FLORESGENUINE.com- Suasana peringatan Hari Pramuka ke-63 tingkat gudep SMPN 3 Wulanggitang tidak seperti biasanya. Kondisi tahun 2024 tampak berbeda. Bila tahun-tahun sebelumnya di sekolah selalu diadakan perkemahan, tidak sama halnya dengan tahun ini.
Tidak ada tenda-tenda pramuka yang berdiri di lingkungan sekolah. Malam-malam menjelang Hari Pramuka yang biasanya ramai, tampak sunyi. Tanpa perkemahan bukan berarti perayaannya tidak meriah. Beragam kegiatan yang diadakan pada siang hari menjadikan peringatan Hari Pramuka gudep Spentig Hewa tetap semarak.
Hari Pramuka ke-63 diperingati dengan tema “Pramuka Berjiwa Pancasila Menjaga NKRI.” Menjawabi tema ini, gudep SMPN 3 Wulanggitang mengadakan kegiatan bhakti sosial, perlombaan dan permainan serta upacara bendera. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, dari pagi sampai menjelang sore.
Semua kegiatan berlangsung di alam bebas. Di mana siswa keluar dari kelas beraktivitas dan belajar langsung di lingkungan. Dengan ini siswa mengalami kesempatan untuk menjelajahi alam dan belajar menghadapi resiko serta tantangan di alam terbuka.
Untuk memperlancar kegiatan, siswa dibagi dalam 21 regu yang terdiri dari 11 regu putri dan 9 regu putra. Setiap regu beranggota 10-12 orang dan dibimbing oleh seorang kakak pembina. Masing-masing regu menamai kelompoknya dengan nama-nama bunga untuk regu putri dan nama-nama binatang untuk regu putra.
Saya menjadi pembimbing regu 6. Jumlah anggota regu ini adalah 11 orang, gabungan dari 7 siswa kelas IX, dan 4 siswa kelas VII. Mereka adalah Fian, Carlos, Stefan, Bastian, Rio, Ovan, Hirlex, Riski, Reli, Mario, dan Vian. Regu kami dinamai Komodo Dragon. Binatang yang menjadi ikon kebanggaan orang Flores. Regu Komodo Dragon ini dipimpin oleh Fian sebagai pinru, dan Carlos sebagai wapinru.
Di regu masing-masing, anggota regu bersama kakak pembina mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk perlombaan memperingati Hari Pramuka. Di regu Dragon, kami membagi tugas dan peran untuk menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk lomba memasak pangan lokal dan membuat kerajinan dari barang bekas. Juga mengumpulkan uang Rp. 10.000 per anggota untuk mengadakan barang yang harus dibeli.
Dalam perlombaan masak makanan lokal, setiap regu menentukan sendiri olahan pangan lokal dan kerajinan tangan dari barang bekas yang akan dibuat. Regu Komodo Dragon bersepakat untuk membuat onde-onde dari ubi kayu. Karena itu ada yang bertugas membawa ubi kayu, kelapa, dandang, baskom, sendok, pisau, parang, kayu api. Sedangkan gula merah, gula pasir, garam, vanila, pewarna kami beli.
Untuk perlombaan mengolah barang bekas, regu Komodo Dragon membuat gelas dari tempurung kelapa. Untuk itu, ada yang bertugas menyiapkan tempurung kelapa, ampelas, dan gergaji besi. Sementara lem korea dibeli.
Rangkaian kegiatan Hari Pramuka tingkat gudep Spentig Hewa dimulai Seni – Rabu, 12 – 14 Agustus 2024. Hari pertama, Senin (12/08/2024) diisi dengan bhakti sosial di mata air desa Hewa. Sumber mata air ini terletak di atas kampung Hewa. Perjalanan ke sana cukup menantang dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Selain jalannya menanjak, juga harus melewati dua buah kali; sebuah kali mati dan sebuah kali yang dialiri air dengan debit yang kecil di musim kemarau.
Seluruh anggota pramuka dan kakak Pembina gudep SMPN 3 Wulanggitang terlibat dalam bhakti sosial. Semua bahu membahu mengangkut pasir dari desa Hewa menuju sumber mata air. Pasir yang diangkut ini digunakan untuk membangun bak penampung di sumber mata air yang digunakan untuk mengalirkan air ke desa Hewa.
Bhakti sosial ini bertujuan untuk mendekatkan siswa dengan alam. Dengan mendatangi sumber mata air, siswa bisa semakin mencintai, dan menjaga, serta merawat alam. Lingkungan yang kaya akan pohon-pohon merupakan sumber produksi air.
Sebagaimana dijelaskan pembina pramuka SMPN 3 Wulanggitang, Marinus Raja Muda, kegiatan bhakti sosial ini demi menumbuhkan rasa cinta alam. Anak-anak harus diajak untuk merawat alam. Sikap ini harus ditumbuhkan sejak dini. Marinus menjelaskan “Dengan mengadakan bhakti sosial siswa dapat menghayati nilai-nilai dasa darma Pramuka yaitu cinta alam.”
Bhakti sosial ini juga untuk menanamkan karakter dalam diri siswa. “Nilai karakter yang mau ditanamkan itu seperti sikap disiplin, tanggung jawab, dan semangat gotong royong,” kata Marinus.
Yohana Antida H. Aran, siswa kelas IX mengungkapkan rasa senangnya mengikuti kegiatan pramuka yang dijalankan di SMPN 3 Wulanggitang. “Yang buat saya senang adalah kita tidak belajar dalam kelas tapi belajar di luar kelas.”
Dengan bhakti sosial ini, Delvi, sapaannya, mendapatkan pengalaman baru. Delvi berkata “Dengan pergi ke sumber mata air, saya sadar bahwa kita harus tanam dan rawat pohon-pohon agar sumber mata air tidak kering.”
Pada hari kedua, Selasa (13/08/2024) diadakan lomba memasak pangan lokal dan membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Dengan kegiatan ini anak-anak mengembangkan kreativitas dalam mengolah pangan lokal seperti membuat onde-onde dari ubi kayu, membuat kolak, lomak dari ubi dan pisang, dan sayur rumpu-rampe.
Selain itu, dari barang-barang bekas dihasilkan produk yang bernilai guna seperti piala dari tempurung kelapa, tempat menyimpan pensil dari botol aqua, bunga yang diolah dari gelas plastik, bingkai foto dari gardus dan koran, bangku dari botol plastik.
Dalam perlombaan ini, semua anggota regu Komodo Dragon terlibat aktif. Mereka membagi peran dalam perlombaan ini. Carlos, Riski, Stefan, Bastian, Reli bertugas membuat piala dari tempurung kelapa. Anggota kelompok lain: Fian, Ovan, Stefan, Hirlex, Mario membuat onde-onde dari ubi kayu.
Ada kisah lucu ketika membuat onde-onde. Ketika sedang dikukus, air di dandang habis dan onde-onde yang dikukus menjadi hangus. Untung persediaan ubi parut cukup banyak sehingga one-onde yang dibuat bisa dinikmati semua anggota regu. Onde-onde yang telah dimasak sebagian dihidangkan untuk dinilai dan dinikmati panitia. Sisanya dinikmati anggota regu secara bersama-sama.
Hari ketiga, Rabu (14/08/2024) diawali dengan upacara bendera di lapangan olahraga multi fungsi Spentig Hewa. Sesudah upacara bendera, diadakan perlombaan dalam bentuk permainan. Permainan untuk adalah memindahkan balon, memindahkan gelas plastik menggunakan pipet, dan berpindah dalam kelompok menggunakan karung. Sementara permainan untuk kakak pembina adalah memecahkan balon menggunakan pantat. Seru memang.
Pembina Pramuka SMPN 3 Wulanggitang, Marselina Hope Liwu menjelaskan bahwa perlombaan yang diadakan dimaksud untuk menumbuhkan kreativitas dan menanamkan karakter dalam diri siswa.
“Melalui perlombaan ini anak-anak didorong untuk berkreasi mengolah pangan lokal dan membuat kerajinan tangan dari bahan bekas. Melalui kegiatan ini mereka berlatih bekerja sama dalam tim dan bertanggungjawab,” kata In Liwu.
Kegiatan Hari Pramuka ini mendapat dukungan penuh dari pimpiman SMPN 3 Wulanggitang. Kristina Sabu Punang, Kepala SMPN 3 Wulanggitang, mengatakan ia mendukung semua program yang dijalankan pramuka di gudep Spentig Hewa. Lembaga sangat memfasilitasi semua kegiatan pramuka baik dalam bentuk fasilitas maupun anggaran.
“Pramuka merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler di Lembaga ini yang tujuannya sangat mulia. Melalui kegiatan pramuka, siswa dapat mengembangkan kepribadian.” Lebih jauh Kris Punang mengharapkan “Melalui kegiatan pramuka, anak-anak dapat memiliki kepribadian yang matang dan karakter yang baik.”
Peringatan Hari Pramuka gudep SMPN 3 Wulanggitang telah berjalan dengan sukses yang dibingkai dalam kebersamaan pada moment puncak dengan besukaria bersama. Melalui beragam kegiatan yang dilakukan, gudep SMPN 3 Wulanggitang menjawabi tema Hari Pramuka yaitu menjaga NKRI dengan merawat alam dan mencintai pangan lokal. [Gerard Apeutung]