FLORESGENUINE.com– Nama Golo Mori boleh jadi masih sangat asing di telinga banyak orang. Maklum, Golo Mori merupakan sebuah kawasan yang masuk kategori 3T yaitu Tertinggal, Terpencil dan Terisolir. Ia hanyalah sebuah desa yang sunyi, terletak paling selatan dari Kota Labuan Bajo, Ibu Kota Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kendati kawasan tersebut miliki topografi perbukitan yang tandus dan gersang, namun ia menyimpan sejuta mutiara indah. Nama Golo Mori sendiri berasal dari bahasa Manggarai yang berarti ‘Gunung Tuhan’ atau versi lain menyebutnya gunung yang bertuan, sedangkan oleh suku Bima, Golo Mori diartikan sebagai ‘pedang hidup’.
Data pusat statistik Manggarai Barat tahun 2019 menyebutkan jumlah populasi penduduk Golo Mori mencapai 2.034 jiwa. Sebanyak 80 persen penduduk berprofesi sebagai petani dan nelayan. Penduduk Golo Mori mendiami empat dusun yakni Lenteng, Jarak, Lo’o, dan Compang. Secara administrative pemerintahan, kawasan Golo Mori masuk ke dalam Kecamatan Komodo.
Sementara itu, secara geografis, luas Desa Golo mencapai 14.243 kilometer persegi dan dikelilingi oleh perbukitan dengan elevasi antara 200 – 600 meter di atas permukaan laut. Sejauh mata memandang tampak padang savana yang menyelimuti perbukitan yang kuning kecoklatan. Kesan tandus dan gersang di musim kemarau dan akan menjadi hijau tatkala musim hujan tiba.
Tidak seluruh kawasan itu gersang dan tandus, di sejumlah kawasan lain, terbentang ratusan hektar sawah yang memanjakan mata. Ketika memasuki kawasan ini, keheningan segera menyeruak yang membuat jiwa terasa tenang. Hanya desiran angin dan gemuruh ombak Selat Molo serta kawanan kerbau, sapi dan kuda terlihat di perbukitan savanna sedang mencari makan.
Di beberapa titik ketinggian di perbukitan Golo Mori, kita saksikan Pulau Rinca dan beberapa pulau bungil berpasir putih yang sangat memanjakan mata. Sementara di bagian pesisir pantai terbentang pasir putih yang meliuk melingkar searah garis pantai dengan hutan bakaunya yang masih asri.
Pantai-pantai berhutan bakau di kawasan ini masih relative terpeliharan dengan baik, meskipun sebagian kecil kelompok bakau mulai rusak akibat bencana abrasi atau oleh karena perilaku buruk manusia. Ada pantai Pasir Panjang dengan pasir putihnya yang memanjang sekitar satu kilometer. Terdapat pula Pantai Nggoer, Pantai Soknar, Pantai Lajar dan beberapa pantai yang indah dengan laut biru toska jernih yang tentu menawarkan alam bawa lautnya yang indah.
Golo Mori menyimpan beragam potensi pariwsata dan keunikan yang taka da tandingannya. Jarak antara bibir pantai Golo Mori di Flores Barat dengan Pulau Rinca di Taman Nasional Komodo (TNK) boleh dibilang sangat dekat yakni hanya dipisahkan oleh Selat Molo, selat yang terkenal cukup sempit dengan arus lautnya yang terkenal deras dan dasyat. Jaraknya hanya sekitar 500 meter.
Untuk menyeberanginya dibutuhkan nyali dn perjuangan yang tidak ringan. Maklum, selat Molo merupakan wilayah perairan laut pertemuan antara selat Sumba dan Laut Sawu. Para nelayan dan setiap orang yang menyeberani selat ini mesti harus hati-hati bila tak ingin terseret oleh pusaran air yang deras.
Kendati menyimpan berbagai potensi alam dan pariwisata yang mempesona namun, hingga tahun 2020 lalu, wilayah Golo Mori nyaris luput dari perhatian pemerintah dan para pegiat pariwisata. Karena untuk mencapai Golo Mori, orang harus melakukan perjalanan darat dengan menggunakan sepeda motor atau jalan kaki.
Akses jalan ke Golo Mori masih melalui jalan telfor atau jalan setapak. Orang terpaksa harus melewati hutan atau perkebunan masyarakat. Tak jarang, para pejalan kaki kerapkali harus berhadapan dengan binatang buas seperti babi hutan, biawak dan komodo yang berkeliaran bebas di alam. Selain para pejalan kaki atau bersepeda motor harus melewati medan yang berat, berbatu, terjal dan berlumpur bila musim hujan.
Presiden Jokowi Mengubah Golo Mori Jadi Mutiara
Kisah pendek di atas merupakan potret buram Golo Mori masa lalu. Memasuki tahun 2021, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi berangsur-angsur mengubah Golo Mori menjadi mutiara, kawasan yang penuh madu dan susu.
Kawasan yang dulunya terisolir dari dunia luar, perlahan-lahan berubah menjadi destinasi wisata yang menarik bagi ribuan wisatawan asing dan domestik untuk datang ke wilayah ini. Hingga berbagai iven pertemuan berlevel nasional atau internasional digelar di kawasan ini. Suatu perkembangan yang luar biasa cepat dan mengagumkan.
Sejak April 2022, pemerintah Jokowi memulai membangun ruas jalan Labuan Bajo-Golo Mori sepanjang 25 km. Untuk membangun jalan ini, pemerintah menggelontorkan anggaran hingga mencapai Rp481 miliar. Selain membangun jalan, pemerintah pusat juga membangun sedikitnya empat jembatan sepanjang 175 meter yang terletak di Kampung Wae Mburak, Wae Kenari, Nanganae dan Soknar.
Kehadiran jalan baru tersebut dapat mempersingkat perjalanan warga dari dan ke Golo Mori. Jarak tempuh Labuan Bajo – Golo Mori hanya ditempuh dalam waktu 30 menit. Jalur jalan ini pun dibangun dua jalur dengan beraspal licin dan berkualitas baik. Pemerintah menjamin, prinsip kualitas, estetika dan keberlanjutan lingkungan.
Selain membangun jalan yang baik dan berkualitas, di sepanjang jalan juga ditanami pohon peneduh untuk memberi rasa nyaman, aman dan sejuk bagi warga dan para pengunjung. Akses baru ini pun telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Maret 2023 lalu.
Presiden Jokowi berharap, kehadiran jalan baru ini dapat membuat kawasan Labuan Bajo dan Golo Mori berkembang dengan baik dan menjadi salah satu destinasi pariwisata yang menarik. Selain itu, untuk meningkatkan konektivitas dalam rangka mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menjajal jalan baru dengan mengunjungi kawasan MICE Golo Mori yang dibangun di atas lahan seluas 20 hektare. Di kawasan ini telah dibangun beberapa venue sebagai pusat pertemuan internasional dan nasional seperti convention hall berkapasitas 400 orang, VVIP lobby, VVIP lounge, ruang VIP, ruang media center, menara pandang (observation deck), beach club, amphitheatre untuk 500 orang dan dermaga kayu.
Pembangunan sarana prasarana di kawasan ini juga bertujuan untuk mewujudkan kawasan Golo Mori sebagai destinasi MICE di Indonesia Timur sekaligus guna mendukung peningkatan kunjungan wisata ke Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo dan sekitarnya.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi telah mengubah kawasan 3T ini menjadi kawasan yang penuh “susu dan madu” bagi masyarakat lokal dan para wisatawan. Tugas kita adalah menjaga, merawat dan melestarikannya agar Golo Mori senantiasa menjadi mutiara yang indah untuk kebaikan kita bersama. [kis/fg]