BUMI MANUSIA

NTT : Antara Kekayaan Alam, Kearifan Lokal dan Keberlanjutan

FLORES GENUINE- Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di wilayah Wallacea kaya akan keanekaragaman alam dan budaya.

Kawasan ini terdiri dari ratusan pulau besar dan kecil seperti Pulau Flores, Sumba, Alor, Timor dan pulau-pulau sedang dan kecil lainnya. Bagaikan mozaik, pulau-pulau ini di dalamnya terdapat gunung, perbukitan, dataran rendah serta garis pantai yang menghadap Samudera Hindia di bagian selatan dan laut Flores di utara.

Aktivitas gunung berapi dan lempeng teknonik membentuk landskap pulau-pulau yang terfragmentasi, di mana datarannnya ditutupi oleh hutan dataran rendah hingga tinggi serta terbentang hamparan padang rumput dan sabana yang luas.

NTT juga merupakan rumah bagi kekayaan alam yang melimpah, termasuk keanekaragaman hayati khas di dalamnya. Di Pulau Flores bagian barat misalnya terdapat binatang komodo, satu-satunya hewan purba yang masih tersisa di muka bumi ini.

BACA JUGA:  Mengenal Sosok Arnoldus Stara, Meniti Hidup dengan Menyadap Nira

Di wilayah ini pula terdapat beberapa jenis burung endemik seperti kehicap Flores, serindit Flores, kakatua Sumba, kura-kura leher ular rote yang hanya ada di Pulau Rote serta biawak Timor yang hanya ada di Pulau Timor.

Panorama alam pesisir pantai di Kabupaten Lembata, NTT. (Foto : Floresgenuine)

Di sisi lain, NTT juga memiliki variasi iklim beragam yang merupakan kombinasi dari curah hujan yang rendah, angin yang kencang dan suhu yang tinggi. Setiap pulau memiliki pola iklim lokalnya sendiri.

Kondisi kering berada di wilayah barat seperti Sumba dan Flores bagian timur, sementara di Timur seperti Lembata, Alor dan Pantar beriklim lebih lembap. Variasi iklim mempengaruhi mata pencaharian tradisional masyarakat seperti pertanian  dan perikanan yang keberlanjutannya bergantung pada kelestarian alam dan iklim.

BACA JUGA:  Penti Weki Peso Beo, Ungkapan Syukur dan Rekonsiliasi Hubungan yang Retak

Diberkati dengan sumber daya alam yang melimpah, termasuk hutan-hutan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi serta ekosistem pesisir dan laut yang kaya, masyarakat dan pemerintah daerah perlu menekankan praktik pengelolaan yang ramah lingkungan dan berakar pada kearifan lokal seraya melestarikan warisan alam dan budaya bagi generasi mendatang.

Kebijaksanaan adat dan tradisi masyarakat NTT dalam menjaga pemanfaatan sumber daya alam serta keberlangsungan hidup satwa endemis yang terancam punah merupakan sebuah keniscayaan yang perlu terus dijaga, dilestarikan dari generasi ke generasi. [red/fgc]

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button