FLORESGENUINE.com- Masyarakat Manggarai mengenal filosofi “gendang one lingko pe’ang”. Filosofi luhur ini tengah dijadikan inspirasi dalam mendesain pengembangan destinasi wisata Parapuar sebagai salah satu destinasi wisata alternatif di Labuan Bajo.
Dari total 400 hektar lahan Parapuar, hanya sekitar 20 persen digunakan untuk pengembangan infrastruktur. Sisanya, akan dipertahankan sebagai ruang hijau. Sebagian ruang yang telah rusak akan direcovery dengan ditanami beberapa jenis pohon yang berfungsi ganda selain untuk menahan erosi, juga untuk mempertahankan sumber air dan melestarikan berbagai jenis burung.
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) berkomitmen mewujudkan konsep pembangunan pariwisata yang berbasiskan masyarakat dan berkeberlanjutan. Konsep dan komitmen BPOLBF mengingat pariwisata Labuan Bajo khususnya, dan Flores pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.
Pendekatan pembangunan pariwisata yang didasarkan pada nilai-nilai kearifan lokal diyakini lebih awet dan berkelanjutan. Hal ini diungkapkan Plt.Direktur Utama BPOLBF, Fransiskus Teguh dalam konferensi pers di Kantor BPOLBF, Jumat (14/6/2024).
Frans menjelaskan, pariwisata berbasis masyarakat dan berkelanjutan harus menjadi komitmen semua pihak termasuk investor yang hendak berinvestasi di kawasan Parapuar. Selain memperhatikan nilai-nilai kearifan lokal, pengembangan destinasi wisata Parapuar juga akan dilakukan dengan penuh kehati-hatian yakni memperhatikan aspek ekologi dan sumber daya hayati yang terdapat di dalamnya.
Dia menyebutkan, sejak tahun 2023, BPOLBF telah menyelenggarakan beberapa event di Parapuar seperti picnic over the hill of Parapuar vol 1 dan vol 2 serta vol 3 yang akan digelar pada Sabtu (15/6/2024).
Sejumlah event tersebut akan diadakan secara regular. Masyarakat telah menyambut antusias beberapa event yang digelar di Parapuar. Ke depan, pihak pengelola akan merancang event-event lebih baik lagi dengan memerhatikan aspek lingkungan dan suasana nyaman tidak hanya bagi manusia tetapi segala ekosistem yang ada di kawasan tersebut.
Sementara itu, terkait investasi di Parapuar, Frans mengatakan, BPOLBF terus mendorong beberapa investor yang telah berkomitmen berinvesatsi di kawasan itu untuk segera merealisasikan komitmennya. Namun, Frans mengatakan, pihak investor dan pemerintah masih membutuhkan waktu untuk menyelesaikan beberapa hal baik yang berkaitan dengan pengembangan sarana prasarana maupun kesiapan investasi di kawasan Parapuar.
“ Kita ingin secepatnya. Namun, tentu masih membutuhkan proses termasuk sarana prasarana pendukung lainnya seperti infrastruktur jalan dan kelistrikan,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, pihaknya masih mematangkan lagi desain pembangunan destinasi wisata Parapuar sehingga benar-benar sesuai dengan karakteristik wilayah, nilai-nilai budaya lokal, ekologi dan keberlanjutan. [kis/fg]