Opini

Membangun Sistem Keselamatan Laut yang Nyata di Komodo

Oleh Heribertus Ajo*

Taman Nasional Komodo adalah destinasi kelas dunia yang terus tumbuh, dengan perairannya menjadi jalur utama wisata bahari. Namun, peningkatan kunjungan wisata juga meningkatkan risiko, terutama jika sistem keselamatan laut belum sepenuhnya diperkuat secara nyata.

Kecelakaan laut yang kerap terjadi di kawasan ini menjadi alarm bagi semua pihak. Dari kapal kandas, cuaca ekstrem yang tak terdeteksi, wisatawan yang hanyut dan tenggelam saat snorkeling dan diving hingga insiden kapal tenggelam. Semuanya seakan memperlihatkan bahwa keselamatan masih menjadi urusan “nasib baik dan nasib buruk”. Kita tidak boleh membiarkan ini terus terjadi. Sudah saatnya keselamatan menjadi hasil dari sistem yang dirancang dengan kesadaran dan kolaborasi, bukan semata berharap keberuntungan.

Namun begitu untuk saat ini, kita perlu mengapresiasi tim penyelamat yang sudah bekerja cepat dan profesional, terutama Basarnas dan para relawan lokal. Namun, pertumbuhan destinasi menuntut kita melangkah lebih jauh: membangun sistem emergency response unit yang lebih sigap di setiap titik wisata, dengan peralatan memadai, pelatihan rutin dan koordinasi yang responsif. Dalam jangka panjang, fasilitas seperti helikopter pengawas dan pos jaga permanen perlu dipertimbangkan dengan standar global.

BACA JUGA:  Toko Modern vs Toko Kelontong

Penguatan juga perlu dilakukan di sisi sumber daya manusia. Regenerasi dan rotasi petugas penyelamat yang tangguh dan berdedikasi menjadi investasi masa depan. Begitu pula dengan para awak kapal dan pemandu wisata: mereka harus dibekali pelatihan keselamatan berkelanjutan dan tidak sekadar mengandalkan pengalaman lama.

Saya masih ingat di masa lalu, kami melayari perairan dengan peralatan seadanya, bahkan tanpa radio, tanpa navigasi elektronik. Tapi kapten-kapten kami waktu itu adalah orang laut yang mampu membaca arah angin dan arus, memahami cuaca dan tahu kapan harus berlayar atau menunda.

Hari ini, meskipun kapal sudah canggih dengan berbagai peralatan navigasi, kita jangan lantas merasa bahwa itu sudah aman tapi harus tetap melatih diri menguasai profesi kita secara mendalam karena  kecanggihan alat tak bisa menggantikan kebijaksanaan manusia. Profesionalisme awak kapal tetap menjadi penentu utama keselamatan.

Langkah-langkah sederhana namun berdampak besar dapat segera diambil. Penempatan petugas pantau atau beach guard di spot wisata strategis dengan sarana yang memadai akan sangat membantu dalam pemantauan dan respon cepat jika terjadi insiden. Di sisi lain, ketersediaan mooring buoy atau pelampung tambat kapal yang memadai akan mencegah kerusakan lingkungan laut dan meningkatkan ketertiban saat parkir kapal di lokasi wisata.

BACA JUGA:  Penerbangan Jetstar Labuan Bajo – Singapura, Permudah Akses Destinasi Wisata

Kecelakaan, semua kita pahami bahwa itu semua di luar kendali kita, namun memikirkan dan mendorong sistim pencegahan adalah bagian dari profesionalisme. Untuk itu, kita mendorong Syahbandar dan otoritas pelabuhan agar semakin memperkuat komitmen dalam mengawasi standar teknis dan operasional kapal wisata.

Dokumen saja tidak cukup; pemeriksaan nyata di lapangan harus menjadi kebiasaan rutin, bukan hanya sesuatu yg  insidentil, termasuk di dalamnya, peningkatan kapasitas sumber daya manusia—dari nahkoda hingga pemandu wisata—dengan pelatihan berkala dan sertifikasi keselamatan dasar.

Menjaga keselamatan di laut Komodo bukan semata soal fasilitas, tapi soal komitmen kolektif. Pariwisata yang berkelanjutan hanya bisa terwujud jika keselamatan dijadikan nilai utama oleh semua pihak, setiap hari, di setiap kapal dan di setiap pantai.*

BACA JUGA:  Advisory Board Komodo Travel Mart, Emilianus Bei: Ajang Promosi Pariwisata di NTT

Penulis adalah Pengamat dan praktisi pariwisata. General Manager Floressa Bali Tours . Dosen praktisi pada Program Studi Ekowisata Pokiteknik Cristo Re Maumere,  Alumni IVLP-USA bidang Economic, Tourism and Environmental Protection.

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button