EKONOMI KREATIF

World Tourism Day, Pengembangan Budaya Lokal dan Akses Ekonomi Masyarakat

Editor Kornelis Rahalaka

Festival Pelangi Lembah Colol yang digelar pada Jumad,18 September 2023 lalu mewarnai peringatan Hari Pariwisata Sedunia (world tourism day). Festival Pelangi Lembah Colol ini berlangsung selama tiga hari.

Iven ini diisi dengan berbagai kegiatan mulai dari opening ceremony, pentas seni budaya dan pameran ekonomi kreatif (UMKM).Kegiatan lain yang juga diduguhkan yakni seminar pariwisata, prosesi patung Bunda Maria,perayaan ekaristi dan atraksi caci.

Kegiatan ini merupakan kerjasama kolaborasi antara Dirjen Kebudayaan Kemenristekdikti RI dengan pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dan Keuskupan Ruteng. Festival Pelangi Lembah Colol diadakan di Colol, Desa Ulu Wae, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten Manggarai Timur dimulai pada hari Jumat 18 September hingga Minggu,24 September 2023.

Sejalan dengan konsep pariwisata holistik yakni berpartisipasi, berbudaya dan berkelanjutan, iven ini diharapkan mampu membuka akses dan memberi manfaat ekonomi seluas-luasnya kepada masyarakat.

BACA JUGA:  4000 UMKM Masuk Database Pemerintah Manggarai Barat

Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat, Pr. mengatakan hari pariwisata sedunia berkaitan erat dengan pengembangan budaya lokal dan alam. Iven ini perlu diadakan karena sangat menyentuh masyarakat akar rumput, terutama komunitas budaya dan komunitas ekonomi tradisional.Selain itu, ajang ini juga dapat menggerakkan literasi pariwisata sebagai sebuah jembatan peradaban.

“Artinya, dari kita, oleh kita dan untuk kita. Pariwisata mesti libatkan masyarakat lokal dan dapat mensejahterakan kehidupan kita,” ungkap Uskup Hormat.

Tahun 2023 merupakan tahun yang istimewa untuk Desa Ulu Wae karena menjadi tuan rumah dua event besar yakni penyelenggaraan festival kopi Lembah Colol yang berlangsung pada Juni lalu dan bulan September ini sebagai lokasi penyelenggaraan festival pelangi Lembah Colol.

Sementara itu, Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas mengatakan bahwa konsep pariwisata harus berbasis masyarakat. Pariwisata  harus menempatkan masyarakat lokal sebagai basis utama peningkatan kesejahteraan. Ia menyebutkan, Desa Ulu Wae telah ditetapkan sebagai salah satu desa wisata karena itu hal-hal yang baik perlu dijaga.

BACA JUGA:  Penjabat Gubernur : Prospek Investasi di NTT Sangat Terbuka

“Desa ini sudah menjadi desa wisata. Saat ini dijagat maya, para petualang, pemandu wisata, pecinta kopi selalu memperbincangkan keunikan yang ada di desa ini. Mari kita jaga hal-hal yang baik yang ada di desa kita,” harap Bupati Agas saat sesi seminar yang digelar pada hari Sabtu (23/9/2023.

 

Sedangkan Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, berharap melalui penyelenggaraan berbagai event seperti festival ataupun event pariwisata lainnya semakin banyak melahirkan pelaku usaha baru yang mampu mengisi pasar pariwisata, bukan hanya di Labuan Bajo sebagai pusat pariwisata, tetapi juga di wilayah kabupaten lainnya.

”Makin banyak iven, makin besar potensi kunjungan dan makin banyak peluang ekonomi yang bisa ditangkap oleh para pelaku usaha. Dengan demikian, secara otomatis, akan mampu menggerakkan berbagai potensi UMKM di sektor parekraf dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah,”terang Shana.

BACA JUGA:  Tingkat Kunjungan Wisatawan Australia ke Indonesia Meningkat

Dalam festival ini juga menampilkan berbagai produk UMKM Manggarai Timur seperti kriya, kuliner dan kerajinan tangan. Beberapa produk OMKM yang dipamerkan dalam ajang festival ini antara lain, Amor Craft yang memproduksi kerajinan tangan.

“Kami sangat bersyukur dengan adanya festival ini, kami diberi ruang untuk menampilkan dan menjual produk-produk kami. Kami berharap acara-acara seperti ini lebih sering diselenggarakan agar menjadi sarana bagi kami pelaku UMKM lokal untuk memasarkan hasil produk kami,” ungkap Elviana, seorang pelaku UMKM.*

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button