FLORES GENUINE –Wae Rebo merupakan sebuah kampung adat tradisional yang terletak di tengah pegunungan Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kampung Wae Rebo atau kerap dijuluki sebagai ‘kampung di atas awan’, memiliki ketinggian 1.200 mdpl (meter diatas permukaan laut).
Selain pesona alamnya yang memukau, Wae Rebo menawarkan pengalaman wisata alam dan budaya yang unik dan menawan. Sebagai salah satu destinasi terkenal di Manggarai, setiap tahun ribuan wisatawan berkunjung ke kampung ini. Wisatawan rela berjalan kaki berjam-jam untuk datang ke kampung ini.
Perjananan menuju Kampung Wae Rebo boleh dibilang cukup menantang. Membutuhkan persiapan yang matang baik fisik maupun mental. Pengunjung diharuskan berjalan kaki menyusuri jalan setapak di bawah lebatnya hutan belantara yang masih ‘perawan’. Tak ada pilihan lain karena inilah satu-satunya akses jalan yang wajib dilalui.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Kampung Wae Rebo relatif lama. Rata-rata pengunjung menghabiskan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan kaki. Di sepanjang jalur treking menuju Wae Rebo terdapat sejumlah titik sebagai rest area bagi wisatawan untuk sekedar melepaskan lelah sebelum melanjutkan perjalanan.
Kampung Wae Rebo terkenal sebagai salah satu ikon desa tradisional di wilayah ini. Sebagai desa wisata unggulan, masyarakat setempat masih cukup konsisten mempertahankan nilai-nilai asli budaya dan alam mereka agar tidak tergerus arus kemajuan zaman. Rumah-rumah adat tradisional yang disebut dengan nama mbaru niang terus mereka lestarikan dari waktu ke waktu.
Pesona alam dan budaya Desa Waerebo tetap mereka jaga, pertahankan dan lestarikan dari generasi ke generasi dan demi memberi rasa nyaman dan kepuasan bagi para wisatawan. Kampung Wae Rebo memang menawarkan keindahan alam dan budaya yang tiada tandingannya. Setiap wisatawan yang berkunjung ke tempat ini tentu mendapatkan pengalaman wisata yang genuine.
Tersedia pula penginapan bernuansa tradisional di kampung ini. Wisatawan bisa menginap beberapa malam dan boleh terlibat dalam aktivitas keseharian penduduk setempat, seperti berkebun, mengikuti atraksi seni budaya hingga melakukan treking mengeliling kampung untuk menikmati sensasi alam pengunungan yang sunyi dan tenang.
Waktu terbaik untuk berwisata ke Wae Rebo adalah musim kemarau atau musim panas. Biasanya dimulai bulan Mei – Oktober. Sebab jika melakukan perjalanan di musim hujan, hampir dipastikan perjalanan Anda sedikit terganggu oleh kemungkinan hujan, angin dan resiko tanah longsor atau tumbangnya pohon-pohon di sepanjang perjalanan yang anda lewati. Itu sebabnya, sebelum bepergian ke Wae Rebo, pengunjung sebaiknya mempertimbangkan faktor kenyamanan dan keamanan.
Selain memperhitungkan resiko keamanan, disarankan agar waktu paling tampan melakukan trekking atau perjalanan yakni pada pagi hari atau sore hari. Antara Pkl. 06,00 pagi atau Pkl. 16.00 sore. Tidak dianjurkan untuk melakukan perjalanan pada malam hari. Selain ancaman keamanan, penduduk setempat sulit menyambut kedatangan anda apalagi hari sudah larut malam.
Pengunjung juga diwajibkan untuk memakai jasa pemandu lokal selama melakukan perjalanan. Selain guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung, anda bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam mengenai kisah-kisah sejarah masa lampau, asal usul, budaya, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat setempat.
Kampung Waerebo selalu menawarkan pengalaman yang berbeda dibandingkan dengan destinasi wisata tradisional lainnya. Kampung Wae Rebo diintari pegunungan dengan hamparan perkebunan kopi dan tanaman lokal serta berdiri kokoh rumah-rumah adat yang khas dan unik, menawarkan daya tarik yang tiada duanya. Wae Rebo selalu memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Banyak atraksi wisata yang dapat anda nikamti di Kampung ini. Pengunjung dapat terlibat langsung dalam aktivitas kehidupan sehari-hari masyarakat setempat seperti belajar menenun, menumbuk biji kopi hingga menganyam tikar atau ‘roto’ menggunakan material lokal yang telah disediakan oleh alam Wae Rebo.
Pada puncak kemarau di bulan Juni hingga Oktober, adalah momen paling indah dan sering ditunggu-tunggu para pengunjung, karena setiap malam, wisatawan disuguhi pancaran langit yang menyerupai milky way atau bima sakti yang terdiri dari sekumpulan bintang, debu dan gas yang bertaburan di atas langit Wae Rebo.
Jika anda tertarik dan ingin ke Wae Rebo, terutama di musim hujan seperti sekarang ini, wisatawan sebaiknya membekali diri dengan informasi yang valid dan memadai melalui berbagai ragam kanal media sosial atau media massa demi menjamin kenyamanan dan keamanan perjalanan wisata anda. [red/fgc]