FLORESGENUINE.com– Angka kumulatif kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik setiap tahun terus meningkat namun jumlah maskapai penerbangan di tanah air masih kurang. Itu pula penyebab mahalnya tiket penerbangan pariwisata di Indonesia.
Data hingga Oktober 2023 tercatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 9,49 juta sedangkan wisatawan nusantara (wisnu) sebanyak 688,78 juta. Sementara, jumlah paskapai penerbangan baru mencapai 419 pesawat.
Jumlah tersebut masih jauh dibandingkan dengan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk 330 juta jiwa yang memiliki jumlah maskapai mencapai 7.500 pesawat. Jika 10% saja dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 280 jiwa, maka masih dibutuhkan maskapai penerbangan sekitar 750 pesawat.
Demikian diungkapkan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Erick Thohir saat tampil sebagai pembicara utama dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Golo Mori Convention Center (GMCC), Rabu (6/12/2023).
Menteri Erick memaparkan, jumlah maskapai penerbangan memang mengalami penurunan sejak masa covid-19, di mana pada tahun 2019, jumlah maskapai penerbangan mengalami penurunan hingga 650 dan pada tahun 2022 hanya mencapai 350. Lalu, pada tahun 2023 mulai mengalami kenaikan yakni sebanyak 419 pesawat.
Kondisi ini menyebabkan harga tiket pesawat mahal, namun pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi kekurangan yang dihadapi. Memang untuk pengadaan pesawat terbang tidak gampang, karena membutuhkan waktu lama antara dua sampai lima tahun.
“Kita pesan hari ini, butuh waktu dua sampai lima tahun,”ujarnya.
Meski demikian, dalam rangka mengejar target jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia pada tahun 2024 yang ditargetkan mencapai 12-15 juta, pemerintah tengah menjalin kerjasama dengan beberapa maskapai penerbangan, baik dalam maupun luar negeri.
Pemerintah juga tengah menjalin kerjasama dengan sejumlah paskapai penerbangan yang dapat terbang langsung ke lima destinasi pariwisata super prioritas termasuk Labuan Bajo.
Pemerintah optimistis, seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan naiknya midle class ekonomi maka semakin banyak orang Indonesia yang melakukan kunjungan wisata. Karena itu, selain pembangunan infstruktur dan sarana prasarana pariwisata yang mesti digenjot, juga butuh upaya peningkatan kapasitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan factor penting dalam memajukan dunia kepariwisataan di Indonesia.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Kepariwisataan Nasional, Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, pemerintah sedang berupaya untuk membangun kerja sama dengan berbagai maskapai penerbangan langsung on demand atau penerbangan yang disesuaikan dengan permintaan pasar seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan ke Indonesia.
“Banyak permintaan dari maskapai asing karena itu kita menyasar on demand,”ujarnya. Seraya menyatakan bahwa pelayanan penerbangan langsung on demand ini juga diharapkan segera terealisasi guna mengejar target 1 juta wisatawan yang datang melalui Bandara Udara Komodo Internasional.
Selain penambahan pesawat dan penerbangan langsung, pengembangan SDM juga merupakan kunci penting dan perhatian pemerintah guna pelayanan hospitality bagi para wisatawan. Selain itu, pembangunan pariwisata akan mengedepankan kelestarian alam dan keberlanjutan.
“Ini menjadi komitmen pemerintah dalam pengembangan pariwisata di lima destinasi wisata super prioritas,”ujarnya. [kis/fg]