
FLORES GENUINE- “Kita harus benar-benar membedakan antara pariwisata di kawasan konservasi dengan pariwisata di luar wilayah konservasi. Saya khawatir, wisata di Taman Nasional Komodo dapat berubah menjadi pariwisata mass tourism,” kata Plt. Dirut BPOLBF, Fransiskus Teguh di Labuan Bajo belum lama ini.
Menurut Frans, betapa pentingnya wawasan tentang pariwisata konservasi guna mengurangi penumpukan wisatawan di suatu destinasi dan demi mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Untuk itu, perlu memastikan adanya distribusi wisatawan yang merata sehingga tidak semata terkonsentrasi di satu kawasan konservasi seperti Taman Nasional Komodo.
Maka pentingnya para pelaku pariwisata turut memberikan edukasi dan pengalaman tentang konservasi kepada wisatawan agar mereka tidak hanya datang untuk sekadar berfoto atau menikmati keindahan alam tetapi juga berpartisiapasi menjaga, melestarian dan merawat alam dan lingkungan demi menjamin keberlanjutan.
“Harapannya, pariwisata kita di masa depan akan menjadi lebih berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya.
Senada diungkapkan Jefri Buana, perwakilan Asosiasi Speedboat (Asset) Labuan Bajo, Ia mengusulkan kepada pemerintah agar tahun 2025 disediakan pula fasilitas untuk pemadam kebakaran laut guna mengatasi kecelakaan.
Dia menyebutkan bahwa di Labuan Bajo, banyak kapal dan speedboat yang potensi mengalami kecelakaan seperti kebakaran di kawasan perairan. Pemerintah, sebut dia, perlu menyediakan satu unit kapal pemadam kebakaran. Dengan adanya fasilitas pemadam kebakaran ini, dapat menjamin keselamatan dan keamanan para wisatawan.
Selain itu, pemerintah juga didorong untuk mempercepat pengembangan pariwisata di daratan sehingga wisatawan tidak menumpuk di kawasan Taman Nasional tetapi wisata daratan diharapkan menjadi alternatif untuk dikunjungi oleh para wisatawan. Tentu dibutuhkan kerja sama semua pihak. [red/fgc]