FLORESGENUINE.com- Ribuan umat dari berbagai suku, agama dan daerah mengikuti prosesi perarakan patung Bunda Maria Assumpta Nusantara dalam rangkaian Festival Golo Koe yang berlangsung di Labuan Bajo, Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan prosesi patung Bunda Maria Assumpta Nusantara merupakan bagian dari rangkaian agenda kegiatan Festival Golo Koe yang telah berlangsung dari tanggal 10 Agustus hingga tanggal 15 Agustus 2024.
Kegiatan perarakan patung Bunda Maria Assumpta Nusantara ini digelar pada Rabu, (14/8/2024). Acara prosesi dimulai dari Gereja Stella Maris, Labuan Bajo menuju Jembatan Kampung Ujung. Selanjutnya, patung Bunda Maria Assumpta Nusantara dibawah menggunakan Kapal Motor Cahaya Lusia mengarungi perairan di teluk Labuan Bajo.
Ratusan peziarah ikut dalam prosesi laut yang menempuh jarak sekitar 2 mil dengan mengelilingi perairan teluk Labuan Bajo. Tampak Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat dan Uskup terpilih Keuskupan Labuan Bajo, Mgr. Max Regus ikut dalam ziarah perarakan patung Bunda Maria Assumpta Nusantara.
Uskup bersama ratusan umat menggunakan puluhan kapal dan ketinting melintasi kawasan perairan laut denga rute pelayaran dari Kampung Ujung menuju Hotel Ayana, melewati teluk Pulau Bajo, Pulau Monyet dan akhirnya merapat di Dermaga Pelabuhan PELNI Marina Waterfront, Labuan Bajo.
Sepanjang perjalanan laut, ratusan umat terus mendaraskan doa-doa ungkapan devosi kepada Bunda Maria Assumpta Nusantara. Selain umat Katolik, umat beragama lain juga turut menyemarakan prosesi patung Bunda Maria Assumpta Nusantara. Sebagian besar umat non Katolik adalah para nelayan dan pemilik kapal wisata.
Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat kepada media menjelaskan bahwa prosesi Bunda Maria Assumpta Nusantara merupakan ungkapan iman umat dalam bentuk devosi kepada Bunda Maria yang adalah pelindung seluruh umat manusia.
Festival Golo Koe, kata Uskup Sipri memang didesain sebagai bagian dari partisipasi seluruh umat baik umat Katolik maupun umat beragama lain untuk turut mengambil bagian dalam membangun pariwisata Labuan Bajo yang holistik dan berkelanjutan.
“ Festival Golo Koe didesain sebagai pariwisata religi bagi seluruh umat beragama. Bukan hanya umat beragama Katolik, tapi juga untuk semua umat beragama. Itu sebabnya, selama festival ini, kita bisa saksikan semua umat beragama terlibat langsung dan mengambil bagian dalam festival ini,”ujar Uskup Sipri.
Uskup Siprianus mengapresiasi keterlibatan semua umat beragama yang telah mengambil bagian dalam Festival Golo Koe ini yang puncaknya akan berlangsung esok tanggal 15 Agustus 2024. Uskup mengatakan, pada puncak festival akan diisi dengan perayaan Ekaristi Kudus sebagai pusat dan puncak dari seluruh rangkaian kegiatan selama Festival Golo Koe ini berlangsung.
Uskup Sipri juga menyebutkan bahwa banyak nilai positif yang dapat dipetik dari kegiatan festival ini. Selain guna memperdalam keimanan kita akan segala berkat dan karunia Tuhan, juga kehadiran para pelaku ekonomi seperti UMKM dapat mendorong peningkatan perekonomian bagi umat. Dia berharap agar umat terus berpartsipasi dalam setiap kegiatan festival di tahun-tahun mendatang. [kis/fg]