OPINI

Festival Golokoe, Menghormati Bunda Maria dan Menjaga Nilai Keberagaman

Oleh : Yakobus S Muda

Agustus ini kita akan merayakan kembali Festival Golokoe. Festival yang mengandung pesan tersembunyi tentang kehidupan keberagaman di NTT.

Festival ini juga menjadi wadah untuk mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika kepada masyarakat dan wisatawan. Festival ini berciri inklusif, merangkul semua anak bangsa dari pelbagai suku, budaya dan keragaman agama.

Konsep Festival ini diselenggarakan untuk menumbuhkan pariwisata Labuan Bajo-Flores yang berakar dan bertumbuh dalam keunikan serta kekayaan budaya dan spiritual setempat.

Dalam iman katolik, penghormatan kepada Bunda Maria di Bulan Mei dan Oktober dan doa-doa secara pribadi yang bisa dilakukan tiap hari. Festival Golokoe merupakan aktualisasi iman Katholik dalam kehidupan nyata sebagai penghormatan kepada Bunda Maria.

BACA JUGA:  ISKA Dorong Lemhannas Lakukan SSDN di Destinasi Pariwisata Super Prioritas

Sejarah devosi kepada Bunda Maria dimulai sejak awal abad III. Dijadikan bulan Mei dan Oktober sebagai bulan devosi kepada Bunda Maria berkaitan dengan awal musim semi di Eropa dan situasi geopolitik di masa kejayaan Napoleon dan Kerajaan Ottoman.

Dalam konteks masa kini, di mana situasi ketidakpastian global berdampak sampai sendi-sendi kehidupan sosial. Dengan memperhatikan kondisi pertumbuhan Labuan Bajo dan Flores, NTT sebagai destinasi dunia dan sebagai episentrum of growth Indonesia Timur bagian selatan. Penghormatan kepada Bunda Maria menjadi perisai keberagaman dan aktualisasi dari semboyan bhineka tunggal ika.

kegiatan festival Golo Koe yang digelar di Waterfront Labuan Bajo beberapa waktu lalu. (foto : ist)

Dengan memperhatikan dinamika global dan nasional, Mgr Siprianus Hormat  sebagai pemimpin umat Katholik di Keuskupan Ruteng mengajak kita semua untuk lebih beriman dalam konteks kehidupan nyata. Dengan lebih beriman akan mendukung pengembangan pariwisata di Flores NTT yang inklusif.

BACA JUGA:  Mgr. Budi Kleden: Jawaban Doa Umat dan Perutusan Baru (2)

Dalam Festival Golokoe syarat pesan keberagaman dalam bingkai NKRI.  Mengingatkan kita akan budaya asli Indonesia. Kekuatan kebihekaan dalam perbedaan yang menjadi Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa. Jati diri bangsa ini agar terus dijaga dan tidak terpengaruh oleh ideologi  dari luar yang dapat memecah belah karakter kebangsaan umat Flores, NTT yang sedang membangun ekonomi baru di bidang kepariwisataan.

Selain itu, Festival Golokoe bertujuan mendorong aktivitas ekonomi kreatif masyarakat sekitar dan kampanye pelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan pariwisata keberlanjutan di NTT.

Dalam Festival Golokoe, wisatawan dapat mengikuti berbagai atraksi. Berbagai  rangkaian kegiatan seperti  pentas budaya lokal, parade kapal phinisi, pengarakan Bunda Maria serta pameran dan basar usaha kecil dan menengah.

BACA JUGA:  Jalan Strategis IKN untuk Visi Indonesia Emas

Kegiatan ini merupakan kerjasama antara Pemda Manggarai Barat, Keuskupan Ruteng dan BPOLBF serta melibatkan asosiasi-asosiasi Pariwisata. Asosiasi pariwisata turut mendukung kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini. Beberapa asosiasi di Manggarai Barat antara lain IHGMA, PHRI, ASPPI, ASITA, ASTINDO, Gahawisri, HPI, ASKAWI.*

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button