BUMI MANUSIA

Keprihatinan Jadi Topik Evaluasi Program Tahun Ekologi Integral 2024

FLORESGENUINE.com- Keprihatinan dan hidup sederhana dijadikan topik evaluasi program tahun ekologi intergral 2024 dalam rapat pastoral  Keuskupan Labuan Bajo yang berlangsung di Aula Katedral Paroki Roh Kudus, Labuan Bajo, Rabu (4/12/2024).

Vikaris Jenderal  (Vikjen) Keuskupan Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu mengatakan, pastoral ekologi integral yang dibidangi oleh Keuskupan Ruteng telah dilaksanakan sepanjang tahun 2024.

Banyak kecapaian yang telah dilakukan di paroki-paroki khususnya dalam mengelola pertanian organik dan pemberdayaan umat untuk pangan lokal dan beberapa masalah yang menjadi persoalan utama di dunia pariwisata. Paroki-paroki konsen untuk bagaimana mengelola sampah plastik baik yang ada di laut maupun yang di darat.

Dia mencontohkan Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Kesambi yang giat mengelola sampah melalui kolekte sampah.

“ Sampah di satu sisi bisa mendatangkan manfaat ekonomi ketika dikumpulkan secara baik dan dikelola untuk dijual,” ujarnya.

Ada pula gerakan-gerakan lain yang sangat signifikan yang dilakukan oleh paroki-paroki se Keuskupan Labuan Bajo sepanjang tahun ini yakni menanam kayu di lingkungan mata air dan konservasi mata air.

“ Itu juga menjadi konsep utama. Karena kita tahu pada saat ini banyak hutan mulai gundul dan itu berarti akan ada krisis air,” ujarnya.

BACA JUGA:  Napak Tilas Gereja Katolik Manggarai Barat, Berjalan Bersama Allah

Keuskupan Labuan Bajo sudah mengantisipasi hal tersebut sejak dini dengan menjaga lingkungan alam agar tidak tercemar.

Sementara itu, Romo  Charles Roberto Suwendi, Direktur Pusat Pastoral Keuskupan Labuan Bajo mengatakan bahwa evaluasi ini berkaitan dengan pelaksanaan pastoral integral tahun 2024. Yang di canangkan bersama Keuskupan Ruteng.

Evaluasi bertujuan untuk melihat praktek-praktek baik yang dilakukan di paroki berkaitan kesulitan dan tantangan yang dihadapi dalam mengelola dan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan hijau.

“ Sebetulnya yang kita buat hari ini, tidak berbeda dengan apa yang sudah dijalankan selama ini. Rapat hari ini adalah rapat  evaluasi yang sudah dibuat dan sudah dikerjakan oleh setiap paroki. Dari evaluasi ini kita akan mendengar praktek baik dan evaluasi kegiatan setiap paroki melalui kegiatan penghijauan, penyadaran dan sosialisasi serta aksi-aksi konkrit yang sudah dijalankan,” paparnya.

Dia menyebutkan ada satu komitmen bahwa apa yang sudah kita mulai  agar dilanjutkan. Karena itu sangat penting komitmen dan kepedulian terhadap ekologi di masa-masa yang akan datang. Senada diungkapkan Pastor Paroki Wajur, Romo Egidius Menori. Romo Egi menyatakan tertarik dengan sharing teman-teman.

BACA JUGA:  Panas Bumi Atadei : Kebutuhan Listrik dan Kurangi Dampak Pemanasan Global

“ Saya berkaca pada apa yang mereka lakukan sangat luar biasa. Saya menyadari apa yang saya buat selama ini mengedukasi, mensosialisasi program dan melakukan pewartaan-pewartaan. Terkait dengan ekologi. Ada satu hal yang saya harus angkat jempol yang dilakukan oleh beberapa teman imam,” ungkap Romo Egi.

Menurut dia, mereka sudah menginspirasi dan memiliki sebuah model dan contoh bagaimana pengembangan pertanian, bagaimana teknologi yang kongkrit. Ini satu contoh motivasi tapi juga mampu menggerakkan orang Lain.

Rapat evaluasi program ekologi integral Keuskupan Labuan Bajo. (foto : Vincent Patno/Floresgenuine)

“ Saya adalah pastor paroki di Wajur dan tidak memiliki lahan sehingga saya fokus pada pewartaan. Saya tidak terlalu percaya diri omong tentang pertanian, omong ekologi, karena umat saya sudah dekat dengan alam. Hari-hari mereka dengan alam. Saya tidak mungkin mengajar mereka tentang pertanian, sementara saya tidak pernah memegang sekop. Sama halnya saya mengajar ikan untuk  berenang,” katanya.

Dia menyatakan program pastoral ekologi integral seperti apa programnya dan apa dampak-dampaknya, program yang diturunkan sangat detail. Program-program ini dapat dinilai dan diukur kualitatifnya demikian pula dampak rohani.

BACA JUGA:  Menyelaraskan Pertanian, Ekosistem dan Ekonomi Keluarga

Menurut Romo Edi kegiatan ini harus menjawab kebutuhan yakni data umat. Dari data yang ada dapat diketauhi mayoritas umat kita adalah petani. Dalam keluarga, ada tiga aspek pastoral yakni pertanian yang berwawasan ekologi, Pendidikan yang peduli lingkungan dan pastoral keluarga yang peduli lingkungan.

Menurut dia, pendekatan yang dilakukan adalah melalui pola pendekatan  keroyokan holistik integral. Rahasia pelaksanaannya  kegiatan ada pada dewan pastoral paroki, ketua kelompok dan ketua stasi.

Kesimpulan akhir evaluasi sedikitnya ada dua hal penting yang mesti menjadi pergumulan Gereja Keuskupan Labuan Bajo yaitu keprihatinan dan  kesederhanaan. Keprihatinan tampak pada gerakan-gerakan kecil tentang hidup sederhana. Di mana berhubungan dengan pengelolaan keuangan dan aset dalam keuskupan.

Kita prihatin dengan kondisi ekonomi, sosial dan budaya serta kehidupan bersama umat yang kita layani yang notabene dalam cara pandang tertentu kita lihat begitu hidup dalam kondisi yang memprihatinkan. Dalam banyak hal maka pendekatan-pendekatan kecil, sederhana dan sikap hidup yang sederhana dan pola hidup yang sederhana menjadi jawaban untuk kita para agen pastoral. [vin/fg]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button