
FLORES GENUINE – Masyarakat Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), dihebohkan oleh beredarnya sebuah video viral yang memperlihatkan aksi kekerasan terhadap seorang anak remaja berusia 14 tahun diarak oleh sekelompok warga keliling kampung tanpa berbusana.
Anak remaja berinisial H itu diketahui berasal dari Desa Normal I, Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata. Peristiwa itu sontak mendapat kecaman luas dari netizen, Mereka mengutuk tindakan tak manusiawi yang merendahkan harkat dan martabat anak. Netizen pun mendesak pihak berwajib agar segera menangkap dan memeroses hukum para pelaku kekerasan.
Dalam video yang beredar, korban H terlihat diseret dan dipukuli dengan kayu serta diarak keliling desa dengan tangan terikat dan tanpa mengenakan pakaian. Pelaku kekerasan terhadap anak dibawah umur itu diketahui sekitar empat orang yang melibatkan seorang anggota Linmas, seorang guru, mantan calon anggota DPRD dan seorang wanita.
Informasi yang dilansir media setempat menyebutkan, Ketua BPD bernama Husni Munir diketahui berada di lokasi saat persitiwa itu terjadi namun enggan mengambil tindakan untuk menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh para pelaku.
Menurut Munir kejadian itu ia ketahui saat korban tengah dikerumini oleh warga dan peristiwa kekerasan itu menurut dia dilakukan secara spontan oleh sekelompok warga. Ia menceritrakan bahwa kejadian itu berawal dari aksi penurian yang dilakukan oleh korban H. Menurut Munir, korban sudah sering melakukan pencurian barang milik warga termasuk di rumahnya sendiri.
“ Saya ini juga korban. Anak itu sering mencuri, termasuk di rumah saya, tapi saya diam saja. Sudah banyak rumah yang menjadi korban pencurian oleh anak ini,” kata Munir seperti dilansir media SuluhNusa.com.
Menurut Munir aksi pencurian bukan hanya dilakukan di Desa Normal I, tetapi juga di beberapa desa lainnya seperti di Desa Normal II, Desa Roma dan Desa Wailolong. Sedangkan Kepala Desa, Sinun Saleh Taslim menyatakan bahwa saat kejadian, dirinya sedang berada di kebun di Desa Wailolong. Dirinya baru mengetahui peristiwa itu setelah mendapat informasi dari keluarganya di kampung.
“ Saya berharap kasus ini bisa diselesaikan dengan pendekatan kekeluargaan,” ujarnya.
Sementara itu, LSM Permata, sebuah lembaga yang selama ini bekerja melakukan pendampingan terhadap anak dan perempuan mengecam keras tindakan para pelaku kekerasan itu. Nurhayati Kasman, pengurus LSM Permata menegaskan bahwa tindakan kekerasan terhadap anak telah meninggalkan dampak psikologis yang sangat buruk bagi korban.
“ Kami mengecam tindakan penganiayaan ini. Secara psikologis, anak ini sangat terganggu. Dia diperlakukan tidak manusiawi dengan cara ditelanjangi, diarak keliling desa. Kami minta pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap para pelaku,” tegasnya.
Menurut informasi saat ini korban sedang ditampung di lembaga tersebut untuk mendapatkan perlindungan dan memberikan pendampingan psikologis serta hukum. Menurut LSM Permata, kejadian ini menambah daftar panjang kasus kekerasan terhadap anak di Lembata. Aktivis dan menyarakat mendesak aparat kepolisian untuk segera menangkap dan proses hukum terhadap para pelaku kekerasan anak. *[kia/fgc]