FLORESGENUINE.com- Pemerintah Propinsi (Pemprop) Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan Upah Minimum Provinsi atau UMP Propinsi NTT tahun 2025 sebesar Rp. 2.328.969,69.
Pj. Gubernur NTT, Dr. Andriko Noto Susanto menyebutkan, penetapan UMP propinsi tahun 2025 mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2024 tentang Penetapan Upah Minimum Tahun 2025. Di mana untuk UMP NTT ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 430/KEP/HK/2024 tentang Upah Minimum Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2025.
Dia menjelaskan bahwa dewan pengupahan Provinsi NTT telah membahas dan memberikan rekomendasi UMP NTT tahun 2025 mengacu pada Permenaker Nomor 16 Tahun 2024 tentang penetapan upah minimum tahun 2025 dengan kenaikan UMP NTT sebesar 6,5 persen.
“UMP NTT tahun 2025 mengalami kenaikan 6,5% atau sebesar Rp. 142.143,69 dibandingkan UMP NTT Tahun 2024 yaitu Rp. 2.186.826,” ungkap Andriko seperti siaran pers Biro Setda Propinsi NTT, Kamis (12/12/2024).
Pj. Gubernur NTT menegaskan kepada seluruh pengusaha atau pemberi kerja yang menjalankan usahanya di wilayah NTT yang mempekerjakan pekerja/buruh untuk wajib melaksanakan upah minimum provinsi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dia juga menegaskan agar para pengusaha agar membayar upah sesuai dengan UMP yang telah ditetapkan untuk melindungi pekerja. Pemerintah juga melarang perusahaan untuk mengurangi atau menurunkan upah. UMP NTT tahun 2025 yang telah ditetapkan ini akan berlaku mulai tanggal 1 Januari 2025 sampai 31 Desember 2025.
Pada bagian lain pemerintah Propinsi NTT menjelaskan bahwa UMP hanya berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun; Bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun dengan memiliki kualifikasi tertentu dapat dibayar upah lebih dari UMP sedangkan upah bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih harus berdasarkan pada struktur dan skala upah dengan mengacu pada masa kerja dan pengalaman yang dirundingkan secara bipartit antara pekerja/ buruh dengan pengusaha.
“ Saya juga menegaskan agar kita (Pemprov NTT) dengan pemerintah Kabupaten/ Kota se-NTT bersama Dewan Pengupahan Provinsi NTT supaya secara intens melakukan monitoring dan pengawasan terhadap pelaksanaan UMP NTT Tahun 2025 ini sebagai jaring pengaman guna mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di Provinsi NTT.” ujarnya. * [kis/fg]