FLORESGENUINE.com- Umat Katolik mengenal dan sangat menghormati Paus sebagai pemimpin tertinggi dalam agamanya. Lantas, kenapa pemimpin gereja Katolik disebut Paus?
Sebutan Paus sendiri familier di dalam bahasa Indonesia. Paus dalam bahasa Inggris disebut ‘pope’. Saat ini, Umat Katolik dipimpin oleh Paus Fransiskus atau Pope Francis yang mengemban jabatan tertinggi tersebut sejak 2013. Paus Fransiskus menggantikan pendahulunya, Paus Benedictus XVI atau Pope Benedict XVI.
Dikutip dari Buku Alkitab dalam Paradigma Fisikawan oleh Valentinus Galih Vidia Putra, istilah Paus yang digunakan di Indonesia berasal dari Bahasa Belanda yang kemudian diserap ke Bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, Paus disebut dengan istilah ‘pope’ dan dalam bahasa Latin disebut ‘papa’. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya bapa, bapak atau ayah.
Dikutip dari buku Kamus Alkitab dan Theologi oleh Jonar Situmorang, Paus juga disebut sebagai Bapa Gereja. Paus merupakan Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik dan Kepala Negara Vatikan. Umat Katolik pun meyakini bahwa Paus merupakan wakil Kristus.
Sejarah Kepausan
Dirangkum dari buku Kamus Alkitab dan Theologi oleh Jonar Situmorang, Paus adalah Uskup Roma, pemimpin spiritual Gereja Katolik dan Kepala Negara Kota Vatikan. Komunitas yang mengakui suksesi Apostolik menganggap Uskup Roma sebagai penerus Santo Petrus.
Umat Katolik percaya bahwa Paus adalah wakil Kristus di dunia, meskipun tidak semua komunitas beriman mengakui keutamaan Petrus diantara para uskup. Kepemimpinan Paus disebut ‘kepausan’, dan yurisdiksi gerejawinya disebut ‘Takhta Suci’ atau ‘Tahta Apostolik’, yang merujuk pada sejarah kesyahidan Santo Petrus dan Santo Paulus di Roma.
Awalnya, Uskup Roma dikenal sebagai ‘Wakil Petrus’, tetapi kemudian gelar yang lebih berwibawa diberikan, yaitu ‘Wakil Kristus’. Gelar ini pertama kali digunakan pada tahun 495 oleh Sinode Romawi untuk menyebut Paus Gelasius I yang memperjuangkan supremasi kepausan.
Marselinus yang wafat pada tahun 304, diyakini sebagai Uskup Roma pertama yang menggunakan gelar Paus. Setelah Skisma Timur-Barat pada abad ke-11, Paus Gregorius VII menyatakan bahwa istilah ‘paus’ hanya dikhususkan bagi Uskup Roma.
Selain peran spiritual, Paus juga merupakan Kepala Negara Merdeka dan Berdaulat Kota Vatikan. Sebelum tahun 1870, Paus memiliki otoritas atas wilayah yang luas di Italia tengah, yang dikenal sebagai Negara Kepausan. Otoritas ini berakhir setelah penyatuan Italia pada tahun 1870 dan baru diakui kembali melalui Perjanjian Lateran pada tahun 1929.
Selama berabad-abad, Paus memiliki kekuasaan besar di Eropa Barat, memahkotai kaisar-kaisar dan menyelesaikan perselisihan antar penguasa. Pada puncaknya, otoritas spiritual Paus diekspresikan melalui proklamasi infalibilitas kepausan yang memungkinkan Paus berbicara ex cathedra dalam hal iman atau moral.
Roma menjadi pusat Gereja Katolik karena pada masa Kekaisaran Roma, kota ini adalah ibu kota pemerintahan dan pusat kepemimpinan. Kekristenan sudah tersebar di Roma dengan jemaat Kristen yang besar dan kaya. Oleh karena itu, Roma dianggap sebagai pusat yang cocok untuk pemerintahan Gereja Katolik di bawah kepemimpinan Paus. *[dari berbagai sumber]