
FLORES GENUINE – Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maksimus Regus mengungkan bahwa semua orang pasti pernah menderita sakit dalam hidup. Ada banyak jenis sakit yang kita derita, yakni sakit fisik, sakit psikis, sakit sosial, sakit ekonomi bahkan sakit rohani.
Namun, akar terdalam dari semua jenis sakit dan penyakit adalah hati kita.
“ Kalau hati kita sakit, maka seluruh diri kita akan menderita, terutama ketika kita menyimpan dendam, benci, dan iri hati,” ucap Uskup Maksi saat merayakan Hari Orang Sakit Sedunia HOSS) ke-33 yang digelar di Paroki Lando, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat (Mabar), Minggu (9/2/2025).
Mgr. Maksimus menganalogikan Gereja sebagai satu tubuh dalam Kristus. Di mana jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan merasa sakit. Sebaliknya, apabila setiap anggota tubuh sehat, maka seluruh tubuh akan sehat.
“ Maka, kita perlu membangun dan memelihara solidaritas sebagai anggota Gereja,” ujar Uskup Maksi.
Gereja telah menyediakan rahmat penyembuhan yang tidak terbatas bagi kita semua melalui sakramen-sakramen dan karya-karya kasih. Gereja menyatakan rahmat penyembuhan itu yang bersumber dari Yesus Kristus sendiri.
Sementara itu, Pastor Paroki Lando, Romo Sony Selatan, Pr menyambut gembira perayaan HOSS kali ini yang dipusatkan di Paroki Lando. Selain merayakan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Maksimus, acara ini juga dibingkai dengan kegiatan bakti social berupa pemeriksaan kesehatan secara gratis.
“ Setiap tahun kami rayakan HOSS tetapi tahun ini terasa lebih istimewa karena kami diberi kepercayaan sebagai tuan rumah penyelenggara HOSS tingkat Keuskupan Labuan Bajo,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan suatu kehormatan bagi umat di paroki ini apalagi dengan kehadiran Mgr. Maksi yang relah menghadiri secara langsung kegiatan ini dan bisa menyapa umat di wilayah ini.
“ Kiranya kegiatan ini dapat menginspirasi dan memotivasi kami untuk selalu menghadirkan Gereja yang berwajah solider dalam pelayanan pastoral kami,” kata Sony.
Senada diungkapkan Ketua Komisi Kesehatan Keuskupan Labuan Bajo, Suster Ermelinda DSY. Ia menerangkan bahwa kegiatan HOSS ke-33 di Paroki Lando tifak hanya sekadar rutinitas tahunan belaka tetapi momen untuk saling berbagi dan berbelarasa dengan sesama yang sakit dan menderita.
“ Pelayanan kesehatan ini bersifat inklusif karena yang dilayani bukan hanya orang Katolik melainkan juga saudara-saudari yang beragama Islam,” ungkap Suster Ermelinda.
Sebelum kegiatan baksos diawali dengan doa dan berkat dari bapa uskup. Sementara itu, pasien pertama yang diperiksa oleh tim medis adalah bapa uskup sendiri sekaligus sebagai symbol kesatuan hubungan yang erat dengan seluruh umat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Adapun tenaga medis dalam kegiatan baksos ini terdiri dari tim medis dari rumah sakit St. Yosef, TNI AL, PKM Terang, Yayasan Kita Juga dan Paroki Lando. Para tim medis datang dari tempat kerja yang berbeda-beda.
Vikjen Keuskupan Labuan Bajo, Romo Richardus Manggu mengapresiasi kegiatan ini yang melibatkan banyak pihak, baik internal maupun eksternal Gereja. Ia berharap, semangat sinodal selalu mewarnai seluruh karya pastoral di keuskupan ini.
” Kekuatan kita dalam membangun keuskupan muda ini adalah semangat jalan bersama. Maka, implementasi program tahun pastoral tata kelola partisipatif dan gerakan yubileum 2025 mesti dikemas dalam nuansa kebersamaan sesuai dengan konteks dan kebutuhan konkret umat,” pinta dia.
Dalam perayaan HOSS ke-33 ini juga diwarnai dengan launching tahun pastoral tata kelola partisipatif dan tahun yubileum 2025 tingkat Paroki Hati Kudus Yesus Lando. Paroki Lando berkomitmen berjalan bersama uskup dalam mewujudkan gereja Keuskupan Labuan Bajo yang sinodal, solid dan solider serta setia menghadirkan wajah Kristus yang penuh belas kasih dan membebaskan bagi mereka yang kecil, menderita dan terpinggirkan yang merupakan salah satu rekomendasi sidang pastoral post-Natal Keuskupan Labuan Bajo beberapa waktu lalu.
Hari Orang Sakit Seduni sebagai kesempatan untuk menunjukkan perhatian, kepedulian dan solidaritas terhadap sesama yang sakit dan menderita. Hal ini bukan sekadar ungkapan kasih dan belarasa manusiawi tetapi terutama merupakan tanda nyata kehadiran Kristus yang menyembuhkan dan menyelamatkan. [vin/fgc]