BUMI MANUSIA

Proyek Geothermal Wae Sano, Meretas Isolasi Wilayah Sano Nggoang

FLORESGENUINE.com– Desa Wae Sano, dalam bilangan Kecamatan  Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  beberapa tahun belakangan ini menjadi pusat perhatian banyak orang.

Desa yang terletak dibagian Selatan Kecamatan Sano Nggoang masuk kategori desa tertinggal, terpencil dan terisolir atau 3T. Akses jalan menuju ke wilayah ini masih cukup memprihatinkan. Padahal, kawasan Wae Sano memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Danau Sano Nggoang merupakan salahsatu asset potensial, baik untuk pengembangan pariwisata maupun ekonomi. Danau ini merupakan danau vulkanik terbesar di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Danau yang terletak di ketinggian sekitar 757 meter di atas permukaan laut (dpl) mempunyai luas mencapai 513 hektar dengan kedalaman sekitar 600 meter.

Berdasarkan data penelitian, di danau ini merupakan habitat beberapa jenis burung endemik Flores seperti gagak (corvus floresis), itik gunung (anas superciliosa), itik benjut ( anas gibberinfrons), tesia timor (tesia everetti), kipasan flores (ripidura  diluta), cakak tunggir putih (caridnax fulgidus) dan lainnya.

Desa Wae Sano terdiri atas tujuh dusun dan enam anak kampung. Berdasarkan data, pendukung wae Sano pada tahun 2019 berjumlah 1.267 jiwa atau 285 kepala keluarga (KK). Terdiri dari laki-laki sebanyak 617 dan perempuan 650 jiwa. Jumlah ini meningkat 33 jiwa hanya dalam satu dekade terakhir  di mana data 2007 jumlah penduduk sebanyak 1.234 jiwa. Penduduk Wae Sano menetap di beberapa anak kampung seperti Ndasak, Wakar, Nunang, Lempe dan Ta’al.

Beberapa infrastruktur publik telah dibangun antara lain SMPN 6 Sano Nggoang, SDK Nunang, SDK Dasak, SDI Sano Nggoang, Pustu Nunang, Gereja St. Mikael Nunang, Masjid Ta’al dan Kantor Desa Wae Sano, listrik dan air minum.

Pada umumnya, penduduk Wae Sano bermatapencarian sebagai petani dan peternak. Kawasan Wae Sano memiliki beberapa komoditas unggulan seperti padi, kopi, cengkeh, coklat, vanili, kelapa dan pisang. Sebagian penduduk memelihara ternak besar atau kecil.

BACA JUGA:  Panas Bumi Atadei : Kebutuhan Listrik dan Kurangi Dampak Pemanasan Global

Di wilayah ini pula terdapat puluhan sumber mata air yang tersebar di beberapa anak kampung. Pada musim kemarau, debit air biasanya menurun bahkan beberapa diantarnya menjadi kering.

Masyarakat Wae Sano memiliki budaya dan adat istiadat yang masih terpelihara dengan baik. Maklum, segala hal yang berbau modernisasi belum banyak mempengaruhi kehidupan sosial masyarakatnya.

Hal ini dapat ditemukan dari awetnya struktur adat berikut ritus-ritus adat yang dijalankan serta filosofi hidup yang menjadi perekat dalam keseharian hidup mereka. Tua golo adalah pemimpin tertinggi pemerintahan golo/beo. Selain tua golo, ada pula tua batu, suku dan tua-tua adat yang memiliki perannya masing-masing untuk mengatur dan menata kehidupan masyarakat adat di kampungnya.

BACA JUGA:  Pesona Danau Tri Warna Kelimutu, Keajaiban Dunia di Tenggara Nusa Flores

Beberapa etnis atau suku tercatat mendiami kampung- kampung di wilayah ini antara lain Suku Lako dan Suku Dese. Dinamika kehidupan keseharian warga Wae Sano cukup rukun, harmonis dan damai meskipun berasal dari beragam latarbelakang suku, agama dan pandangan ideologi politik.

Sumber air tawar cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, menyiram tanaman vegetatif dan fauna serta untuk menghidupi sekitar 1.845 ternak milik warga, baik ternak besar maupun kecil.

Selain Desa Wae Sano, di seputaran danau terdapat dua desa lainnya yakni Desa Sano Nggoang dan Desa Pulau Nuncung. Dua desa ini berbatasan langsung dengan Desa Wae Sano. Namun, kondisi infrastruktur public terutama jalan raya masih sangat buruk.

Danau Sano Nggoang merupakan salah satu aset di wilayah ini. (Foto : Kornelis Rahalaka/Floresgenuine)

Dampak Positif Proyek Geothermal

Meskipun rencana pengembangan proyek geothermal masih mendapat penolakan dari sekelompok warga Wae Sano, namun jika proyek geothermal jadi dikembangkan maka akan berdampak positif bagi warga masyarakat setempat. Masyarakat Desa Wae Sano akan menikmati langsung manfaat geothermal juga ribuan masyarakat di desa lain bahkan masyarakat Manggarai Barat pada umumnya.

Dampak langsung  yang akan dinikmati oleh masyarakat yakni energi listrik, infrastruktur jalan, air minum bersih, telekomunikasi, fasilitas publik lainnya seperti pendidikan, kesehatan, UMKM dan masih banyak manfaat langsung pun tidak langsung yang akan diterima oleh masyarakat.

Kehadiran proyek geothermal juga akan membuka akses isolasi wilayah. Beberapa ruas jalan akan segera dibangun antara lain jalur jalan dari Wae Lolos ke Lempe dan Nunang sepanjang 23 km dan jalan lingkar danau Sano Nggoang. Pemerintah Indonesia telah menganggarkan dana puluhan miliar yang bersumber dari APBN, dana pinjaman dan APBD Mabar untuk membangun jalan.

BACA JUGA:  Pasar Tradisional dengan Sistem Barter, Medium Perjumpaan dan Ikatan Kekerabatan di Era Modern

Kehadiran oroyek geothermal tentu memberikan akses terhadap energi yang terjangkau dan bersih sebagaimana tujuan pembangunan berkelanjutan. Proyek ini telah melalui kajian yang mendalam. Seluruh dampak negatif terkait ekonomi, sosial, budaya serta keselamatan penduduk telah dianalisis dengan cermat. Serangkaian langkah-langkah antisipatif dan mitigasi telah pula direncanakan untuk memastikan bahwa ruang hidup masyarakat setempat tidak terganggu.

Proyek geothermal tenyu juga akan memaksimalkan dampak positif dari kegiatan ini seperti membuka kesempatan kerja bagi warga masyarakat dan usaha bagi penduduk sekitar proyek. Lahan-lahan masyarakat yang akan dimanfaatkan juga akan didata, disertifikasi dan disewa-pakai untuk jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan-kesepakatan yang akan dibuat secara bersama.

Demikian pula secara kultural dan sosial, kehadiran energi panas bumi akan memperkuat kohesivitas masyarakat. Ketersediaan listrik dan fasilitas publik lainnya seperti jalan, air bersih dan telekomunikasi tentu saja dapat mendorong ekonomi masyarakat Wae Sano khususnya dan Sano Nggoang pada umumnya menjadi lebih maju dan mandiri. [kis/fg]

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button