
FLORES GENUINE – Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung proses pengadaan tanah untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Atadei, Lembata.
Dukungan Bupati Lembata, Kanisius Tuaq dan Wakil Bupati Muhamad Nasir itu disampaikan dalam rapat bersama PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra), belum lama ini.
Dukungan tersebut karena PLTP Atadei sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan untuk mewujudkan kemandirian energi di Pulau Lembata. PT PLN memaparkan status terkini pengadaan tanah pada dua titik lokasi yakni wellpad : AT-1 di Desa Nubahaeraka dan AT-2 di Desa Atakore.
Disebutkan, untuk wellpad AT-1, dari total 18 persil, sebanyak 12 persil telah berhasil dibebaskan. Sementara itu, wellpad AT-2 masih dalam proses pembebasan. Untuk itu,” kami memohon arahan dari Pemda Lembata untuk langkah strategis selanjutnya dalam mendukung proses pengadaan tanah ini,” ungkap Michael Marrung, Manager Pertanahan dan Sertifikasi UIP Nusra.
Untuk proses pembebasan ini, Pemda Lembata akan memfasilitasi pertemuan mediasi dengan para pemilik lahan di wellpad AT-1 yang akan dihadiri langsung oleh bupati dan DPRD Lembata. Sementara, untuk wellpad AT-2 di Desa Atakore, Pemda akan mengadakan rapat internal untuk menentukan mekanisme penyelesaian, apakah akan menggunakan skema Tim Pokja-PLN atau Penlok (Penetapan Lokasi).
Bupati Kanis menjelaskan, ketergantungan Lembata terhadap pembangkit diesel berbahan bakar solar harus segera diantisipasi. Pemerintah, kata dia, menyadari keterbatasan pasokan solar saat ini dan kemungkinan berkurangnya ketersediaannya di masa mendatang.
“ Oleh karena itu, sumber energi panas bumi di Atadei menjadi salah satu harapan terbesar kami untuk menjamin kemandirian dan keberlanjutan energi di Pulau Lembata,” ungkap Bupati Kanis.
Sementara itu, Manager Unit Pelaksana Proyek (UPP) Nusa Tenggara 3, Kasirun, menjelaskan, saat ini sistem kelistrikan di Pulau Lembata masih 100% bergantung pada pembangkit berbahan bakar minyak solar. Dia mengatakan, sistem kelistrikan Lembata memiliki beban puncak sebesar 5,7 MW dengan daya mampu sekitar 6,5 MW dan seluruhnya berasal dari PLTD.
Ketergantungan pada BBM tentu memiliki risiko di masa mendatang, baik dari sisi pasokan maupun biaya operasional. Karena itu, PLTP Atadei menjadi solusi yang strategis untuk menyediakan energi bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat Lembata.
Ia menambahkan bahwa pembangunan PLTP Atadei bukan hanya bagian dari proyek strategis nasional, tetapi juga investasi jangka panjang dalam ketahanan energi dan kesejahteraan masyarakat.
Senada diungkapkan Yasir, General Manager PLN UIP Nusra. Yasir mengatakan betapa pentingnya sinergi dan komunikasi yang berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan terasuk audiensi seperti ini kiranya menjadi jembatan untuk menyamakan persepsi dan memperkuat kepercayaan.
Dia menyatakan bahwa PLN berkomitmen membangun komunikasi terbuka dengan stakeholder. Salah satunya melalui pertemuan-pertemuan seperti ini. Dengan adanya komunikasi yang intensif, seluruh pihak bisa memiliki pemahaman yang sama terkait arah pembangunan dan manfaat proyek bagi masyarakat.
Dia juga menerangkan bahwa PLTP Atadei merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Proyek ini telah mengantongi berbagai perizinan penting, termasuk izin wilayah kerja panas bumi (WKP), izin prinsip pembangunan, izin kesesuaian tata ruang, konfirmasi kawasan hutan, hingga izin lingkungan.
Selain itu, proses Environmental and Social Impact Assessment (ESIA) juga telah dilakukan, mencakup tahapan screening, scoping, analisis laboratorium, dan penyusunan laporan hasil studi. Lalu, melalui Keputusan Bupati Lembata Nomor 631 Tahun 2024, telah dibentuk kelompok kerja pendamping pengadaan tanah PLTP Atadei 10 MW. Kelompok ini bertugas untuk mendampingi proses pengadaan tanah dan mengupayakan penyelesaian permasalahan secara komprehensif sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kelompok kerja ini terdiri dari unsur Pemda, Forkopimda, staf ahli bidang ekonomi dan pembangunan, kepala dinas teknis, kantor pertanahan Lembata, sekretaris camat Atadei serta kepala desa dari wilayah sekitar rencana pembangunan.
Dengan sinergi antara PLN dan pemerintah daerah, diharapkan PLTP Atadei dapat menjadi tulang punggung energi baru terbarukan di Lembata serta mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. *[kia/fgc]