FLORESIANA

Keseruan Binatang Purba Komodo Ketika “Jatuh Cinta”

Editor : Kornelis Rahalaka

Warga dunia boleh jadi bersedih atas punahnya reptil raksasa purba ini, namun Sang Pencipta rupanya masih berbaik hati, menyisahkan satu jenis marga dinosaurus dan membiarkannya hidup hingga memasuki abad modern ini.

Sementara rekan-rekan sejenis lainnya, telah memfosil dan cuma jadi pajangan di ruang-ruang museum. Dialah komodo, satu-satunya hewan purba yang masih hidup di muka bumi ini.

Komodo adalah sisa-sisa keturunan bangsa dinosaurus yang masih hidup di habitat aslinya di Pulau Komodo, Rinca dan dataran Wae Wuul, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia.

Binatang komodo mengembangbiakan keturunan dengan bertelur. Namun, bagaimana dan pada saat mana binatang komodo yang berlawanan jenis kelamin saling jatuh cinta dan kawin, masih penuh misteri. Belum ada yang memastikan. Apalagi menerangkan, bagaimana dua komodo perkasa, jantan dan betina melakukan hubungan biologisnya.Tentu lebih sulit lagi.

Namun yang pasti, belaian dan rangkulan  yang memperlihatkan ekspresi cinta kasih dan ambisi antara komodo jantan untuk menaklukan komodo betina  telah menyebabkan keduanya harus bertarung sengit, sebelum keduanya melakukan hajat tersebut. Jika Anda ingin nonton komodo kawin, silakan datang sendiri ke Pulau Komodo sambil menunggu waktu yang tepat.

Tentu dengan sedikit kesabaran.Sebagai manusia yang hidup di zaman serba modern ini, sudah tentu mengasyikan ketika menyaksikan cara dua binatang purba nan unik tersebut saling merangkul sebagai ungkapan kasih sayang mereka  lewat teknik dan cara-cara purba.

Drh. Sudarto dan Drh. Liang Kaspe, keduanya dari kebun binatang Surabaya yang pernah melakukan penelitian menyebutkan, komodo jantan dan betina akan menjadi matang dan siap untuk melakukan perkawinan setelah mencapai usia 6 tahun.

Masa bercumbu pada komodo terbilang sangat singkat, sehingga sulit diketahui. Masa ini akan segera disusul dengan perkawinan. Perkawinan komodo bisa terjadi berkali-kali. Saat komodo bercumbu dan saling bermesraan, tampak keduanya seolah-olah sedang menari dan bersikap saling memanggil.

BACA JUGA:  Tanggerang Selatan : Ketua RT yang Buta Toleransi

Musim kawin komodo biasanya berkisar antara bulan Mei-Juni. Sedangkan musim bertelur sekitar bulan Juli–Oktober. Biasanya, komodo bertelur di kali mati atau di gua-gua perbukitan.Beberapa hari sebelum bertelur,  komodo betina terlihat mulai menggali-gali tanah atau pasir untuk membuat sarang.Napsu makan komodo betina mulai menurun dan perangainya lebih agresif dan ganas.

Bentuk telur komodo bulat panjang atau oval bercangkok lunak dan halus seperti layaknya telur penyu. Rata-rata panjangnya mencapai 10,4 cm dan lebar 7,2 cm dengan berat sekitar 255 gram. Warna kulit telur yang baik adalah yang putih bersih dengan jumlah telur mencapai 21 butir.

Komodo tidak mengeraminya sendiri. Tapi menimbunnya dengan pasir serta dedaunan dibantu dengan sinar matahari. Telur-telur itu akan menetas mulai hari ke 208 sampai hari ke 251 atau sekitar 8 bulan. Bandingkan dengan lamanya menetas telur  binatang melata lainnya  seperti penyu sekitar 1,6 bulan dan buaya 2 bulan yang sama-sama tidak dierami oleh induknya. Atau dengan ayam yang selama 3 minggu dan itik 4 minggu.

Menurut Prof. Dr. Auffenberg, seorang ahli berkebangsaan Amerika yang pernah meneliti komodo menyatakan bahwa telur komodo tergolong  lama sekali menetasnya  yaitu 8 bulan paling lama, dibandingkan bangsa reptil lainnya.

Pada bulan April telur-telur komodo di alam bebas itu mulai menetas dibuktikan dengan munculnya bayi-bayi komodo dari dalam gua-gua batu. Bayi-bayi komodo berlarian ke sana ke mari lalu mereka memanjat pohon.

Menurut pengamatannya, telur-telur yang sudah menetas, diletakan oleh induk komodo pada bulan Juli atau Agustus setahun sebelumnya. Jika dihitung maka jangka waktunya mencapai 8 atau 9 bulan, komodo baru bisa menetas. Setelah menetas, induk komodo akan kembali berkumpul dengan komodo-komodo lain, sedangkan anak-anak komodo dibiarkan mencari hidup sendiri.

Bahkan komodo diketahui sampai hati memakan anaknya sendiri bila merasa lapar. Oleh karena itu, bayi-bayi komodo yang telah menetas akan langsung dipindahkan oleh induknya atau langsung berlarian memanjat pohon untuk menyelamatkan diri dari komodo dewasa.

BACA JUGA:  Pemilu Pesta Kita

Panjang bayi komodo tercatat mencapai 45 cm, dengan berat 110 gram. Pada usia 9 bulan, berat anak komodo mencapai 1,57 kg dengan panjang mencapai 90 cm. Dan bila sudah dewasa, panjang komodo bisa mencapai 2,5 sampai 3 meter.

Sementara itu, peneliti yang lain menyebutkan, komodo jantan dan betina akan menjadi matang dan siap melakukan hubungan seksual pada usia 6-8 tahun. Denagn lama periode birahi dari komodo betina hanya berlangsung sekitar 3-5 hari dan akan terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus.

Sang komodo jantan dapat mendeteksi mana betina yang sedang birahi. Komodo jantan dapat menempuh jarak yang jauh untuk bertemu dan kawin dengan komodo betina. Komodo jantan akan melakukan semacam ‘ritual pertempuran’ satu sama lain demi mendapatkan perhatian dari sang komodo betina.

Pada saat pertempuran itu, kedua komodo jantan saling berhadap-hadapan dengan posisi berdiri dengan kedua kakinya sementara ekor tampak saling merangkul satu sama lain dengan tungkai menghadap ke depan.Sang jantan akan memulai perkawinan dengan cara menjentikkan lidahnya ke moncong betina, kemudian ke seluruh tubuh hingga mencapai daerah kloaka.

Perkawinan berlanjut ketika si jantan menekan moncong kebagian dasar dari ekor sibetina. Si komodo jantan kemudian ‘membelai’ tubuh komodo betina dengan cakarnya lalu menungganginya.

Hasil penelitian diketahui bahwa komodo jantan, seperti halnya semua jenis biawak, mempunyai dua penis atau yang disebut hemipenis. Kedua penis itu terletak di sisi perut, sedikit di belakang kloaka. Biasanya, komodo jantan hanya menggunakan satu penis selama proses perkawinan. Penis itu dimasukan  ke dalam kloaka betina, tempat di mana sperma tersimpan dan kemudian akan mengalir menuju saluran telur.

Telur yang dibuahi bisa mencapai 30 butir. Telur-telur tersebut akan berkembang di dalam tubuh betina selama 30 – 35 hari, masa perkebangan ini sama dengan biawak lainnya bahkan untuk jenis dewasa yang mempunyai berat kurang dari 100 gram.

BACA JUGA:  Launching Festival Lembah Sanpio, Kupagut Aromanya

Di saat telur sedang berkembang, komodo betina akan memilih bersarang di sisi lembah atau di sarang burung-burung megapoda. Selama musim kawin ini, komodo betina hanya menggunakan sebagian kecil dari wilayah jelajahnya.

komodo mengembangbiakan dengan bertelur.(foto:dok/Floresgenuine)

Sarang telur komodo mempunyai kedalaman sekitar 70-80 cm. Dengan suhu di dalam sarang relatif tetap yakni 29 C. Jika sarang terlalu dangkal, suhu akan terlalu tinggi dan menyebabkan ketidaknormalan perkembangan bahkan bisa membawa kematian. Induk betina akan menggali beberapa sarang namun hanya menyimpannya di satu sarang.

Lubang-lubang tambahan lainnya hanyalah jebakan untuk mengecoh predatornya misalnya babi hutan. Sementara itu, berat telur sekitar 100 gram. Komodo betina akan melindungi sarangnya untuk beberapa bulan dan setia menjaganya dari komodo betina lain mengingat terbatasnya jumlah sarang yang ada.

Komodo betina biasanya kurang makan dan akan kehilangan berat tubuh hingga 30%. Karena itu, komodo betina sangat rentan terhadap kanibalisme pada periode ini. Sementara, masa inkubasi telur di dalam sarang selama 220-250 hari. Selama masa inkubasi ini, telur akan menyerap air dari sekelilingnya, khususnya pada 60 hari terakhir, di mana embrio berkembang dengan pesatnya.

Komodo mempunyai gigi khusus yang digunakan untuk merobek kulit telur. Kulit telur ini akan terlepas dengan sendirinya, saat mereka keluar dari cangkang telur. Berat tubuh anak –anak komodo sekitar 100 gram dengan panjang sekitar 40 cm. Rasio sex ketika menetas adalah 50 : 50. Seketika menetas,bayi-bayi komodo bergegas keluar dari sarangnya.

Bayi-bayi komodo tersebut akan hidup dari energi yang disediakan oleh residu massa kuning telur yang ada pada tubuh mereka. Begitu keluar dari sarang, bayi-bayi komodo itu akan segera memanjat pohon demi menghindari pemangsaan oleh burung, ular atau pun komodo lainnya.*

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button