Di sebuah kota kecil yang tenang, ada seorang gadis bernama Rina yang baru saja duduk di bangku kelas dua SMK. Rina adalah seorang gadis yang ceria, penuh semangat, dan cerdas. Ia selalu mendapatkan nilai yang baik di sekolah, membuat gurunya bangga dan teman-temannya mengaguminya. Namun, sesuatu mulai berubah sejak ia bertemu dengan Andi, seorang pemuda dari kelas sebelah yang populer di kalangan teman-temannya.
Awalnya, hubungan mereka dimulai dengan canggung. Andi sering mengajak Rina berbicara, memberi perhatian lebih, dan membawakan makanan ringan saat jam istirahat. Rina merasa senang, bahkan terhormat, karena ada seorang cowok yang begitu perhatian padanya. Mereka mulai sering pergi berdua selepas sekolah, berbincang tentang segala hal—dari musik, film, hingga impian masa depan.
Tapi, seiring waktu, perhatian mereka tidak lagi hanya tentang perasaan dan kebersamaan. Andi mulai memperkenalkan Rina pada dunia yang berbeda. Dunia yang penuh dengan kebebasan tanpa batas: rokok, minuman manis yang mengandung alkohol, dan pertemuan-pertemuan malam yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Awalnya Rina merasa tidak nyaman. Ia merasa asing dengan kebiasaan itu, tapi Andi selalu ada untuk meyakinkannya. “Itu biasa, semua orang juga seperti itu,” kata Andi dengan santai. “Kita cuma hidup sekali, Rina. Kenapa tidak menikmati masa muda kita?”
Perlahan, Rina mulai terjerat dalam pergaulan tersebut. Ia mulai sering begadang, melupakan tugas sekolah, dan kehilangan fokus pada pelajaran. Ketika ulangan tiba, ia merasa kebingungan. Semua materi yang harusnya ia pelajari terasa kabur, dan di saat yang sama, Andi selalu mengajak keluar, pergi ke kafe atau sekadar jalan-jalan malam.
Suatu hari, ia datang terlambat ke sekolah karena begadang semalaman. Hari itu, pelajaran Matematika yang seharusnya ia kuasai menjadi semakin sulit. Ia merasa cemas saat melihat temannya yang lain mengerjakan soal-soal dengan lancar. Ketika guru mendekatinya, Rina tahu ia akan mendapatkan nilai yang buruk.
Pulang sekolah, Rina merasa bingung. Ia mengingat kembali impian-impian yang dulu selalu ia bicarakan bersama ibunya: menjadi seorang desainer grafis, kuliah di perguruan tinggi, dan membuat keluarganya bangga. Namun, semuanya kini terasa jauh. Rina mulai sadar bahwa ia telah mengabaikan tujuan hidupnya hanya karena ingin mengikuti jejak Andi dan pergaulannya yang bebas.
Suatu malam, setelah berpesta di sebuah rumah teman, Rina pulang dengan perasaan kosong. Ia tidak merasa bahagia seperti yang dulu ia bayangkan. Malah, ia merasa lelah. Lelah dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak ada manfaatnya. Ketika tiba di rumah, ibunya menunggunya dengan wajah penuh kecemasan.
“Rina, apa yang terjadi denganmu?” tanya ibunya pelan, dengan tatapan yang penuh harap.
Rina hanya bisa diam, merasa bersalah. Ia tahu bahwa semua yang telah terjadi bukanlah sesuatu yang dapat ia banggakan. Ia telah kehilangan banyak waktu untuk belajar, untuk berkembang, dan untuk mencapai cita-citanya.
Pagi itu, Rina memutuskan untuk berbicara dengan Andi. Ia mengucapkan perpisahan yang berat, tetapi ia tahu itu adalah keputusan yang harus ia ambil. “Aku tidak bisa terus seperti ini, Andi. Aku harus fokus pada diriku, pada masa depanku.”
Andi tidak berkata apa-apa, hanya memandangnya dengan tatapan kosong. Mereka berpisah, dan Rina merasa seakan beban berat yang selama ini menahannya akhirnya hilang.
Beberapa bulan kemudian, Rina kembali fokus pada sekolahnya. Ia mulai mengerjakan tugas-tugasnya dengan serius dan kembali meraih nilai yang baik. Meskipun kadang perasaan rindu akan kebersamaan dengan Andi datang menghampiri, ia tahu bahwa dirinya kini berada di jalan yang benar. Ia mulai memperbaiki hubungannya dengan keluarga dan teman-teman yang dulu ia abaikan.
Pada akhirnya, Rina menyadari bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang mengikuti arus pergaulan bebas yang sementara, melainkan tentang mengejar impian dan menjaga fokus pada apa yang benar-benar penting—dirinya sendiri dan masa depannya.
Rina pun menyadari bahwa terkadang, kita harus berani melepaskan sesuatu yang kita anggap penting agar bisa menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga.*