FLORESGENUINE.com- Kamis, (1/8/2024) adalah hari yang istimewa bagi saya. Untuk pertama kali saya bertemu secara langsung dengan Duta Baca Indonesia, Bang Heri Hendrayana Harris. Seorang sastrawan Indonesia yang lebih populer dikenal dengan nama pena Gol A Gong. Sejak tiga tahun lalu beliau terpilih menjadi Duta Baca Indonesia periode 2021 – 2026 oleh Perpustakaan Nasional.
Mas Gol A Gong sudah tidak asing lagi dalam dunia literasi. Ia telah malang melintang dalam aktivitas baca-tulis lewat karya-karya dalam bentuk buku. Ratusan buku fiksi maupun non-fiksi telah ditulis, baik secara solo maupun dalam bentuk antologi. Salah satu novel serial fenomenalnya dan telah difilmkan adalah ”Balada Si Roy.”
Selain itu, Mas Gol A Gong juga menjadi penggerak komunitas literasi. Bersama istrinya, Tias Tatanka dan kawan-kawannya, Mas Gol A Gong mendirikan dan mengelola Rumah Dunia, sebuah komunitas literasi yang menjadikan kediaman mereka di Banten sebagai markas.
Tujuannya adalah memfasilitasi anak-anak untuk berlatih membaca, menulis, melukis, menjadi wartawan, membuat film, teater dan aktivitas kreatif lainnya. Dengan demikian, hal-hal negatif yang menyerbu anak-anak dan remaja saat ini bisa dialihkan ke aktivitas positif.
Jejak karyanya yang fenomenal menghantar Mas Gol A Gong menyabet berbagai penghargaan di bidang literasi, baik tingkat nasional maupun internasional. Karena itu tidak salah Mas Gol A Gong dipilih menjadi Duta Baca Indonesia. Sebuah program dari Perpustakaan Nasional RI yang menjadikan sosok inspiratif untuk menjadi motivator dalam mengkampanyekan budaya membaca ke seluruh lapisan masyarakat.
Pemilihan Duta Baca Indonesia dimulai sejak 2005. Beberapa public figure yang punya kecintaan dalam membaca telah dinobatkan menjadi Duta Baca Indonesia. Tantowi Yahya, seorang politisi, presenter, aktor, penyanyi adalah Duta Baca Indonesia pertama yang menjabat 2005 – 2010. Tugas ini lalu diteruskan oleh Andi F Noya. Presenter yang terkenal dengan acara Kick Andi ini menjabat sejak 2011 – 2015. Najwa Shihab, seorang presenter lalu meneruskan tugas ini pada periode 2016 – 2020. Dan tugas itu kini diemban Mas Gol A Gong sejak 2021 hingga 2026.
Duta Baca Indonesia itu tugasnya menyebarkan spirit literasi ke pelosok Nusantara. Sebuah tugas mulia yang berat dan penuh tantangan di negeri yang dalam berbagai survey dikatakan minat baca masyarakatnya masih rendah. Duta baca adalah ikon dalam kampanye budaya membaca.
Ia adalah ujung tombak dalam menyebarkan semangat literasi untuk mendongkrak gairah membaca masyarakat yang lesu. Duta Baca diutus untuk mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya literasi. Misi mulia Duta Baca adalah mengentaskan tuna literasi di negeri ini.
Sejak terpilih menjadi Duta Baca Indonesia, Mas Gol A Gong telah membuat terobosan yang out of the box dengan melakukan safari literasi ke seluruh pelosok Nusantara. Ia terus berkeliling menggelorakan semangat membaca ke seluruh lapisan masyarakat.
Ia menjumpai banyak orang dan mengunjungi berbagai tempat untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa membaca itu penting bagi kehidupan. Dengan tagline “Membaca itu Sehat, Menulis itu Hebat”, Mas Gol A Gong terus memompakan semangat berliterasi di bumi Nusantara.
Flores Timur sungguh beruntung karena dua kali dikunjungi Duta Baca Indonesia. Dalam kunjungan kedua ini, saya mendapat kesempatan berharga. Sosok inspiratif ini bisa saya temui secara langsung. Sebelumnya, saya hanya mengenal Mas Gol A Gong lewat buku – bukunya. Salah satu karyanya yang saya koleksi dan menjadi inspirasi dalam menggerakkan literasi adalah ”Gempa Literasi.” Buku ini bagi saya adalah ”kitab suci” bagi para pegiat literasi.
Dalam buku setebal (i-xvi) 519 halaman ini Gol A Gong bersama Agus M. Irkham bercerita ihwal buku, perpustakaan, komunitas literasi, budaya baca tulis dan taman bacaan masyarakat. Buku ini saya bawa dalam perjumpaan dengan Mas Gol A Gong untuk ditanda tanganinya. Di bawah tanda tangannya, Mas Gol A Gong menulis ”Nyalakan!”. Pesan ini saya maknai sebagai imperatif untuk terus menyalakan ”obor” literasi.
Perjumpaan sepanjang hari itu diawali dengan acara ”Bincang-Bincang Duta Baca Indonesia” di Aula OMK Dekenat Larantuka. Acara ini dihadiri ratusan peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, guru, dosen dan pegiat literasi. Acara diawali dengan seremonial pembukaan yang diisi dengan sambutan pejabat Perpusnas RI dan penjabat Bupati Kabupaten Flores Timur. Diselingi acara hiburan dari SMK Suryadewa Larantuka.
Selanjutnya Duta Baca Indonesia memandu kegiatan bincang-bincang bersama yang menghadirkan tiga pemateri yaitu Bang Zaenal Boli, seorang guru, pegiat literasi dan seni di Kabupaten Flores Timur. Lalu Bung Maksimus Masan Kia, guru, pegiat literasi dan ketua PGRI Kabupaten Flores Timur. Dan Bapak Laurensius Yitno Wada, Staf ahli bupati bidang ekomoni dan pembangunan. Usai acara bincang-bincang, dilanjutkan dengan foto bersama. Lalu diakhiri dengan santap siang bersama.
Setelah makan siang, bersama teman-teman penulis konten lokal terpilih, kami terus merajut kebersamaan dengan Duta Baca Indonesia. Kami bergeser ke SMAK Santo Fransiskus yang bersebelahan dengan aula OMK Dekenat Larantuka. Bincang-bincang ini berjalan dalam suasana santai ditemani minuman hangat kopi, teh, air aqua yang dipesan sesuai selera masing-masing. Di sini, di bawah pohon Rita, Duta Baca Indonesia membincang ihwal kondisi literasi bangsa saat ini.
Mas Gol A Gong memaparkan tantangan gerakan literasi di Indonesia berupa kurangnya ketersediaan bahan bacaan dan akses terhadap buku yang susah. Karena Indonesia masih kekurangan bahan bacaan Mas Gol memotivasi kami untuk menulis terutama dengan mengangkat konten lokal yang berkaitan dengan budaya, tempat-tempat wisata, kuliner, dll. Dengan menulis konten lokal berarti ikut mempromosikan kekayaan yang ada di daerah Flores Timur.
Dalam kesempatan ini, Mas Duta membedah tulisan kami yang telah kami buat dan kumpulkan sebelumnya. Berdasarkan masukan dari Mas Gol A Gong, tulisan tersebut akan kami revisi lagi sebelum difinalisasi. Hasil tulisan ini nanti akan dibukukan dan diterbitkan oleh Perpusnas RI.
Perjumpaan sehari bersama Mas Gol A Gong sangat berkesan bagi saya. Banyak insight baru yang saya dapatkan. Sekurang-kurangnya ada dua inspirasi yang saya timba dari perjumpaan ini. Pertama, Mas Gol A Gong adalah prototipe orang yang penuh semangat. Bagaimana tidak, sejak kecil dia harus menerima kenyataan tangan kirinya diamputasi setelah mengalami kecelakaan. Namun kondisi ini tidak membuatnya patah semangat. Keterbatasan tidak membuatnya menyerah.
Kedua, kesuksesan ditentukan oleh kecakapan literasi yang dimiliki. Mas Gol A Gong telah menunjukkan itu. Ia adalah seorang pecandu buku. Sejak kecil sudah gila membaca buku. Kecintaannya pada membaca dan kemampuannya dalam menulis telah menghantarnya menjadi Duta Baca Indonesia. Mas Gol A Gong adalah saksi bahwa literasi merupakan kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah.*