PARIWISATA

Keterbatasan Infrastruktur, Hambat Pengembangan Pariwisata Nagekeo

FLORES GENUINE- Bupati Kabupaten Nagekeo, Simplisius Donatus mengatakan bahwa Nagekeo memiliki potensi pariwisata yang beragam, namun keterbatasan infrastruktur terutama jalan menuju ke destinasi-destinasi wisata menjadi hambatan sekaligus tantangan utama yang perlu diatasi.

Bupati Simpli mengungkapkan ini saat beraudiens bersama Plt.Direktur Utama BPOLBF di Kantor Bupati Nagekeo, Kamis (5/6/2025). Bupati Simpli menjelaskan bahwa Nagekeo memiliki beragam destinasi wisata alam dan budaya yang beragam yang belum dikembangkan secara maksimal.

Ia menyebutkan di Nagekeo terdapat sedikitnya 31 kampung adat yang merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

“ Namun, keterbatasan infrastruktur, seperti akses jalan menuju ke lokasi-lokasi wisata menjadi tantangan besar yang perlu diatasi,” ujarnya.

Potensi pariwisata di Nagekeo sangat besar. terutama wisata budaya. Namun, daerah ini masih menghadapi banyak tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, kesiapan sumber daya manusia. Selain, minimnya anggaran guna pengembangan pariwisata di wilayah ini. Karena itu, Bupati Simpli menekankan, pentingnya percepatan realisasi program strategis seperti sudah tertuang dalam masterplan pengembangan pariwisata daerah seperti pengembangan Kampung Aegela sebagai rest area.

Sementara itu, Plt Dirut BPOLBF, Fransiskus Teguh mengatakan pengembangan pariwisata Flores membutuhkan kolaborasi semua stakeholders. Pengembangan pariwisata harus bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Frans menyebutkan bahwa sesuai Peraturan Presiden Tahun 2018, Nagekeo merupakan bagian dari 10 kabupaten di bawah cakupan wilayah koordinatif BPOLBF. Untuk itu, BPOLBF siap mendukung Kabupaten Nagekeo melalui berbagai program strategis berbasis pada potensi pariwisata yang merupakan unggulan dari masing-masing daerah.

BACA JUGA:  LBWF 2024, Tampilkan Keindahan Flores dan Budaya Lokal

“ Kami melihat bahwa Nagekeo ini memiliki kekuatan di sektor pangan dan pertanian. Pariwisata bisa menjadi nilai tambah yang kuat bila dikembangkan berbasiskan keunggulan lokal,” ujar Frans.

Ia menjelaskan, salah satu fokus yang tengah dikembangkan oleh BPOLBF bersama keuskupan dan pemerintah daerah adalah wisata religi Katolik. Pengembangan wisata religi terutama untuk situs-situs bersejarah Katolik peninggalan Portugis di Kabupaten Nagekeo.

“ Ini potensial sebagai destinasi ziarah rohani bagi umat Katolik dari berbagai daerah,” ujarnya.

Pulau Flores memiliki potensi wisata spiritual yang besar namun belum tergarap secara maksimal. Karena itu, pihaknya mendorong gereja dan pemerintah daerah agar bersama-sama berkolaborasi memperkuat upaya pengembangan wisata religi sebagai bagian dari pola perjalanan spiritual umat, baik lokal maupun nasional.

BACA JUGA:  Kisah Pilu Penjual Tuak Putih di Kota Pariwisata Super Premium

Selain wisata religi Katolik, BPOLBF juga mendorong pengembangan event lokal seperti one be yaitu festival pelestarian kampung, Etu atau tinju adat yang merupakan warisan sejarah leluhur agar dapat dikembangkan menjadi event bertaraf nasional dan internasional. Selain itu, menghidupkan 11 desa wisata di Nagekeo menjadi model desa berkelanjutan berbasis budaya, kuliner, seni dan kerajinan.

Selain itu, menurut Frans, potensi agro-wisata dari kopi Boawae dan kebun kopi di wilayah selatan juga dapat terus dikembangkan menjadi bagian dari pengalaman wisata tematik. Dalam mendukung penguatan pengelolaan destinasi, BPOLBF menawarkan peningkatan kapasitas bagi para pengelola destinasi wisata dengan mengikuti Floratama Plus Destination Leadership Program (FPDLP) 2025 yang akan dilaksanakan secara hybrid dan tatap muka di Labuan Bajo.

BACA JUGA:  Jelajah Lembata, Surga Para Pencinta Petualangan

BPOLBF juga mendorong skema kerjasama pengembangan Kampung Aegela dengan pihak swasta seperti pembangunan fasilitas SPBU dan sentra kuliner agar mengurangi beban APBD. BPOLBF berkomitmen untuk terus bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam membangun pariwisata yang berdaya saing dan inklusif. *[red/fgc]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button