PARIWISATA

Pelanggaran HAM Seringkali Terjadi dalam Pembangunan Pariwisata

FLORESGENUINE.com- Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) seringkali terjadi dalam pembangunan pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia. Oleh karena itu, penting adanya komitmen pemerintah, pelaku bisnis pariwisata juga masyarakat sipil untuk bersama-sama mengintegrasikan prinsip-prinsip HAM ke dalam bisnis pariwisata.

Prinsip-prinsip panduan PBB tentang bisnis dan HAM dapat menjadi rujukan untuk mewujudkan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan. Artinya, pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan tidak mungkin terwujud bila HAM tidak menjadi rujukan.

Komisioner Mediasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Prabianto Mukti Wibowo menjelaskan ini saat tampil sebagai pembicara dalam seminar bertajuk “Mendorong Pariwisata yang Inklusif dan Berkelanjutan” di Sanur, Bali belum lama ini.

BACA JUGA:  Tingkat Penghunian Kamar Hotel di Manggarai Barat Bulan Agustus 2023 Kisaran 60,76 Persen

Pariwisata yang inklusif harus merupakan pengembangan pariwisata yang mampu menjangkau dan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap orang, termasuk penyandang disabilitas untuk menikmati kegiatan wisata. Karena itu, pariwisata tidak lagi dapat dianggap sebagai industri yang bebas dari masalah HAM melainkan sebaliknya, berpotensi melanggar HAM.

Para wisatawan sedang berdatangan di Bandara Udara Komodo. (foto : Kornelis Rahalaka/Floresgenuine)

Sementara itu, indeks pariwisata inklusif di Kabupaten Manggarai Barat pada tahun 2023 mencapai 98,6 pesen. Sesuai data indeks pariwisata inklusif tahun 2023 sebesar 62,5. Dari target tersebut pariwisata Mabar berhasil merealisasikan sebesar 61,6 atau 98,6 persen. Sebaliknya, pada tahun 2022, indeks pariwisata inklusif masih mencapai 97 persen atau 58,2.

Secara terpisah, Bupati Edistasius Endi menjelaskan, hasil pengukuran indeks pariwisata ini akan menjadi rujukan dalam mengambil kebijakan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat khususnya kelompok-kelompok  marginal yakni masyarakat miskin, disabilitas dan kaum perempuan.

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan ke Manggarai Barat pascapandemi covid-19 terus mengalami peningkatan. Tercatat, tahun 2022 hanya mencapai 170.354 kunjungan namun pada tahun 2023 naik mencapai 351,359 kunjungan. Hal ini menunjukan Labuan Bajo, Manggarai Barat  semakin menjadi tujuan utama wisatawan domestic pun internasional. [kis/fg]

BACA JUGA:  Komodo, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button