
FLORES GENUINE – Data Bank Indonesia, hingga awal 2024 menunjukkan total investasi mencapai hampir Rp 570 miliar, termasuk kontribusi dari investor asing dan domestik. Labuan Bajo juga terus menarik minat internasional, terbukti dengan penerbangan langsung perdana dari Kuala Lumpur ke Labuan Bajo oleh AirAsia pada September 2024. Ini diharapkan dapat meningkatkan pergerakan dan jumlah wisatawan dan memperluas peluang ekonomi daerah dan lokal.
Berdasarkan data rekapitulasi Kementerian PUPR (Laporan KSPN Labuan Bajo Tahun 2022) dari berbagai program pembangunan, Pemerintah Pusat telah membangun 20 fasilitas dengan total investasi Rp.7,1 Triliun termasuk perluasan Bandara Komodo dan Kawasan Marina Waterfront Labuan Bajo.
Selain pembangunan infrastruktur, DPSP Labuan Bajo juga memperkuat penerapan pariwisata berbasis komunitas, budaya dan ekologi serta menggelar berbagai acara besar berskala internasional seperti Pertemuan Internasional, Tour de Flores, Komodo Marathon dan Festival untuk menarik pengunjung/wisatawan.
Pengembangan SDM dan peningkatan kualitas pariwisata menjadi perhatian utama dengan rencana pendirian pendidikan vokasi seperti Politeknik Pariwisata Negeri di Manggarai Barat. Destinasi Labuan Bajo Flores menetapkan target makro yang optimis untuk tahun 2024.
Kontribusi PDRB ditargetkan mencapai Rp 1,2 triliun, peningkatan devisa sebesar Rp 8 triliun, serta penciptaan 10 ribu lapangan kerja baru. Selain itu, kunjungan wisatawan mancanegara diharapkan mencapai 500 ribu orang, sementara wisatawan nusantara ditargetkan mencapai 1 juta orang. Target ini menunjukkan komitmen kuat untuk mengembangkan Labuan Bajo Flores sebagai destinasi pariwisata unggulan. Dalam realisasi dan target dalam RPJMN 2019-2024, perkembangan positif di berbagai sektor. Investasi pariwisata telah mencapai 10 Juta USD pada tahun 2020, melebihi target awal. Jumlah usaha pariwisata juga telah melampaui target yakni mencapai 41 usaha pada tahun 2023.
Meskipun jumlah atraksi, amenitas, dan aksesibilitas pariwisata belum mencapai target, laporan realisasi menunjukkan kemajuan yang signifikan. Kegiatan pemasaran untuk wisatawan mancanegara dan nusantara juga telah melampaui target, menunjukkan upaya promosi yang efektif.
Selain itu, perkembangan investasi pariwisata, pengembangan rantai pasok dan kesempatan kerja serta partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban termasuk citra dan reputasi destinasi menjadi perhatian bersama para pihak. Meskipun terdapat perkembangan positif, masih terdapat kesenjangan antara kondisi saat ini (2023) dan target makro 2024. Kontribusi PDRB, peningkatan devisa, dan kontribusi terhadap kesempatan kerja masih jauh dari target.
Jumlah kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara, juga perlu ditingkatkan secara signifikan. Berbagai kesenjangan ini menunjukkan perlunya upaya lebih lanjut untuk mencapai target optimistis tersebut. Dalam rangka pencapaian target makro dan mikro tersebut, beberapa faktor kunci keberhasilan perlu diperhatikan.
Pertumbuhan investasi yang berkelanjutan, peningkatan kualitas pelayanan, diversifikasi produk pariwisata dan pemasaran yang efektif menjadi kunci untuk menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Labuan Bajo Flores. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri pariwisata dan masyarakat lokal juga sangat penting untuk memastikan keberhasilan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di Labuan Bajo.
Dengan investasi yang besar, peningkatan fasilitas dan strategi pemasaran yang tepat, diharapkan Labuan Bajo Flores dapat menjadi salah satu destinasi unggulan di Indonesia. Labuan Bajo Flores dan sekitarnya terus berkembang sebagai destinasi berkualitas dengan peningkatan pada indeks pariwisata yang berkelanjutan, tetapi masih memerlukan peningkatan pada beberapa aspek seperti keberlanjutan dan keunikan.
Mind mapping dan strategi pengembangan kepariwisataan di kawasan Labuan Bajo, Flores dan sekitarnya dihadapkan pada berbagai tantangan kompleks yang memerlukan solusi inovatif dan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama adalah menjaga momentum keseimbangan antara pertumbuhan pariwisata dan konservasi lingkungan.
Taman Nasional Komodo dan perairan di sekitarnya sebagai ikon Labuan Bajo, Flores, menghadapi tekanan yang semakin besar akibat over kapasitas dan perubahan iklim global. Kerusakan terumbu karang yang meluas juga mengancam ekosistem laut yang vital. Pendekatan keberlanjutan dan konservasi menjadi penting untuk memastikan bahwa kepariwisataan tidak merusak lingkungan, melainkan berkontribusi pada pelestariannya. Selain itu, tata ruang dan lanskap yang tidak terkendali menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan pariwisata Labuan Bajo. Konstruksi berlebihan yang tidak memperhatikan kontur alam dan pelanggaran batas bangunan di wilayah sempadan pantai telah mengubah lanskap alami dan mengancam ekosistem pesisir.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan perencanaan tata ruang dan lanskap yang komprehensif, harmonis dan berkelanjutan, dengan memperhatikan keselarasan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi serta melibatkan semua pemangku kepentingan. Sektor kelautan juga menghadapi tantangan, terutama terkait infrastruktur dan keselamatan pelayaran.
Keterbatasan infrastruktur pelabuhan, penggunaan kapal yang tidak sesuai standar dan kurangnya kesadaran akan keselamatan pelayaran dapat menimbulkan risiko kecelakaan dan merusak lingkungan laut. Peningkatan standar keselamatan, pengelolaan terpadu dan kolaborasi multi stakeholder menjadi kunci untuk mewujudkan wisata bahari yang aman dan berkelanjutan.
Pelestarian sosial-budaya juga menjadi perhatian penting. Kurangnya visibilitas budaya lokal dan penghayatan terhadap nilai-nilai lokal dalam pengembangan pariwisata dapat menyebabkan hilangnya identitas dan keunikan Labuan Bajo. Untuk itu, diperlukan upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai lokal tersebut dalam desain, tata ruang/lanskap dan aktivitas pariwisata serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya lokal dalam pariwisata.
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan penguatan kelembagaan juga menjadi kunci dalam mengembangkan kepariwisataan yang berkelanjutan. Keterbatasan SDM yang kompeten dan kurangnya kolaborasi antar lembaga dapat menghambat upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Pengembangan SDM melalui pendidikan dan pelatihan serta pembentukan lembaga independen yang fokus pada pengelolaan pariwisata, dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan destinasi.
Pengelolaan sampah/limbah yang belum optimal juga semakin menjadi masalah serius di Labuan Bajo. Peningkatan volume sampah akibat aktivitas wisata dan praktik pembuangan limbah yang tidak bertanggung jawab dapat merusak lingkungan dan menurunkan kualitas destinasi. Peningkatan infrastruktur persampahan, penegakan hukum yang tegas, serta pendidikan lingkungan menjadi langkah-langkah penting dalam mengatasi masalah ini.
Rantai pasok UMKM parekraf juga perlu diperkuat agar dapat memenuhi permintaan pasar dan berkontribusi pada perekonomian lokal. Kesenjangan antara penawaran dan permintaan produk, kurangnya komitmen kemitraan serta hambatan infrastruktur dan akses informasi pasar perlu diatasi melalui berbagai upaya, seperti peningkatan kapasitas UMKM, riset pasar, pemahaman perilaku pengunjung/wisatawan, customer journey. fasilitasi kemitraan, dan pengembangan infrastruktur.
Untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut, diperlukan pendekatan strategis yang memadukan konsep-konsep seperti sustainable tourism, quality turism, regenerative tourism, blue green circular economy dan super premium dan holistic tourism experience.
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan dan kesejahteraan sosial, serta menawarkan pengalaman premium (premium experiences) dalam mengelola kepariwisataan yang berkualitas tinggi dan berdampak positif bagi masyarakat lokal.* [sumber “buku putih” BPOLBF], bersambung.