NUSANTARA

Menteri Meutya Hafid : Perpres Publisher Rights, Langkah Melindungi Jurnalisme Profesional

FLORES GENUINE – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengatakan, saat ini tantangan yang dihadapi industri pers tidaklah kecil. Berbagai cara perlu dilakukan agar terus bisa melangkah di tengah kemajuan teknologi. Karena itu peraturan presiden (Perpers) publisher rights sangat penting sebagai instrumen untuk melindungi insan pers.

“ Perpres publisher rights adalah langkah maju untuk melindungi jurnalisme profesional dari dominasi platform digital,” kata Meutya dalam sambutan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 yang digelar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu (9/2/2025).

“ Ini bukan sekadar regulasi tapi perisai dari keberlanjutan industri pers nasional,” ujarnya.

Meutya menegaskan bahwa peran pers di era modern ini semakin besar. Tugas pra ajurnalis bukan hanya sekadar menyampaikan berita tetapi juga membentuk opini publik.

BACA JUGA:  Menteri Kebudayaan : Pers Tak Bisa Dipisahkan dengan Kebudayaan

“ Pers bukan sekadar memberi berita tapi juga menjadi pembentuk opini publik. Kita harus menjadi benteng melawan tsunami informasi yang menyesatkan,” ungkap politikus Partai Golkar itu.

Menteri Meutya menjamin, pemerintah akan terus hadir di tengah insan pers. Pemerintah hadir untuk memastikan ekosistem pers tetap sehat dan berdaya saing. Pers dan dunia jurnalistik kini harus bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan di era digital saat ini. Namun, kemudahan dalam mengakses informasi justru bisa melahirkan bahaya baru.

Dia mengatakan, masyarakat saat ini dibanjiri dengan berbagai informasi lewat berbagai sumber digital. Karenanya, kehadiran pers bisa menjadi penentu, mana saja informasi yang akuntabel dan benar.

BACA JUGA:  Badan Kepegawaian Negara Setujui 1.793 Formasi PPPK Mabar Tahun 2024

“ Clik bait, hoaks dan disinformasi merajalela. Kita harus bertanya, apakah kita harus tunduk pada tren yang dangkal ini. Atau berdiri tegak mempertahankan integritas jurnalistik,” ujarnya.

Dia menilai, kemajuan teknologi sudah tidak bisa terhindarkan lagi. Kehadiran AI sudah mulai menggantikan peran pers di industri. Di mana dunia berubah dengan sangat cepat, mediamorfosis tidak terhindarkan, media konvensional berjalan beriring dengan media digital.

“ Adaptasi atau tergilas, itulah pilihan kita,” tambah dia.

Untuk itu, menjaga integritas menjadi modal utama yang harus dijunjung tinggi. Sebab, sekarang tak bisa lagi bicara hanya sekadar bertahan. Pertarungan terbesar kita saat ini bukan hanya untuk bertahan tapi untuk menjadi terdepan. *[red/fgc]

BACA JUGA:  Edi-Weng Datang di PDI-P Mabar Ingin Mengetuk Pintu Hati

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button