya-karya pastoral di keuskupan ini,” imbau uskup.
Menurut Uskup Maksi, pembangunan rumah Unio Keuskupan Labuan Bajo menjadi salah satu buah dari ziarah bersama kita di tahun jubileum 2025 dalam tema peziarah harapan. Ia berharap pengharapan kita, pengharapan masing-masing, pengharapan keuskupan, paroki dan komunitas-komunitas dapat terwujud di tahun 2025.
“ Kita mohon rahmat dan kasih Tuhan untuk tim tukang dan sebagainya yang akan menyelesaikan pembangunan ini agar diberi kesehatan, diberi kekuatan sehingga mereka bisa menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepada mereka. Semoga doa-doa kita dapat memberi dukungan bagi penyelesaian rumah Unio Keuskupan Labuan Bajo,” harap Uskup Maksi.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan acara peresmian taman doa rumah Keuskupan Labuan Bajo. Taman doa ini terbuka untuk umum dan seluruh umat bisa berdoa di taman doa ini. Taman doa ini terletak di depan rumah Keuskupan Labuan Bajo.
Sementara itu, Pastor Paroki Katedral Roh Kudus Labuan Bajo, Romo Laurensius Sopang menyatakan bahwa upacara peletakan batu pertama bukan sekedar tradisi atau formalitas rohani tetapi memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam.
Romo Laurensius menjelaskan, peletakan batu pertama pembangunan rumah Unio Keuskupan Labuan Bajo merupakan tempat tinggal, pusat kasih dan persekutuan para imam projo, baik mereka yang masih aktif maupun yang calon jompo.
Mengutip kitab suci, Romo Lorens mengingatkan akan kebenaran mendasar tentang kedaulatan Allah dalam segala aspek kehidupan umatnya dan memberikan perspektif ilahi tentang peran manusia ketika berhadapan dengan karya Allah.
Menurut Romo Lorens, manusia bisa merencanakan, mendirikan dan mencapai banyak hal, tetapi semua hal itu bersifat sementara dan bergantung pada rencana dan tanda Allah.
“ Kita ini ibarat seorang tukang bangunan yang terbatas pada persiapan bahan dan juga pada pengetahuan-pengetahuan untuk membangun. Kita pun terbatas dalam kekuatan dan kebijaksanaan, sedangkan Allah ada diatas segala-galanya,” ujarnya.
Romo Lorens juga berkata bahwa Allah sebagai sumber segala sesuatu. Karena segala sesuatu menegaskan bahwa tidak ada yang ada atau terjadi di luar kehendak Allah. Mulai dari alam semesta hingga detail kehidupan kita, Allah adalah arsitek utama yang mengatur dengan tujuan yang baik.
“ Karena itu apa makna bagi kita ketika saat ini kita berkumpul untuk melakukan pemberkatan peletakan batu pertama ini? Dasar spiritualnya batu pertama sebagai landasan iman yaitu pengakuan atas kedaulatan Allah,” ucapnya.
Maka menurut dia, meletakkan batu pertama bukan sekedar tradisi, tapi simbol penyerahan proyek kepada Allah sebagai sumber penyediaan. Doa kita di sini mengingatkan bahwa bahan, dana, keahlian, bahkan keselamatan kerja. Semua itu berada dalam penyelenggaraan Allah sendiri.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kitab suci juga menyebut dirinya sebagai batu penjuru yang menjadi dasar kehidupan kita. Peletakan batu pertama mengingatkan kita bahwa rumah yang akan dibangun haruslah berlandaskan iman kepada Tuhan. Hanya dengan penyertaan-Nya rumah ini akan menjadi tempat yang penuh berkat, penuh damai sejahtera dan kekuatan untuk melindungi semua kegiatan dan semua orang yang tinggal di dalamnya. Sebab tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan oleh Yesus Kristus.

Rumah juga sebagai tempat persekutuan dan pelayanan. Rumah Unio imam projo tidak hanya untuk tempat tinggal, tapi juga diharapkan menjadi pusat persekutuan, pusat kehidupan doa dan pelayanan. Seperti rumah-rumah dalam kitab suci menjadi tempat Tuhan bekerja, misalnya rumah Kornelius dalam kisah para rasul.
“ Semoga rumah ini juga menjadi saluran berkat bagi banyak orang,” tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa pembangunan rumah ini juga adalah wujud syukur dari kebaikan orang baik, yaitu donatur dan orang baik lainnya yang membantu untuk membangunnya. Hal ini perlu disyukuri dan didoakan. Pembangunan rumah ini melibatkan dukungan banyak pihak, terutama para donatur, keuskupan Labuan Bajo dan juga sahabat-sahabat yang membangunnya.
“ Sebagai tanda terima kasih kepada para donatur dan para tukangnya maka saya mengajak para romo, imam-imam, untuk tidak melupakan nama-nama mereka dalam doa harian agar mereka tetap sehat dan memiliki banyak berkat dalam usaha-usaha mereka selanjutnya,” harapnya.
Ia juga meminta doa dari seluruh umat agar Tuhan memberkati setiap tahap pembangunan rumah ini, melindungi para pekerja dan menjadikan tempat ini penuhi kasih.
“ Semoga para imam terus menjadi terang dan garam di manapun mereka berada. Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah orang yang membangunnya,” tutup Romo Sopang. [vin/fgc]